PWMU.CO- Evakuasi WNI keluar negara Sudan dilakukan oleh KBRI. Sebanyak 800 mahasiswa Indonesia dievakuasi keluar Sudan dalam dua gelombang menyusul perang saudara antara tentara nasional dengan paramiliter Rapid Support Force (RSF) makin kacau di Khartoum. Selasa (25/4/2023).
Kontributor PWMU.CO, Fikri Tajdidi, dari Khartoum melaporkan, pukul 6 pagi tadi waktu Sudan (pukul 11.35), evakuasi sedang berlangsung pada tahap kedua.
Tahap pertama sudah dilakukan Senin (24/4/2023). Proses evakuasi dilakukan dengan bus selama 13 jam menuju ke Port Sudan.
Sesampai di kota pelabuhan tepi Laut Merah itu para mahasiswa dibawa ke kota Jeddah Arab Saudi menumpang kapal laut.
Dari pelabuhan lalu ke Bandara Jeddah. Dari sini kemudian diterbangkan ke tanah air dengan pesawat TNI AU.
Perjalanan yang melelahkan itu harus ditempuh mengingat di Sudan kondisi semakin membahayakan keselamatan WNI. Kebijakan pemerintah RI mengevakuasi WNI ke tanah air sudah dikoordinasikan dengan dua pihak yang bertikai dan PBB untuk mendapatkan jaminan keamanan selama proses evakuasi.
Diperkirakan, jika perjalanan lancar hari Jumat (28/4) seluruh mahasiswa Indonesia mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta.
Para mahasiswa juga diinstruksikan hanya membawa barang bawaan berupa dokumen dan perlengkapan yang penting saja agar tidak merepotkan selama perjalanan pulang ke tanah air.
“Karena itu kami mohon doanya dari seluruh bangsa Indonesia terutama warga Muhammadiyah agar proses evakuasi ini berjalan lancar dan tak mengalami kendala,” kata Fikri Tajdidi yang juga aktivis PCIM dan Lazismu Sudan.
Perjalanan via darat, laut, dan udara melalui Arab Saudi dilalui oleh mahasiswa Indonesia mengingat Bandara Internasional Sudan rusak parah akibat pertempuran.
Kondisi di Ibu Kota Sudan, Khartoum, saat ini kacau dan mencekam. Perang saudara yang terjadi 15 April, sepekan sebelum Idul Fitri, telah menelan 400 korban jiwa, ribuan luka dan menimbulkan ketakutan bagi penduduk setempat dan warga asing.
Dua pihak yang bertikai yaitu kubu pasukan tentara nasional Sudan dan pasukan paramiliter Rapid Support Force (RSF) belum menemui kata damai walaupun telah ada gencatan senjata mulai Idul Fitri, Jumat 21 April hingga hari ini 25 April.
Karena situasi itu dan mengurangi risiko terhadap WNI terutama mahasiswa Indonesia yang studi di Sudan, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi memerintahkan KBRI di Khartoum untuk mengevakuasi WNI.
Editor Sugeng Purwanto