PAD Jadi Solusi Masalah Remaja Milenial bagi Orangtua, liputan kontributor PWMU.CO Trenggalek Rizka Ayu Fitrianingsih
PWMU.CO – Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek mengadakan Talk Show Pelajar, Senin (10/4/2023).
Ketua Panitia Maharani Puspitasari menjelaskan Talk Show Pelajar ini bertemakan Degradasi Moral Pelajar Milenial.
“Kegiatan ini dihadiri 40 pelajar yang diikuti pula oleh seluruh panitia dari IPM, pimpinan cabang sendiri,” katanya.
Dia menuturkan kegiatan talk show pelajar menampilkan tema yang menjadi pasar anak muda saat ini, berkaitan dengan moral pelajar milenial. Moral pelajar menjadi dasar dari perkembangan pelajar di usia remajanya.
Di mana, mereka mulai dipertemukan dengan polemik perihal sikap, hati, dan perasaan yang terkadang belum mampu dikontrol secara baik dan terarah, sesuai dengan perkembangan usianya.
Hal inilah, lanjutnya, jika tidak didampingi ataupun diarahkan oleh orang tua ataupun orang yang lebih dewasa, maka akan musnah. Hancurlah moral pelajar penerus bangsa penguat Agama selanjutnya.
Problem Pelajar Milenial
Di awal acara, moderator Talk Show Dinnar Masruna’im menyampaikan problem pelajar milenial saat ini yang menjadikan dirinya trend adalah hubungan antara lawan jenis, yang telah melewati batas seperti hubungan suami istri padahal tidak ada ikatan halal di dalamnya.
“Hubungan tersebut dikenal dengan Pacaran yang sudah dijadikan roal model bagi kalangan anak muda zaman sekarang. Tidak ada solusi terbaik bagi kedua insan dimuka bumi ini dalam perihal saling mencintai, selain dengan menikah.”
Maka, sambungnya, ketika belum siap untuk menikah untuk pelajar, yang dimana tugasnya adalah belajar dan belum memiliki bekal apapun secara ilmu pernikahan dan vinansial, maka hal yang dapat dilakukan adalah jangan habiskan waktumu untuk hal-hal yang tidak penting seperti pacaran.
“Tinggalkan dan gunakan waktumu untuk memberikan banyak-banyak kebermanfaatan pada orang sekitar. Gunakan waktumu secara produktif dan kerjakan hal-hal yang lebih bermanfaat,” ajaknya.
Penurunan Perilaku
Dalam materinya, Bripka Dedi Mahendra Sukma SH menyampaikan degadrasi sendiri memiliki pengertian penurunan, sedangkan moral adalah bagian dari perilaku atau akhlak yang dimiliki oleh setiap manusia.
“Jadi dapat kita tarik simpulan degradasi moral adalah penurunan dari perilaku atau akhlak yang ada dalam diri pelajar milenial saat ini.”
Mereka belum paham betul sebagai seorang pelajar milenial seharusnya memiliki perilaku yang baik dan beradab, bukan malah memperbanyak maksiat. Penyebab utama yang menjadikan turunnya moral bagi pelajar saat ini adalah, kurang adanya kecintaan dengan Sang Pemiliki hati dan cintanya pada Allah.
Pelajar yang kurang adanya pendekatan tersebut pada sang pemilik hati, akan mudah terlena untuk melakukan hal-hal yang negative. Diaakan degan mudah meninggalkan ibadahnya dan jauh dari Allah.
Hal ini akan membuat melakukan hal-hal yang sudah sangat jelas dilarang oleh agama Islam. Selain pacaran, dia akan mudah untuk melakukan hal lain yang merusak moralnya dari sedini mungkin, misalkan minum khamar, maupun narkoba.
Ada bahasa yang menarik dari kalangan anak muda atau pelajar saat ini, Allah saja ia tinggalkan, maka akan sangat mudah baginya untuk meninggalkanmu. Pacaran hanya akan menghabiskan banyak waktumu yang terbuang dengan sia-sia untuk hal yang tidak pasti.
Mengontrol Diri
Dedi Mahendra Sukma menyampaikan para pelajar saat ini sebetulnya sudah paham, bahwa pacaran itu sudah dilarang dan diharamkan dalam agama Islam. Namun karena tidak mampu mengontrol diri dan merasa dirinya suwung akhirnya hal yang sudah menjadi laranganpun tetap masih dilakukan.
“Larangan pacaran hanya menjadi bacaan sekilas saja bagi mereka yang belum sama sekali mengena pada hatinya secara utuh, bahwa hal demikian tidak boleh dilakukan.”
Mengenai permasalahan pelajar milenial saat ini, di mana dia membutuhkan penguatan yang dalam dari orang-orang dewasa. Maka pesan untuk orangtua dan orang yang lebih dewasa dalam menyelamatkan generasi pelajar saat ini adalah dengan menerapkan penguat bekal Perhatian, Assallam, Doa (PAD), bukan Putune Ahmad Dahlan.
Perhatian dan Doa
Dedi Mahendra Sukma menuturkan, pertama perhatian. Tingkatkan perhatian kepada anak. Kerja sama antara orangtua sangat dibutuhkan anak-anak atau pelajar yang usianya masih muda saat ini. Di mana anak membutuhkan diskusi, sharing, ngobrol bukan tekanan dan omelan dari orangtua.
Orangtua yang bijak bertanya tentang apa dan bagaimana kondisi anak, tanpa mengomeli secara berlebihan yang membuat mereka semakin jenuh bukan semakin nyaman.
“Jangan membuat anak tidak nyaman ketika di rumah, dan hanya mengunci diri dari keluarga dengan mencari pelampiasan dengan main HP ataupun pelampiasan di luar rumah dengan cara-cara yang tidak baik.”
Di sekolah guru juga perlu memperhatikan, dengan bertanya dari hati ke hati tentang bagaimana kondisi anak saat di rumah. Apakah ada permasalah yang dapat dibantu untuk menyelesaikan. Komunikasi adalah bentuk perhatian, kepedulian. Cara terbaik untuk saling mengikat rasa dan cinta yang saling terpaut.
Kedua, ajarani pelajar saat ini dengan mengucap salam. Mengapa hal ini memberikan pengaruh, karena ikatan saling menyapa akan membuat pelajar saat ini dapat menanamkan nilai-nilai moral adab yang baik, sikap yang terpuji.
Beberapa dapat kita temui dan kita lihat, pelajar di zaman sekarang sudah semakin tak karuan. Orangtua, orang yang dewasa di atas mereka dianggap seperti teman sendiri dengan bertutur kata yang tidak baik, berbicara kotor dan melakukan perlawanan-perlawanan yang tak beradab jika nasihati secara bijak.
Maka, tegasnya, tugas dari orangtua, guru, ataupun orang dewasa seperti kakak adalah terus menasihati, memberikan penguatan dengan mencontohkan hal-hal baik secara terus menerus kepada mereka, lillah, dengan niat, izin dan pertolongan Allah, untuk menyelamatkan moral para pelajar saat ini.
“Orang dewasa tidak perlu malu jika harus memberikan sapaan salam dan bertutur kata yang baik terlebih dahulu kepada mereka yang lebih muda yang masih dianggap sebagai anak-anak. KLarena hal demikian lambat laun akan menyadarkan mereka dengan catatan cara, arahan, nasihat dan contoh-contoh yang bijak.
Kekuatan Doa
Dedi Mahendra Sukma menuturkan ketiga adalah doa. Dia adalah hal yang paling penting di kehidupan dunia ini. Ingatkan orangtua, guru atapun pelajar sendiri untuk senangtiasa berdoa kepada Rabb-Nya.
“Karena dengan doalah yang nantinya mampu menyelamatkan generasi penerus. Dekati Allah sebelum mendekati makhluk-Nya. Libatkan Allah dari segala aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan, agar Allah memberikan keluasan yang nyata dalam hati dan langkah yang dikerjakan oleh umat manusia.
Doa adalah dialog terbaik antara kita umat manusia dengan Sang Pencipta Allah Ta’alla, yang mampu ditembus melalui jalur langit, menengadahkan kedua tangan dengan kesungguhan berdoa.
“InsyaAllah semoga Allah selalu melindungi umat-Nya yang betul-betul sungguh dalam berdoa, bukan hanya sesaat ketika butuh.” (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.