Buka Puasa Bersama Smamsatu: Ada Ultimatum bagi Pemutus Silaturahmi; Liputan Evi Damayanti, Kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik, Jawa Timur mengadakan acara buka puasa bersama bertema Jalin Silaturahmi, Raih Bahagia di Bulan Ramadhan, Senin (17/4/2023).
Acara yang dilaksanakan di Lobby Lt 1 Gedung Smamsatu Gresik itu mengundang sejumlah tamu dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik dan Majelis Dikdasmen dan Pendidikan Non Formal (PNF) PDM Kabupaten Gresik. Guru dan karyawan Smamsatu pun turut hadir.
Sore itu, sajian musik akustik ikut menyambut undnagan. Acara kemudian dilanjutkan dengan lantunan ayat suci al-Qur’an yang dibacakan oleh siswa Smamsatu Gresik, Rupanurani Rumi, siswa kelas XI Soshum A.
Pemandu acara Muhammad Nauval Lc MSi—Koordinator Pengasuhan Muhammadiyah Boarding School (MBS) Madinatul Ilmi Smamsatu Gresik—mengajak hadirin membaca Surat al-Fatihah bersama-sama sebagai pembuka acara.
Kepala Smamsatu Gresik Ainul Muttaqin SP MPd memberikan sambutan dengan jargon khas “Smamsatu Be The First!”.
Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF Muhammad Fadloli Aziz SSi MPd juga memberikan sambutan. Menurutnya, momen buka bersama adalah yang paling ditunggu. “Undangan berbuka puasa adalah hal yang paling menyenangkan bagi orang yang berpuasa,” ujarnya dengan tersenyum.
Aziz menyampaikan terima kasih atas undangan, dia berpesan “Semoga keakraban kita semakin terjaga dan semakin bersinergi antara Majelis Dikdasmen dan sekolah-sekolah khususnya SMA Muhammadiyah 1 Gresik tercinta ini,” ungkapnya.
Dalam menjalin keakraban dan sinergitas itu, ada sesi perkenalan Anggota Majelis Dikdasmen dan Pendidikan Non Formal (PNF) dan Majelis Pimpinan Daerah Muhammadiyah 2022-2027. Ada juga momen yang begitu menyejukkan ketika para senior dan guru-guru Smamsatu Gresik yang sudah purnatugas hadir menyaksikan.
Ultimatum bagi Pemutus Silaturahmi
Menjelang waktu berbuka puasa, hadirin menyimak pengajian oleh Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Abdul Basith Lc MPdI. Dia menyampaikan silatirahmi itu hukumnya wajib dan banyak ultimatum bagi siapa yang memutusnya.
Abdul Basith mencontohkan, “Keberkahan umur biarpun Anda sudah tidak ada, Anda masih tetap berumur panjang karena silaturahmi. Seakan-akan Anda masih ada.” Dia kemudian membacakan Surat an-Nisa Ayat 36:
وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ
“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.”
Tak lama setalah itu, adzan Maghrib pun berkumandang, dan tibalah saat yang ditunggu untuk berbuka puasa bersama. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni