Tanda Diterima Amal Ramadhan oleh Ridwan Manan, Pengajar Ponpes Al-Fattah Sidoarjo.
PWMU.CO– Bulan Ramadhan penuh berkah dan ampunan telah meninggalkan kita. Ibadah puasa, qiyamul lail, tadarus al-Quran, sedekah, zakat, dan amalan lainnya berharap diterima Allah. Ada khauf dan raja’. Takut dan harapan. Namun ingkatlah firman Allah
اِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّٰهُ مِنَ الۡمُتَّقِيۡنَ
Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa. (Al-Maidah: 27)
Tentu setiap insan berharap dari setiap amalan besar maupun kecil diterima Allah SWT. Rasulullah saw mengajarkan tiap pagi hari supaya berdoa
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Ya Allah, sungguh aku memohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amal yang diterima. (HR. Ibnu As-Sunni dan Ibnu Majah).
Khalilullah Nabi Ibrahim diperintah Allah untuk membangun kakbah, ketika selesai melaksanakan tugasnya berdoa agar Allah menerimanya
وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَٰهِۦمُ ٱلْقَوَاعِدَ مِنَ ٱلْبَيْتِ وَإِسْمَٰعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan fondasi baitullah bersama Ismail, (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (Al-Baqarah 127)
Syekh Abdurrahman an-Nashir as-Sa’di pakar tafsir abad 14 H menulis setelah Nabi Ibrahim dan Ismail menyelesaikan tugas itu. Mereka berdua dalam rasa kekhawatiran dan pengharapan, hingga mereka berdua berdoa kepada Allah di samping bekerja agar Allah menerima perbuatan mereka dan agar Allah menjadikan padanya manfaat yang luas.
Para ulama terdahulu begitu khawatir terhadap amalannya. Seperti Khalifah Umar bin Abdul Aziz dalam khotbah Idul Fitri.
”Wahai sekalian manusia, kalian telah berpuasa selama sebulan. Kalian pun telah melaksanakan shalat Tarawih setiap malamnya. Kalian pun keluar dan memohon pada Allah agar amalan kalian diterima. Namun sebagian ulama malah bersedih ketika hari raya Idul Fitri. Dikatakan kepada mereka, ”Sesungguhnya hari ini adalah hari penuh kebahagiaan.”
Mereka malah berkata,”Kalian benar. Akan tetapi aku adalah seorang hamba. Saya telah diperintahkan oleh Rabbku untuk beramal, namun saya tidak mengetahui apakah amalan tersebut diterima ataukah tidak.”
Itulah kekhawatiran mereka terhadap amalannya, terkadang kita pede dengan amalan sedikit dan yakin diterima.
Jaminan Rasul
Rasulullah pernah membacakan surat al-Mukminun ayat 60
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَىٰ رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ
Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.
Aisyah kemudian bertanya pada Rasulullah: apakah mereka yang suka berzina, mencuri, dan peminum khamr?
لاَ يَا بِنْتَ أَبِى بَكْرٍ – أَوْ يَا بِنْ تَ الصِّدِّيقِ – وَلَكِنَّهُ الرَّجُلُ يَصُومُ وَيَتَصَدَّقُ وَيُصَلِّى وَهُوَ يَخَافُ أَ لاَ يُتَقَبَّلَ مِنْهُ ».
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: Tidak, ya putri Abu Bakar (atau putri ash-Shidiq), tapi orang yang berpuasa, bersedekah, dan shalat, dan ia khawatir amalannya tidak diterima.
Ketika Idul Fitri bertemu dan bersilaturahim bersama saudara, famili diperintahkan untuk saling mendoakan: Taqabbalallahu minna wa minkum.
Rasulullah menjamin umatnya yang berpuasa dan shalat qiyamul lail karena imanan wahtisyaaban, Allah akan mengampuni dosa-dosa yang telah berlalu.
Mereka yang mendapatkan ampunan Allah tidak akan mengulangi dosa-dosa yang pernah dikerjakan, serta istiqamah ibadah di hari-hari berikutnya.
Ibnu Katsir ketika membahas tafsir surat al-Lail mengungkapkan dalam tafsirnya
مِنْ ثَوَابِ الحَسَنَةِ الحَسَنَةُ بَعْدَهَا، وَمِنْ جَزَاءِ السَّيِّئَةِ السَّيِّئَةُ بَعْدَهَا
Di antara balasan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya dan di antara balasan kejelekan adalah kejelekan selanjutnya.
Di antara tanda diterima amal Ramadhan adalah membiasakan amalan yang baik pada hari-hari berikutnya di luar Ramadhan. Sedangkan tanda tidak diterimanya amalan Ramadhan manakala tidak lagi melaksanakan kewajiban yang diperintahkan Allah.
Editor Sugeng Purwanto