Undang Damkar, SD Mudipat Simulasi Pemadaman Kebakaran; Liputan Anang Pujimanto
PWMU.CO – SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Surabaya bekerja sama dengan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya mengadakan simulasi pemadaman kebakaran di halaman Gedung A ,Senin (10/4/2023).
Satu unit mobil pemadam beserta lima orang pasukan pemadam kebakaran (damkar) dan satu orang komandan pasukan didatangkan dalam kegiatan ini.
Progrma ini diikuti siswa kelas IV, petugas keamanan sekolah atau satpam, petugas kebersihan sekolah atau OB (office boy), dan beberapa guru karyawan lainnya.
Sambutan Kepala SD Mudipat Surabaya Edy Susanto mengawali acara. Dia menyampaikan, kebakaran merupakan salah satu ancaman yang berbahaya yang dapat mengakibatkan korban jiwa Jika tidak dilakukan upaya-upaya yang tepat dalam mencegah kebakaran. Hal inilah yang menjadi dasar dilaksanakan simulasipemadakam kebakaran.
“Ketika akan pergi meninggalkan rumah, misalnya mudik, peralatan listrik atau elektronik, kompor, dan peralatan lainnya yang berpotensi menyebabkan kebakaran harus dicek dulu serta dipastikan harus dalam kondisi aman,” terangnya.
Komandan Pasukan Pemadam Kebakaran Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya Ahmad Rizal menjelaskan macam-macam alat pemadam kebakaran. “Ini namanya nozzle. Nozzle itu ada dua macam yaitu nozzle jet dan nozzle kombinasi, ini selang, ini konektor,” jelasnya sambil menunjuk benda-benda tersebut..
“Selain alat-alat pemadam kebakaran, pasukan pemadam kebakaran wajib memakai beberapa peralatan pelindung diri atau safety,” katanya.
Pasukan pemadam kebakaran, lanjutnya, ketika akan memadamkan kebakaran wajib memakai beberapa peralatan untuk melindungi diri dari panas atau api. Seperti baju tahan panas, sepatu tahan panas, helm anti panas, dan sarung tahan panas.
Dia menjelaskan api merupakan salah satu bentuk reaksi kimia. “Api terbentuk karena adanya reaksi kimia dari tiga unsur yaitu udara, panas, dan bahan bakar. Jika salah satu dari ketiga unsur tadi diputus maka api akan padam,” ungkapnya.
Itulah, sambung dia, mengapa ketika ada kebakaran skala kecil, ketika ditutup menggunakan karung basah api akan padam, karena ada unsur-unsur tadi yang diputus.
Pada kesempatan ini, satpam dan OB sekolah dilatih cara-cara pemadaman api. Mmulai dengan peralatan sederhana terdekat, seperti karung basah hingga penggunaan tabung pemadam api atau APAR (alat pemadam api ringan).
Salah satunya adalah Sutadi. Koordinator satpam itu berkesempatan mempraktikkan memadamkan api dengan karung basah.
“Ketika akan maju melangkahkan kaki hendak menutup kobaran api dalam tong dengan karung basah, tangan saya terasa bergetar, grogi, tetapi saya lawan rasa itu. Akhirnya berhasil. Api langsung padam setelah saya tutup dengan karung basah,” ungkapnya.
Tidak ketinggalan, beberapa siswa juga diberi kesempatan untuk mencoba memadamkan api dengan APAR. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni