PWMU.CO– PRM Sambungrejo Sidoarjo menggelar Kajian Ramadhan dan Buka Bareng di Masjid al-Kautsar Sukodono, Ahad (9/4/2023).
Acara kajian mengundang Ketua PDM Sidoarjo Prof Dr Ahmad Dzo’ul Milal. Hadir jamaah Muhammadiyah bersama Ketua PCM Sukodono Sumino, sesepuh Masrukhan, dan anggota PRA Sambungrejo.
Ketua PDM Sidoarjo Prof Dzo’ul Milal menjelaskan, awal pertama menjabat PDM dia sudah kunjungan ke PCM Sepanjang. Sekarang ke Sukodono. Dia bangga terhadap panitia dan warga yang tepat waktu dalam kegiatan ini.
”Bumikan tepat waktu, penghargaan waktu yang Allah sampaikan dalam surat Wal Ashri,” kata dosen Bahasa Inggris Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya ini.
Acara buka bersama PRM Sambungrejo dan PRA, kata dia, merupakan langkah awal yang sangat bagus di bulan yang suci ini.
Kemudian dia menjelaskan tujuan penciptaan manusia untuk beribadah. Mengutip surat az- Zariyat ayat 56 yang berbunyi wama kholaqtul jinna wal insa illa liya’ budun artinya tidaklah Allah menciptakan manusia dan jin hanya untuk beribadah padaNya.
Dalam beribadah, manusia mengerjakan kebaikan sekecil apapun mendapat balasan Allah. Faman ya’mal mistqaala dzarratin khairan yarrah. (Al-Zalzalah: 7) Artinya, barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarah, Allah akan diperlihatkan.
”Tidurpun harus bernilai ibadah di saat berpuasa, jika berdoa sebelum tidur. Hidup secara totalitas dalam islami diniatkan untuk Allah dan puasa adalah ibadah 24 jam,” ujarnya.
Dikatakan, potensi riya ada pada ibadah yang lain, sedangkan puasa tidak ada yang tahu. Tiada riya dalam berpuasa karena hanya Allah dan yang melaksanakan yang tahu.
”Nilai puasa ada nilai pengendalian diri. Dendam iri dengki dipupus. Kendalikan diri yang utama. Sebagai contoh seorang laki-laki suka pada wanita. Jika ada pengendalian diri, semua bisa tertata,” katanya.
Kalau pengendalian dirinya jelek maka rusaklah dunia. Allah mewajibjkan manusia berpuasa untuk pengendalian diri. Nafsu jasmaninya ditekan dan nafsu rohaninya ditingkatkan. Hidup dari Allah dan untuk Allah. Dari materi menuju spiritual.
”Masuk Islam secara kaffah, bukan hanya saat puasa. Lanjutkan sikap dan tingkah laku yang baik ini setelah puasa,” ujarnya.
Dia mengibaratkan kehidupan itu seperti HP. Ada chasing, ada isi. ”Yang penting isinya, bisa untuk berkomunikasi. Merk tidaklah terlalu penting,” tandasnya. ”Melalui puasa, kita diingatkan, dunia adalah chasing, maka isinya adalah akhirat kelak.”
Penulis Dian R. Agustina Editor Sugeng Purwanto