PWMU.CO – Puasa yang Berhasil dan yang Gagal, Naskah Khutbah Idul Fitri Inspiratif Tahun 1444/2023 oleh Ustadz Nur Cholis Huda, Penasihat Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 2022-2027
اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي جَعَلَ هَذَا الْيَوْمَ عِيْدًا لِعِبَادِهِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَخَتَمَ بِهِ شَهْرَ الصِّيَامِ لِلْمُخْلِصِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. فَيَاعِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
Allahu Akbar walillahilhamd
Allahu Maha Besar, Allah Maha Agung, hanya bagi-Nya segala puji dan sanjung
Hadirin kaum Muslimin yang berbahagia
Pagi ini adalah pagi yang indah, pagi yang penuh bahagia. Kaum Muslimin di seluruh penjuru dunia mengumandangkan takbir dan tahmid, mengagungkan dan memuji kebesaran Ilahi Rabbi. Kita berbahagia karena telah menunaikan puasa selama bulan Ramadhan dan kini memasuki Idul Fitri.
Id artinya kembali. Fitri dari kata futur yang berarti makan pagi. Jadi pada 1 Sayawal kita bisa kembali sarapan atau makan pagi. Ini hanya untuk orang yang berpuasa. Yang tidak berpuasa tidak perlu kembali sarapan karena tiap hari sudah sarapan. Jadi Idul Fitri hanya untuk yang berpuasa.
Fitri juga bisa berasal dari kata fitrah artinya bersih atau suci. Jadi Idul Ftri artinya kembali suci. Hari ini kita memasuki lembaran baru dalam hidup kita karena jiwa kembali bersih sebagai hasil ibadah puasa selama Ramadhan dengan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dan mohon ampunan dari-Nya. Jadi Idul Fitri makna yang kedua ini juga hanya untuk orang yang berpuasa. Inilah beda makna Idul Fitri dan hari raya. Tiap orang bisa berhari raya tetapi tidak tiap orang dapat Idul Fitri
Allahu Akbar walillahilhamdu
Ada studi yang menghasilkan kesimpulan yang menarik bahwa orang yang dilatih satu perbuatan selama tiga pekan atau 21 hari, maka dia akan menyesuaikan kesehariannya dengan kebiasaan yang dilatihkan itu. Contoh: seorang anak yang setiap akan tidur diperintah gosok gigi, terus menerus sampai 21 hari, maka gosok gigi sebelum tidur akan menjadi kebiasaan walaupun tidak lagi disuruh. Kebiasaan itu jika terus menerus dilakukan maka akan menjadi watak.
Selama Ramadan kita dilatih dengan berbagai akhlak mulia. Jujur, ikhlas, dermawan, tekun beribadah dan sifat mulia lainnya. Latihan tidak 21 hari tetapi satu bulan. Lebih panjang dari 21 hari. Maka mestinya hasil latihan itu harus lebih mantap. Contoh kita dilatih kejujuran.
Orang berpuasa sekalipun sendirian dia tidak akan makan atau minum. Tidak ada orang yang mengawasi, tidak ada orang yang tahu, andaikan kita mau berbuat tidak jujur. Misalnya minum sedikit atau makan sedikit. Namun itu tidak kita lakukan karena sadar kita sedang berpuasa. Kita jujur kepada diri sendiri, kita jujur kepada Tuhan, kita jujur kepada keluarga dan kita jujur kepada semua orang. Kita tidak mau berpura-pura berpuasa. Kita berniat puasa sungguhan. Alangkah hebatnya latihan kejujuran dalam berpuasa.
Apakah setelah Ramadhan berlalu, sifat jujur itu masih melekat kepada kita? Kita tidak mau bohong, kita tidak suka berpura-pura. Kita tidak mau berbuat PHP (pemberi harapan palsu). Kita menjadi orang yang hijrah dari perbuatan yang tidak terpuji ke perbuatan mulia. Jika hal ini bisa wujudkan alangkah indah kehidupan kita. Namun sayangnya kita sering melupakan hasil gemblengan puasa ini. Hasil latihan sebulan itu kadang tidak berbekas.
Allahu Akabar walillahilhamdu.
Inilah contoh hasil luar biasa dari orang yang jujur, ikhlas, tulus mengabdi, sederhana dan hidup apa adanya. Hal itu bisa kita lihat misalnya dari seorang perdana menteri di Jerman. Dia pensiun pada bulan September 2021. Ketika dia pensiun, masyarakat Jerman berdiri di balkon masing-masing rumahnya, bertepuk tangan selama enam menit sebagai penghormatan sambil air mata mereka basah menangisi berakhirnya kepemimpinan sang perdana menteri.
Dia telah mengubah Jerman menjadi negara yang sangat kuat ekonominya. Disegani negara-negara Eropa. Perdana menteri itu ialah seorang wanita bernama Angela Dorothea Merkel. Hidupnya sangat sederhana. Dia tinggal di apartemen yang dulu ditinggali ketika belum menjadi perdana menteri. Dia tidak punya mobil mewah, vila mewah bahkan sekadar pakaian mewah. Suatu hari seorang wartawan bertanya: “Apakah Anda tidak punya baju lain. Saya lihat yang Anda pakai selalu yang itu-itu saja?”
Dengan lembut dia menjawab: “Saya ini petugas negara, bukan peragawati yang setiap kali harus baju berganti”.
“Siapakah yang mencuci baju Anda? Apakah Anda punya pembantu rumah tangga?” tanya wartawan lagi.
“Saya tidak punya pembantu. Saya dan suami mencuci baju di mesin cuci pada malam hari. Kami pilih malam hari ketika aliran listrik paling baik. Jadi tidak mengganggu tetangga”.
Allahu Akbar walillahilhamdu
Moh. Abduh pernah mengatakan: رايت الاسلام دون المسلمين ورايت المسلمين دون الاسلام
Raitul Islam dunal muslimin, wa raitul muslimin dunal islam (aku melihat Islam tapi tidak ada orang Islamnya. Dan aku melihat orang-orang Islam tapi tidak tampak Islamnya”.
Boleh jadi Abduh menyampaikan pernyataan itu dengan rasa kecewa. Konon dia ketika di Eropa, melihat perilaku keseharian masyarakat di sana yang disiplin, bersih, saling menghargai, tidak saling menipu, menjaga lingkungan, dan beberapa akhlak yang diajarkan Islam. Tapi penduduknya bukan pemeluk Islam. Sementara itu ketika kembali ke Mesir, dia melihat yang sebaliknya. Penduduknya Muslim tetapi perilaku kesehariannya tidak mencerminkan ajaran Islam. Mengapa bisa terjadi?
Kita semua yakin bahwa al islamu ya’lu wala yu’la (Islam itu ajarannya unggul, tidak ada yang melebihi keunggulannya). Namun dalam praktik terbukti: “Al Islam mahjubun bil muslimin” (keindahan dan keunggulan Islam itu tertutup oleh perilaku kamu Muslimin sendiri).
Berpuluh-puluh tahun kemudian setelah pernyataan Moh. Abduh itu, Prof Hossen Askari dan Prof S.Rehman dari Washinton University pada tahun 2010 melakukan penelitian tentang negara paling islami. Negara manakah yang paling islami?
Penelitian lebih ditekankan pada aspek muamalat sebagai khalifah, bukan aspek ibadah mahdhah. Dibuat indikator antara lain: keadilan ekonomi, hukum ditegakkan, korupsi, HAM, menghargai waktu, menjaga kebersihan, transparansi, lingkungan hidup dan lain-lain. Intinya seberapa jauh ajaran Islam berpengaruh pada kehidupan sehari-hari. Inilah hasilnya:
- New Zeland
- Luxemburk
- Irlandia
- Islandia
- Finlandia
- Denmark
- Kanada
- Inggris
- Australia
- Belanda
Indonesia dalam penelitian tahun 2010 ini berada di rangking 140. Negara Timur Tengah dan negara lain berpenduduk Muslim tidak ada yang masuk rangking 30 ke bawah. Semua di atas 30. Bahkan banyak yang di atas 100, termasuk Indonesian.
Empat tahun berikutnya, 2014, dilakukan penelitian yang sama. Hasilnya negara paling islami tetap diduduki negara yang masuk katagori negara sekuler. Indonesia masuk rangking 130. Ada kemajuan dari 140 ke 130 tetapi masih jauh dari memuaskan. Berikut ini hasil sepuluh besar negara Islami dari penelitian tahun 2014.
- Irlandia
- Denmark
- Luxemburk
- Swedia
- Inggris
- New Zeland
- Singapura
- Finlandia
- Norwegia
- Belgia
Kalau saja yang kriteria negara islami itu dilihat dari negara yang paling banyak penduduknya memenuhi tempat ibadah, apalagi negara yang paling banyak jamaah hajinya, maka Indonesia akan masuk rangking tinggi bahkan rangking pertama.
Allahu Akbar, walillahilhamdu
Jadi orang yang tekun beribadah itu bagus. Tetapi tidak ada jaminan perilaku kesehariannya berakhlak islami. Para koruptor yang tertangkap banyak yang sudah haji. Bahkan ada yang aktif memberi ceramah agama. Tetapi perilakunya jauh dari sifat amanah.
Karena itu pada momen Idul Fitri ini marilah kita melihat diri kita dengan penuh kejujuran. Adakah puasa kita berhasil? Ukurannya jika latihan pada Ramadan itu tetap bertahan setelah Ramadhan, maka puasa kita berhasil. Kita semakin jujur, semakin tekun beribadah, semakin dermawan, semakin ramah, dan semakin peka pada derita orang lain.
Namun jika terjadi sebaliknya, tidak ada lagi bekas pelatihan pada masa Ramadan, maka puasa kita tidak berhasil. Dengan kata lain kita gagal.
Allahu Akbar walillahilhamdu
Marilah kita tutup dengan doa:
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعًا وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابًا. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَا نَ رَبِّكَ رَبُّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.