Ketua PWM Jatim: Jangan Sampai Ideologi Muhammadiyah Bergeser, liputan Kontributor PWMU.CO Surabaya Tanti Puspitorini
PWMU.CO – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Dr dr Sukadiono MM mengingatkan pentingnya peneguhan ideologi bagi kader Muhammadiyah di manapun berada.
“Peneguhan ideologi adalah hal sangat penting disampaikan dalam momen seperti Baitul Arqam, momen pengaderan Muhammadiyah,” kata Suko, sapaan akrabnya.
Hal ini disampaikan pada sambutan dalam acara Baitul Arqam Guru, Tenaga Pendidikan, AMM dan PRM se-Cabang Muhammadiyah Ngagel Kota Surabaya di Mas Mansyur Hall, lantai 6 SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda) Tower Surabaya, Sabtu (8/4/2023).
Menurut Rektor UMSurabaya ini, tema peneguhan ideologi dan peningkatan profesionalisme masih sangat relevan untuk disampaikan pada moment ini.
“Ideologi Muhammadiyah harus terus diasah untuk menghindarkan 3 hal yang masih kita jumpai ketika kita berkerja di Amal usaha Muhammadiyah,”paparnya.
Pria kelahiran tahun 1968 ini menjelaskan hal pertama yang saat ini masih terjadi di AUM banyak guru dan dosen yang ragu dengan kebenaran ideologi Muhammadiyah.
“Meskipun bekerja di Persyarikatan tetapi tidak mengikuti aturan yang ditetapkan dalam ideologi Muhammadiyah. Yang seperti ini, Komitmen seseorang akan sangat mengkhawatirkan,” imbuhnya.
Lebih lanjut Bendahara PWM Jatim tahun 2015 – 2022 ini menjelaskan hal yang kedua adalah terjadinya pergeseran Ideologi bermuhammadiyah. Pergeseran ini terjadi karena ada orang Muhammadiyah yang tertarik dengan ideologi lain seperti HTI, Salafi atau organisasi lain.
Ia mencontohkan ada yang menjadi pegawai Muhammadiyah tetapi memakai celana cingkrang.
Muhammadiyah Kritis
Suko menjelaskan sifat Muhammadiyah adalah kritis, kooperatif, dan tidak suka demo di jalan. Termasuk cara peribadatan pada saat sujud, mana yang didahulukan tangan atau lutut? Masih ada yang mendahulukan tangan. Tidak sesuai dengan tuntutan.
“Terkait dengan penentuan 1 Ramadhan, 1 Syawal sudah ditetapkan oleh PP Muhammadiyah, tetapi jika ideologi Muhammadiyah sudah bergeser, maka tidak akan mengikuti,” Catania.
Ketiga adalah adanya pembangkangan Ideologi Muhammadiyah. “Bekerja di amal usaha Muhammadiyah tetapi di luar menjelek-jelekan Muhammadiyah. Kalau sudah terjadi pembangkangan maka jangan beharap komitmen dan loyalitas baik,” tegasnya.
Direktur Akademi Keperawatan UMSurabaya tahun 2001 ini menjelaskan ideologi Muhammadiyah harus selalu diteguhkan. Sama halnya dengan iman yang naik turun, jadi sangatlah penting jika ada kegiatan pengkaderan disampaikan.
Sebagai kader Muhammadiyah, apalagi bekerja di AUM harus memahami komitmen. Setidaknya ada tiga komitmen sebagai pegawai AUM. Pertama yaitu komitmen Islam, kedua komitmen Muhammadiyah, dan yang terakhir adalah mengembangkan AUM menjadi lebih maju secara profesional.
Komitmen Islam
Suko menyampaikan komitmen Islam yaitu melaksanakan kewajiban sebagai seorang Muslim sesuai al-Quran dan sunnah.
“Komitmen Muhammadiyah yaitu mengikuti semua regulasi yang ditetapkan. Misalnya sudah ada maklumat dari PP terkait penetapan 1 Ramadhan, 1 Syawal, maka ya harus diikuti. Jangan malah mengikuti yang ditetapkan salafi dengan rukyat. Penentuan seperti itu kan bisa dengan ilmu hisab.”
Terakhir adalah komitmen mengembangkan AUM di manapun berada. Sebagai pegawai AUM harus berpikir bagaimana mengembangkan dan memajukan.
“Jangan rutinitas saja hanya datang pukul 7 pulang pukul 2 tanpa memikirkan AUM lebih berkembang dan maju.”
Dia menuturkan jika pegawai AUM harus totalitas waktu, waktu tidak menjadi ukuran dalam bekerja, tidak menghitung waktu dalam mengerjakan amanah pekerjaan dan mengerjakan dengan ikhlas.
Curahkan tenaga kita, waktu kita, bahkan nyawa kita untuk bermuhammadiyah Lillahi ta’ala. Keberkahan bermuhammadiyah akan bisa tercapai ketika kita bekerja dengan ikhlas dan profesional.
Dia menegaskan agar ideologi selalu diasah, jangan sampai rapuh, bergeser dan terjadi pembangkangan.
Selain itu harus dilakukan evaluasi terkait bekerja profesional di AUM.
Setelah usai memberikan sambutan, Suko membuka kegiatan Baitul Arqam yang akan digelar selama dua hari yaitu 8-9 April 2023
Kegiatan Baitul Arqam ini merupakan kegiatan tahunan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Ngagel, diikuti 470 peserta dari guru tenaga kependidikan dari SD Muhammadiyah 4, SD Muhammadiyah 16 Kreatif, SMP Muhammadiyah 5 dan SMA Muhammadiyah 2 Surabaya, AMM dan PRM se-cabang Muhammadiyah Ngagel Kota Surabaya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Muhammad Nurfatoni.