Mendoakan Cristian Ronaldo Masuk Islam; Oleh Humaiyah, Sekretaris Pimpinan Cabang Aisyiyah Tanggul, Jember.
PWMU.CO – Hari itu jadwalku menjadi pemateri di Pondok Ramadhan di SMA Negeri 2 Tanggul Jember yang terletak di Jalan Salak Tanggul itu, Kamis (14/4/2023). Sesampai di sana aku disambut oleh dua panitia berbaju bebas. Keduanya pun mempersilakan aku duduk di kantor yang sangat nyaman.
Sambil menunggu waktu mengisi materi, kami pun berdiskusi tentang banyak hal. Dari fenomena perilaku remaja hingga sakit yang aku alami beberapa waktu yang lalu.
Tepat pukul 09.00 aku memasuki masjid yang terletak di sebelah kanan sekolah. Begitu memasuki masjid beberapa murid menghampiri dan mengajakku bersalaman. Begitu aku perhatikan satu per satu, mereka adalah murid-muridku ketika masih duduk di Muhammadiyah Boarding School (MBS) Tanggul atau yang sekarang berganti menjadi SMP Muhammadiyah 4 Tanggul.
Sebelum menyampaikan materi bertema Kokohkan Hati dengan Iman, Taklukkan Dunia dengan Al Quran, aku mengajak mereka bermain kuis.
“Bayangkan kamu adalah seorang nakhoda. Kamu berlayar ke arah utara dengan kecepatan 200 knot perjam. Kemudian berlayar lagi ke arah timur dengan kecepatan 150 knot per jam. Kemudian lanjut berlayar dengan kecepatan 120 knot ke arah barat. Terakhir nakhoda itu membawa kapalnya ke arah utara dengan kecepatan 180 knot per jam. Pertanyaannya, berapa usia nakhoda itu,” tanyaku.
Semua terdiam. Hening. Tampak sebagian mengerutkan kening. Dari barisan depan ada yang menjawab usia nakhoda adalah 10 tahun. Ada juga yang menjawab 35 tahun. Hingga Toni, yang duduk di barisan kedua mengacungkan tangan dan menjawab bahwa usia nakhoda adalah 17 tahun.
Aku pun balik bertanya, “Kok tahu?”
“Tadi di awal pertanyaannya kan Ibu bilang bayangkan kamu seorang nakhoda. Karena nakhodanya adalah saya, maka usia nakhoda itu adalah usia saya. Yaitu 17 tahun,” jelas Toni yang disambut dengan tepuk tangan teman-temannya.
Mendoakan Ronaldo Mualaf
Kajian ini berjalan sangat antusias. Sesekali terdengar seloroh beberapa siswa yang mengundang gelak tawa. Ketika kita sebagai Muslim yang cinta al-Quran, maka cinta itu harus dibuktikan. Salah satu caranya adalah dengan rajin membaca, men-tadabburi, dan mengamalkan isinya.
Bagaimana kita tahu apa saja perintah dan larangan Allah jika kita malas membaca al-Quran. Namun sebaliknya, membaca WhatsApp dan bermain handphone bisa berjam-jam, namun membaca al-Quran beberapa menit saja terasa berat.
Banyak ilmuwan besar Islam menemukan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi dari al-Quran. Seperti Ibnu Sina, ilmuwan muslim yang di dunia barat dikenal dengan Avicena ini. Selain sebagai ilmuwan adalah seorang hafidh Qur’an yang mendapat julukan ‘Bapak Kedokteran Modern’.
Aku pun meminta agar para siswa untuk berhati-hati mengidolakan seseorang. Bolehlah mengidolakan Cristian Ronaldo sebagai pemain sepak bola hebat dunia. Tapi tidak dengan gaya hidupnya. Mempunyai anak tanpa menikah dan menyewa rahim seseorang untuk anak-anaknya adalah hal yang dilarang agama Islam.
Akupun menambahkan seorang Ronaldo yang sekarang bermain di Club Arab Saudi tidak menutup kemungkinan tertarik kepada Islam dan menjadi seorang mualaf. Siswa cowok pun menjawab dengan amiin secara serempak. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni