Kajian Ramadhan PCM Sumbersari Bahas Kepribadian Muhammadiyah, Liputan Kontributor PWMU.CO Jember Muhammad Fajar Al Amin
PWMU.CO – Kepribadian Muhammadiyah adalah rumusan yang menggambarkan hakikat Muhammadiyah serta apa yang menjadi dasar dan pedoman amal usaha Muhammadiyah dan perjuangan Muhammadiyah, serta sifat-sifat yang dimilikinya.
Hal tersebut disampaikan dalam presentasi Ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jember periode 2015-2022, H Heny Siswondo SPd MPd.
Dia menyampaikan dalam acara Kajian Ramadhan yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sumbersari di Auditorium SD Muhammadiyah 1 (Mudisa), Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu (8/4/2023).
Acara dihadiri guru dan karyawan dari empat amal usaha Muhammadiyah PCM Sumbersari, yaitu TK Aisyiyah II, TK Aisyiyah III, TK Yasmin, dan SD Mudisa.
Selain menjelaskan pengertiannya, Heny juga menyampaikan fungsi Kepribadian Muhammadiyah, “Yaitu sebagai landasan, pedoman, dan pegangan bagi gerak Muhammadiyah menuju cita-cita terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.”
Dia lalu menjelaskan matan atau kandungan Kepribadian Muhammadiyah yang terdiri empat pokok bagian. Yaitu Apakah Muhammadiyah Itu?”; Dasar Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah; Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah, dan Sifat Muhammadiyah.
Apakah Muhammadiyah Itu?
Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, 8 Dzulhijjah 1330 Hijriah atau 18 November 1912 Masehi oleh Muhammad Darwis alias Kiai Haji Ahmad Dahlan, yang awalnya untuk mewadahi sekolah Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah yang didirikannya pada 1 Desember 1911.
“Jadi jangan sampai kita lupa dan bosan sebagai warga Muhammadiyah, materi ini perlu kita ingat-ingat,”ujarnya pada para peserta.
Muhammadiyah itu adalah pengikut Nabi Muhammad yang ingin menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
“Karena itu Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi mungkar dan tajdid bersumber pada al-Quran dan as-Sunnah,” lanjut Heny.
Dasar Amal Usaha Muhammadiyah
Dasar itu tersimpul di Mukkadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah yaitu :
- Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah dan taat kepada Allah.
- Hidup manusia bermasyarakat.
- Mematuhi ajaran agama Islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat.
- Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ihsan kepada kemanusiaan.
- Ittiba’ (mengikuti) kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW.
- Melancarkan amal usaha dan peruangan dengan ketertiban organisasi
Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah
Heny Siswondo menjelaskan pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah: “Yaitu dengan berpegang teguh pada ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak dan membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridhai Allah SWT.”
Sifat Muhammadiyah
Sifat-sifat tersebut adalah:
- Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.
- Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah islamiah.
- Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam
- Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.
- Mengindahkan segala hukum, undang-undangan, peraturan, serta dasar dan falsafah negara yang sah.
- Amar makruf nahi mungkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik.
- Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan, sesuai dengan ajaran Islam.
- Kerja sama dengan semua golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya
- Membantu pemerintah serta bekerja sama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT.
- Bersifat adil serta korektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana.
Di akhir penjelasan Heny berpesan agar Kepribadian Muhammadiyah ini dijadikan dasar untuk menjadi Muhammadiyah. “Inilah Kepribadian Muhammadiyah, dipun raos nggih (tolong dibaca ya) dan dipahami bagaimana bermuhammadiyah itu dalam diri kita masing-masing,” pesannya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni