Dua Kunci Rahasia Sukses, Khutbah Idul Fitri di Sambeng Lamongan; Editor Mohammad Nurfatoni
PWMU.CO – Ribuan orang memadati lapangan Desa Ardirejo Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan. Mereka berkumpul mulai jam 05.10 WIB untuk mengikuti shalat Idul Fitri yang digelar oleh Takmir Masjid Fuqoha Ardirejo, Jumat (21/4/2023).
Tepat pukul 06.10 shalat dimulai. Sang imam menuju mihrab. Ustadz Muhammad Relung Fazlur Rohman–alumnus Pondok Pesantren Karangasem Paciran—membaca Surat Muhammad ayat 1-11 di rakaat pertama dan di rakaat kedua melanjutkan di ayat 12-19.
Adapun khatib Mohamad Su’ud membawakan khutbah berjudul Dua Rahasia Besar Menuju Sukses. Di bawah terik matahari pagi jamaah menyimak isi ceramah sampai tuntas.
Dua Kunci Rahasia Sukses
Ustadz Su’ud mengatakan, sebagian besar umat Islam menjalankan shalat hanya memenuhi formalitas atau sekadar gugur kewajiban. “Sehingga belum ada efek yang dahsyat dalam kehidupannya,” kata Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan ini.
Su’ud lalu menjelaskan pengaruh shalat yang dapat menjadi magnet diri untuk menjadi orang besar dan sukses. Misalnya dalam bentuk kemudahan dalam meraih sesuatu, diteguhkan jalan-jalan menuju kebaikan, ditenangkan jiwa dan pikirannya.
“Ini diperoleh jika shalat dilakukan secara benar dan sungguh-sungguh,” tandas pria yang lahir di Desa Pelangwot, Kecamatan Laren ini.
Selanjutnya, Su’ud mengutip ayat 45 surat al-Baqarah.
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.”
Bentuk kesungguhan, lanjutnya, itu adalah shalat dilakukan tepat waktu, berjamaah dan diusahakan di masjid atau mushala terdekat.
Matahari semakin terasa di kulit, jamaah tetap khusuk mendengarkan uraian sang khatib.
Su’ud mengatakan, ketika takbiratul ihram, sambil mengangkat tangan, kita mengucapkan Allahu Akbar. Dia memaparkan makna di balik lafal itu. “Allahu Akbar bermakna bahwa masalah-masalah yang menerpa hidup kita itu kecil, jika kita membesarkan asma Allah. Allah Mahakuasa untuk menyelesaikan problematika manusia. Jika kita jauh dari Allah maka semakin besar masalah itu,” katanya berapi-api.
Selain itu, jelas Su’ud, kadang manusia itu lebai dan melebih-lebihkan persoalan yang dihadapi. Padahal aslinya sederhana. Menurutnya, tidak ada masalah yang tidak kunjung selesai selagi selalu bergantung kepada Allah Azza wa Jalla.
“Dalam shalat ada gerakan sujud, tersirat maksud bahwa seorang hamba wajib taat dan tunduk atas kehendak-Nya. Bukan mengandalkan kemampuan pribadi. Sehebat apa pun manusia pasti butuh Allah,” tegas suami dari Siti Zulaikhah ini.
Dengan suara lantang Su’ud mengajak jamaah agar menghayati makna shalat dengan sepenuh jiwa rasa.
Kunci Kesabaran
Menurut Sekretaris Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan periode 2015-2022 ini, semakin tinggi harapan dan cita-cita seseorang, maka semakin besar energi yang diperlukan, maka diperlukan keuletan dan kesabaran.
“Jika orang tua mengharapkan anak-anak menjadi generasi yang tangguh di masa datang, dibutuhkan kesabaran dan keteguhan dari bapak dan ibu untuk mengasuh dan merawatnya,” paparnya.
Su’ud juga menceritakan perjuangan Rasulullah Muhammad SAW dalam memperjuangkan tauhid di tengah-tengah masyarakat jahiliah. “Rasulullah sukses mengubah peradaban kesyirikan menjadi tauhid. Semua itu buah dari kesabaran,” katanya.
Dengan pertanyaan retoris, Su’ud bertanya bagaimana cara komunikasi suami dan istri di rumah, bagaimana pola pendidikan orang tua kepada anaknya? Apakah penuh cinta kasih atau amarah? Dengan lembut atau kasar? Dengan senyum atau hardikan?
“Bila Bapak dan IObu menghadapi dengan sabar, senyum, dan optimisme, insyaallah harapan akan segera datang,” urainya di akhir khutbah.
Telah 25 menit khutbah berlangsung, lalu Su’ud menutup dengan doa. Pengharapan ampunan, mohon terhindar dari sikap malas, mohon ditetapkan dalam iman, permohonan keluarga yang sakinah mawadah warahmah dan memohon petunjuk dari segala marah bahaya.
Dengan tertib jamaah ibu dan bapak pulang ke rumah masing-masing. Sebagian di antaranya berjabat tangan. Tidak lupa beberapa Takmir Masjid Fuqoha Ardirejo berfoto bersama di depan podium. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni