PWMU.CO- Peneliti BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) dinilai sudah offside dari sikap ilmiah dan diminta belajar adab dalam pergaulan keilmuwan.
Demikian disampaikan pakar informasi dan pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi dalam Twitternya @ismailfahmi menanggapi tulisan kontroversial dua peneliti BRIN Prof Thomas Djamaludin dan Andi Pangerang Hasanuddin di FB.
Tulisan Thomas Djamaludin bernada memojokkan Muhammadiyah karena berbeda Idul Fitri dengan pemerintah. Sedangkan komentar AP Hasanuddin bernada ancaman terhadap warga Muhammadiyah akan dibunuh.
Ismail Fahmi yang juga Wakil Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah ini menulis komentar pentingnya mempelajari adab sebelum mempelajari ilmu.
“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu,” kata dia mengutip perkataan Imam Malik. “Tapi saya tidak lihat adab itu di sini (pada pernyataan AP Hasanuddin-red),” sambung Ismail.
“Kalau ditulis oleh seorang buzzer, saya paham. Tapi kalau ditulis oleh seorang profesor, ASN, dibayar dari pajak, termasuk pajak warga Muhammadiyah, rasanya offside,” tandasnya.
Dalam twit-nya dia menyertakan link berita berisi pernyataan seorang peneliti astronomi BRIN Thomas Djamaludin, Ismail Fahmi menyinggung soal tupoksi seorang profesor ketika menjelaskan apa yang terjadi secara ilmiah dan mengapa ada perbedaan dalam penetapan 1 Syawal 1444 H.
Melihat perkara ini, Ismail Fahmi menjelaskan soal moderasi beragama dan konsep Islam Wasathiyah yang menurutnya masih memiliki tantangan yang besar.
“Moderasi beragama, Islam wasathiyah artinya: “sesuatu yang berada (di tengah) di antara dua sisi. Tampaknya masih besar tantangannya. Wallahu ‘alam,” ungkapnya.
Namun Ismail Fahmi masih berharap akun AP Hasanuddin itu kena hack dan bukan tulisan aslinya.
“Saya masih berharap akun AP Hasanuddin ini kena hack, sehingga menulis komentar provokatif yang sangat offside. Semoga begitu, bukan tulisan asli,” kata Ismail Fahmi.
Ia juga meminta warga persyarikatan Muhammadiyah agar sabar, menahan diri. “Sabar, tahan diri, serahkan kepada yang berwajib untuk menginvestigasi,” kata Ismail Fahmi.
Ismail Fahmi mengungkap sosok AP Hasanuddin yang merupakan anggota tim unifikasi kalender Kementerian Agama.
“Beliau adalah anggota tim unifikasi kalender Kemenag. Artinya membawa nama pemerintah juga. Silakan kritik metode Muhammadiyah atau ormas lain yang beda dengannya. Sebatas metoda. Kalau melebar ke mana-mana sudah offside,” tutupnya.
Editor Sugeng Purwanto