PWMU.CO– Keunikan Quran ditemukan lagi. Kali ini soal laut dan darat. Ini diungkapkan oleh Weis Adnani Kurniawan ST MMP dalam pengajian virtual Matahari Pagi Ramadhan (Mapara) oleh IRo Society, Sabtu (8/4/2023).
Ustadz Weis mengungkap persentase kata laut dan darat yang disebut dalam al-Quran. Ada 32 ayat yang menyebut kata laut, الْبَحْر, al-bahr, bahrun. Sedang kata darat, الْبَرّ, al-barru, barrun, sebanyak 13 ayat.
Jika angka itu dijumlahkan menjadi 45 ayat. Diperoleh angka kata laut, الْبَحْ, 71, 11 persen dari 45. Sedang kata darat, الْبَرّ, sebanyak 28, 22 persen dari 45.
Ternyata data ini sesuai dengan hitungan sains. Bumi ini 71, 11 persen berupa lautan dan 28,22 persen berupa daratan. ”Masyaallah,” ujarnya menjelaskan keunikan Quran ini.
Kemudian dia menyampaikan, lautan yang dalam sebagai sumber energi berdasarkan an-Nur : 40 yang berbunyi: Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya ( lagi )awan, gelap, gelap gulita yang bertindih-tindih apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, dan barang siapa diberi cahaya ( petujuk ) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun.
Dari ayat di atas, cahaya matahari, lanjutnya, hanya dapat menembus air laut hingga kedalaman 250 meter, selebihnya gelap. Hal ini diberitakan al-Quran sebelum ada teknologi tinggi yang memungkinkan manusia melihat rahasia di kedalaman lautan.
Sarana Rezeki
Ustadz Weis menerangkan pula, lautan sebagai karunia transportasi merujuk pada al-Jatsiyah : 12 yang berbunyi: Allah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar seizinNya dan supaya kamu mencari karuniaNya dan mudah-mudahan kamu bersyukur.
Allahjuga menundukkan kapal sebagaimana firmannya di ar-Rahman: 24. ‘Hanya Allah semata yang memiliki kekuasaan atas kapal-kapal yang berlayar di atas (laut).’
”Dari ayat ini Allah berkuasa di daratan dan di lautan, dan mampu membolak-balik keadaan manusia,” kata aktivis pandu Hizbul Wathan ini.
Lautan mengandung rezeki berlimpah, lanjutnya. Sebagaimana ditunjukkan dalam an- Nahl ayat 14. Dialah yang menundukkan lautan ( untukmu) agar kamu dapat memakan daging yang segar (ikan) darinya dan dari (lautan ini kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu juga dapat melihat perahu yang berlayar padanya agar kamu mencari sebagian karuniaNya, dan agar kamu bersyukur.
Berkenaan dengan ayat di atas, dia menerangkan, daging yang lembut dan segar (lahman thoriyan) dapat langsung dimakan atau diolah lebih lanjut menjadi berbagai macam bahan makanan.
”Daging ikan ini mengandung banyak zat yang bermanfaat bagi tubuh manusia seperti vitamin dan mineral. Ayat ini juga memerintahkan untuk mencari keuntungan dari karunia-Nya,” jelasnya.
Di laut juga terdapat kerang yang menghasilkan mutiara yang sangat indah. ”Ada juga red coral diolah menjadi marjan, permata merah dari lautan. Terdapat juga karang yang indah,” jelas Ustadz Weis, pendekar madya Tapak Suci ini.
Penulis Hilman Sueb Editor Sugeng Purwanto