Begini Tradisi Keluputan Desa Kuripan Babat, liputan kontributor PWMU.CO Lamongan Hilman Sueb
PWMU.CO – Tradisi unjung-unjung atau keluputan menjadi tradisi khas di Desa Kuripan, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Sebagaimana saat Kontributor PWM.CO keluputan ke Ustadz Mataji di rumahnya, Jumat (28/4/2023).
Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Kuripan ini menceritakan tradisi unjung-unjung. Sebelum itu, dia minta diajari bagaimana cara membagi (share) tulisan di WhastApp bila yang di-share itu perlu diedit judulnya.
“Blok apa yang akan di-share kemudian disentuh tanda tulisan salin dan dibagi pada yang dituju,” kata saya ke Ustadz Mataji. Rupanya dia cepat memahami meskipun usianya 74 tahun lebih.
Saat bertamu, saya dibuatkan kopi. Di depan juga tersedia air mineral, hidangan hari raya pun masih berjejer toples. Apalagi putri Ustadz Mataji, Ustadzah Mudais, mempersilakan makan hidangan khas keluputan.
Ada lauk soto daging dan bakso sop.” Wah, sangat enak rasanya apalagi ada hidangan penutup yaitu es buah,” ucap saya dalam hati.
Tradisi Unjung-Unjung
Ustadz Mataji mengatakan tradisi unjung-unjung atau keluputan di desa ini, sudah biasa setiap tahun yang dilaksanakan PRM Kuripan berkumpul seusai shalat Idul Fitri.
“Kali ini acara ramah tamah dilakukan di rumah alumni TPQ Muhammadiyah Nurul Fatihin bersama khatib Idul Fitri Ustadz Fariq, Pengasuh Panti Asuhan Babat. Panitia Idul Fitri ada 30 orang. Menunya ada soto, kare, dan makanan kecil lainnya,” ucapnya.
Kunjungan ke rumah, lanjutnya, terdiri warga Muhammadiyah, santri TPQ Muhammadiyah, dan tamu lain yang dimulai Sabtu (22/4/2023), karena Jumat masih ada yang berpuasa.
“Yang berkunjung di rumah, selama empat hari empat malam, mulai pukul 07.00 sampai pukul 21.00,” tambahnya.
Santri TPQ Muhammadiyah hari Jumat, sedangkan Sabtu khusus wali santri, Ahad untuk masyarakat umum, serta Senin dari keluarga Desa Wanar dan Desa Gempol Pading yang masuk kecamatan Pucuk 13 km dari kecamatan Babat.
“Hari Selasa keluarga Desa Kedungpring. Yang terakhir dari keluarga besan dari Solo dan Paciran,” tuturnya singkat. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.