Dakwah Digital KM3 Smamio Bahas Tiga Hakikat Zakat; Liputan Novania Wulandari
PWMU.CO – Siswa Smamio mengajak pemirsa media digital untuk merenungi makna dan hakikat dari ibadah zakat pada bulan Ramadhan.
Muhammad Hikam Ramadani, siswa kelas X-E2 yang tergabung dalam Kader Mubaligh Muda Muhammadiyah (KM3) SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik (Smamio) menyampaikan pesannya dalam dakwah digital edisi Rabu (14/4/2023) di Youtube Channel Smamiogkbgresik.
“Hakikat beribadah adalah bukan hanya sekadar menggugurkan kewajiban, namun semua itu merupakan sebuah kebutuhan yang akan membawa dampak positif bagi kehidupan kita,” ungkap Hikam di awal penyampaiannya.
Ia mengutip firman Allah dalam al-Qur’an surat an-Nur ayat 56:
وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ
Artinya: Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat.
“Dalam ayat ini, jelas disebutkan bahwa ibadah zakat merupakan sebuah perintah. Sebagai makhluk dan hambanya, perintah yang diberikan Allah kepada kita menunjukkan sebuah kewajiban yang wajib dipatuhi dan dikerjakan,” terangnya.
Dia melanjutkan, “Jika menjalankan shalat adalah kewajiban yang memiliki dimensi vertikal yakni sebuah kepatuhan untuk memenuhi hak Allah SWT dengan menyembah-Nya, maka kewajiban zakat memiliki dua dimensi ibadah.”
“Selain dimensi vertikal sebagai kewajiban kepada Allah zakat juga memiliki dimensi horizontal dalam bentuk memberikan harta yang dimiliki karena di dalamnya terdapat hak-hak orang lain,” terang cowok yang kerap disapa Hikam ini.
Cowok asal Bojonegoro ini mengungkap, ada tiga hakikat dan tujuan dari kewajiban berzakat. Pertama, mengeluarkan zakat mampu menjadi wujud totalitas kecintaan kita kepada Allah SWT. Totalitas dalam mencintai akan memunculkan komitmen kuat untuk tidak akan menduakan yang kita cintai Allah dan menguatkan bahwa Dia lah satu-satunya yang berhak untuk disembah.
Hakikat zakat kedua menurut Imam al-Ghazali adalah sebagai ikhtiar untuk membersihkan diri dari berbagai sifat negatif khususnya sifat kikir atau pelit.
“Sifat buruk ini bisa diobati dengan membiasakan diri membantu orang lain dengan harta yang kita miliki, khususnya melalui zakat,” imbuhnya.
Ketiga, zakat yang kita keluarkan pada hakikatnya adalah sebagai wujud syukur atas nikmat dari Allah SWT. Perlu kita sadari bahwa Allah telah memberikan kita nikmat anggota badan yang harus kita syukuri dengan wujud ibadah badaniah, seperti shalat dan ibadah sejenisnya.
“Selain itu juga Allah telah memberikan nikmat memiliki harta benda yang cara mensyukuri adalah dengan ibadah maliah yakni dengan mengeluarkan zakat, infak, atau sedekah,” papar cowok alumni SMP IT Al-Uswah Tuban ini.
Di akhir pemaparannya, ia kembali mengajak untuk berzakat yang bukan sebatas menggugurkan kewajiban namun lebih dari itu, zakat yang ditunaikan harus mampu mewujudkan nilai-nilai luhur yang perlu ditanamkan dalam dalam diri. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni