Definisi Berkah dalam Buka Puasa Bersama PCIM dan PCIA Malaysia; Liputan Liputan Mundlirin Mukhtar dari Kuala Lumpur.
PWMU.CO – Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) dan Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiyah (PCIA) Malaysia mengadakan acara Buka Puasa Bersama di Rumah Dakwah Jalan Gombak Kuala Lumpur.
Acara yang di gelar pada Ahad (9/4/2023) itu dihadiri warga PRIM dan PRIA se-Malaysia. Dengan menghadirkan Prof Irwandi Jaswir—penerima penghargaan internasional Raja Faisal untuk pelayanan Islam tahun 2018—sebagai penceramah.
Dalam ceramahnya Penasihat PCIM Malaysia itu mengajak jamaah merenung pada diri masing-masing, apakah 18 hari puasa yang sudah dijalankan sudah memenuhi target. Sebab setiap orang pasti mempunyai strategi untuk meningkatkan kualitas beribadah pada bulan suci Ramadan ini.
Irwandi yang juga pernah menjadi wartawan olah raga itu menjelaskan, puasa ibarat perlombaan balap sepeda. Di mana pada sisa waktu menuju garis finish inilah saatnya untuk berpacu meraih keberhasilan.
“Begitu juga dengan puasa kita yang tinggal 12 hari ini, mari kita tingkatkan kualitas ibadah kita, sehingga kita benar-benar berhasil memenuhi target atau harapan Allah SWT, yaitu menjadi orang yang bertakwa. Sebagaimana firman-Nya dalam surah al-Baqarah ayat 183: “Hai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Bertakwa, sambung dia, berkaitan dengan halal dan haram yakni menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT. “Mudah-mudahan selepas Ramadhan kita bisa mendapat target ketakwaan kita,” harapnya.
Definisi Berkah
Dia menjelaskan, bulan suci Ramadhan merupakan kesempatan yang baik untuk mencari keberkahan hidup kita. Definisi berkah itu menurut Irwandi: tumbuh dan berkembang, berkelanjutan dan stabil.
“Artinya, rezeki, waktu, atau apa pun yang kita lakukan itu terus tumbuh dan berkembang dari masa ke masaa,” katanya.
Sebagai contoh, Prof Irwandi melanjutkan, Imam Nawawi dan lmam Bukhari. “Kita tahu beliau-beliau ini adalah ahli hadits. Dan sampai saat ini legacy atau peninggalannya itu terus bermanfaat dan berkembang. Itulah tanda -anda keberkahan,” katanya.
“Intinya, setiap yang kita lakukan, hendaklah dilakukan dengan niat yang benar agar bernilai sebagai ibadah,” imbuhnya.
Di samping itu, lanjutnya, kita mesti selalu merasa bersyukur. Apa yang kita dapat, kita syukuri. Kita juga harus senantiasa merasa takut kepada Allah dalam situasi apa saja.
“Kita hendaknya selalu bersedekah, ingat Allah dan beristighfar. Dengan itu semua, insya Allah kita bisa mencapai target ketakwaan kita dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT,” pesannya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni