Islam Berkemajuan Menurut Muhammadiyah, liputan kontributor PWMU.CO Jember Wulidatul Aminah
PWMU.CO – Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sumbersari bekerja sama dengan SD Muhammadiyah 1 (SD Mudisa) Jember menggelar Kajian Ramadhan, Sabtu (8/4/23).
Kegiatan yang bertempat di Aula SD Mudisa ini mendatangkan pemateri Dr Rusydi Baya’qub MPdI dengan tema Risalah Islam Berkemajuan.
Sebelum mengawali kajian, Rusydi mengajak peserta untuk nonton dua video. Setelah itu, dia bertanya kepada peserta, “Apa pesan yang bisa kita ambil dari video tersebut?” tanyanya.
Jawaban peserta bermacam-macam. Mulai dari mendakwahkan Islam dengan akhlak, respect, dan ada yang menjawab, di manapun tempatnya, kita harus saling menghormati dan menghargai.
“Terima kasih atas semua jawabannya yang disampaikan,” ucapnya kepada peserta.
“Berkemajuan itu apa sih? Apakah seperti negara Singapura yang maju negaranya dan masyarakatnya?” tanya Dosen Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) ini.
Islam Berkemajuan
Dia menjelaskan, klaim negara berkemajuan, tidak hanya dilihat dari satu sisi saja. Berkemajuan bisa dilihat dari perspektif iptek dan imtak.
“Di Muhammadiyah juga merumuskan ciri-ciri berkemajuan. Adapun ciri-ciri Islam berkemajuan ada lima. Pertama, berlandaskan pada tauhid,” ujarnya.
Tauhid merupakan meyakini Allah yang satu berhak disembah, yang Esa. Untuk itu apa-apa yang diturunkan, maka kita harus ikut, agar kita termasuk umat yang berkemajuan.
“Maka, apa yang Allah turunkan dan harus kita ikuti?” tanyanya kembali.
“Al-Quran,” jawab anggota Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sumbersari ini.
Ciri Islam Berkemajuan kedua, lanjutnya, bersumber pada al-Quran dan as-Sunnah. Apa-apa yang bisa dijelaskan dengan ilmiah dengan pendekatan al-Quran.
Maka, lanjutnya, jika kita bersungguh-sungguh mengikuti apa-apa yang diturunkan oleh Allah SWT, maka itu yang dimaksud berkemajuan.
Ketiga, menghidupkan ijtihad dan tajdid. Setelah bersumber pada al-Quran kemudian Hadits, sambungnya, maka sumber selanjutnya, yakni ijtihad. Dasar ijtihad, ketika apa-apa tidak kita temui dalam al-Quran dan Hadits sebagai sumber, maka kita diperbolehkan melakukan ijtihad.
“Maka, selama kita konsisten mengikuti apa-apa yang diturunkan Allah SWT dan dituntunkan Rasulullah SAW, itu yang dinamakan berkemajuan,” jelasnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.