Sejarah Klinik Pratama Rawat Inap Karangasem: Dulu 3 Karyawan Kini 33; Liputan Slamet Hariadi.
PWMU.CO – Klinik Pratama Rawat Inap Karangasem Paciran adalah amal usaha kesehatan di bawah naungan Pondok Pesantren (Ponpes) Karangasem Paciran.
Awal pendirian klinik ini, atas ide KH Abdurrahman Syamsuri sang pengasuh ponpes. Dia Ketua Pimpinan Daerah (PDM) Muhammadiyah Lamongan dua periode yaitu 1978-1986 dan 1986-1990. Yai Man, sapaannya, merupakan ulama karismatik yang sangat disegani. Santrinya tersebar di seluruh pelosok Indonesia dan memegang peran penting dalam dakwah di Persyarikatan.
Klinik ini berada di Jalan Raya Deandles Nomer 170 Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Paciran adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lamongan, Provinsi awa Timur. Nama Paciran berasal dari bahasa Jawa cicir yang berarti jatuh. Paciran bisa dikatakan sentra pariwisata dari Kabupaten Lamongan, karena di daerah ini terdapat banyak objek pariwisata.
Batas wilayah kecamatan Paciran yaitu sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Solokuro, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Brondong.
Sejarah Pendirian Klinik
Klinik Pratama Rawat Inap Karangasem Paciran dulu bernama Klinik PKU Karangasem yang didirikan pada tanggal 10 November 1983. Niat awal pendirian klinik dikhususkan untuk melayani kesehatan santri Ponpes Karangasem, dengan tujuan memberikan pelayanan kesehatan yang islami.
Seiring berjalannya waktu klinik mendapatkan respon positif dari masyarakat Paciran, sehingga mereka menginginkan klinik bisa memberikan layanan kesehatan yang meluas untuk umum.
Dokter Rosidi—Direktur Rumah Sakit KH Abdurrahman Syamsuri Paciran—menuturkan, pada awal perjalanan Klinik PKU Karangasem mengalami kesulitan dalam pengelolaan, terutama minimnya karyawan serta tidak adanya dokter jaga.
“Kadang tiga bulan ada dokter, lalu empat bulan dokter kosong. Pernah juga delapan bulan tidak ada dokternya, sehingga klinik itu timbul-tenggelam,” ujarnya saat di temui di ruang kerjanya di lantai tiga Senin (20/3/23).
Dia menceritakan, pada Juni tahun 1995 keluarga KH Abdurrahman Syamsuri yang bernama Aqib dari Desa Goah Paciran menemuinya untuk mengajak bergabung ke klinik agar bisa dikelola dengan baik.
“Pada waktu itu saya berjanji datang ke klinik untuk melihatnya dulu. Setelah saya datangi klinik tersebut, terlihat klinik yang berdebu tebal. Lalu dalam pikiran saya terbesit untuk komitmen tidak mencari kerja ke mana-mana, apalagi niat untuk menjadi pegawai negeri sipil,” cerita.
Waktu itu karyawan di klinik cuma bertiga. Dia yang dibantu perawat dan administrasi. “Kalau ada pasien yang butuh rawat inap ya langsung di infus, karena waktu itu regulasi pemerintah masih mudah tidak seketat sekarang cerita dia,” ungkapnya.
Omset Klinik Naik
Dokter Rosidi mengatakan, dengan bismillah niat yang ikhlas dilandasi pengabdian untuk membesarkan klinik, akhirnya diberikan kemudahan. “Klinik omsetnya naik terus. Tiap tahun merekrut karyawan dari awal yang tiga karyawan sampai pernah mencapai 48 karyawan,” jelas dia.
Bangunan klinik yang awalnya kecil lantai satu, bisa dibangun sampai tiga lantai dengan luas lahan 525 m2 dan gedung seluas 480 m2. Pengelolaan itu dilakukan dr Rosidi antara tahun 1995 sampai 2003.
Ketua Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Indonesia (PKFI) ini juga menceritakan dalam mengelola Klinik PKU Karangasem ini tidak berjalan mulus. Ada hambatan dari warga, berupa protes keberatan mengenai keberadaan limbah klinik dan pembangunan gedung yang dianggap mengganggu warga sekitar. Protes keras itu sempat di layangkan sampai tingkat provinsi dan DPR.
Untuk meredam gejolak dari warga, akhirnya dokter Rosidi mendatangi tiap Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) untuk meminta tanda tangan bahwa keberadaan klinik itu aman dan tidak mengganggu lingkungan warga.
Dari kejadian protes warga itu menjadikan dokter Rosidi justru termotivasi untuk meneruskan bangunan klinik sampai selesai. Dia berani juga mengambil langkah mengembangkan klinik PKU Karangasem menjadi rumah sakit.
Maka pada tahun 2011 Klinik PKU Karangasem membeli tanah seharga Rp 1,1 miliar untuk pengembangan menjadi Rumah Sakit Abdulrahman Syamsuri (RS ARSY).
“Dan bangunan terwujud tahun 2013,” katanya dr Rosidi. Dia sekarang menjabat sebagai Direktur RS ARSY, sedangkan Klinik PKU Karangasem yang dulu dipimpinnya sekarang dikepalai dr Abdul Latif Qoyum.
Rosidi mengatakan leader, kepemimpinan, itu diperlukan keberanian menggambil keputusan dengan cepet.
Perkembangan Klinik PKU Karangasem makin hari mengalami peningkatan. Ini dibuktikan dengan perkembangan sarana fisik, peralatan medis, serta penunjang medis. Dalam waktu lima tahun terakhir sarana fisik yang dibangun, antara lain laboratorium, UGD, ambulans.
Menurutnya, perkembangan yang cukup baik ini, tentu diperlukan upaya-upaya yang lebih komprehensif agar bisa dipertahankan dan dikembangkan lebih baik.
“Tugas pokok klinik adalah melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mengutamakan penyembuhan penderita dan pemulihan dari keadaan cacat badan dan jiwa, yang dilaksanakan secara terpadu dengan upaya peningkatan (promotif) dan pencegahan (preventif),” terangnya.
Dalam menjalankan fungsinya di bidang kesehatan, sambungnya, Klinik PKU Rawat Inap Karangasem harus menerapkan fungsi manajemen dengan sebaik-baiknya, karena di dalamnya terdapat SDI, program, sarana dan prasarana.
Visi dan Misi
Dokter Abdul Latif Qoyum menerangkan, visi Klinik Pratama Rawat Inap Karangasem adalah menjadi klinik yang islami dengan mutu pelayanan terbaik dan menjadi pilihan masyarakat.
Misi klinik yang pertama adalah sebagai sarana amal makruf nahi mungkar. Kedua untuk meningkatkan mutu pelayanan yang reability, tangible, renponsive, assuranceve dan empaty.
Motto klinik Karangasem Paciran adalah ‘Ihsan’ yakni akronim dari islami, harmonis, santun, akurat, dan nyaman.
“Tujuan menjadikan klinik sebagai pilihan dan rujukan terbaik di Lamongan kawasan pantura dengan upaya optimalisasi sumber daya manusia secara profesional sehingga tercipta kepuasan pasien. Mewujudkan klinik PKU Karangasem citra islami, baik sarana fisik, layanan maupun SDI-nya,” katanya.
Layanan Klinik Rawat Inap PKU Karangasem Paciran meliputi poli umum, rawat inap, KIA/ Kesehatan Ibu dan anak, KB, UGD, home care perawatan luka, laboratorium, farmasi, ambulans, elektrocardiigrafi (EKG), lonsul gizi.
Sumber daya insani (SDI) klinik, tenaga medis dan paramedis ada tiga dokter umum, satudokter gigi, sembilan perawat, dua bidan, dua analis kesehatan, satu apoteker, satu ahli gizi.
Sedangkan untuk tenaga non medis ada lima: administrasi kantor dan 9 tenaga lain-lain. Total ada 33 karyawan. (*)
Sejarah Klinik Pratama Rawat Inap Karangasem: Dari 3 Karyawan Kini 33; Editor Mohammad Nurfatoni