PWMU.CO – Ingin Teladani Sosoknya, PDM Kota Blitar Nobar Film Buya Hamka. Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Blitar nonton bareng (nobar) film Buya Hamka di Bioskop CGV Blitar Town Square, Sabtu (29/4/2023). Acara yang diprakarsai oleh Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PDM Kota Blitar ini menghadirkan 250 penonton yang memenuhi studio bioskop.
Ketua MPI PDM Kota Blitar, yang sekaligus ketua panitia, Rozak Al-Maftuhin mengatakan nobar film Buya Hamka ini digelar dengan spirit Jas Merah, yang artinya jangan sekali-kali melupakan sejarah. Karena sejarah sejatinya tidak sekadar tapak tilas masa lalu, tetapi juga berisi pelajaran penting untuk mempersiapkan masa depan.
Selain memberikan diskon 50 persen, kepopuleran Buya Hamka dijadikan panitia untuk menarik antusiasme penonton melalui broadcast. “Dan benar saja, kurang dari 24 jam semua seat yang berjumlah 250 habis terjual,” katana.
Rozak Al-Maftuhin menjelaskan, nobar film Buya Hamka oleh PDM Kota Blitar ini tidak dikhususkan untuk kader Muhammadiyah, siapa saja boleh ikut.
“Alhamdulillah, bisa dibilang 40 persen penonton bukan kader Muhammadiyah. Tentunya konsep ini dibangun atas dasar syi’ar, tentang bagaimana mengenalkan Muhammadiyah kepada dunia,” terang Rozak.
Pesan PDM Kota Blitar
Acara nobar film Buya Hamka diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Sang Surya. Kemudian acara dibuka oleh Wakil Ketua PDM Kota Blitar, Ali Wahono SPdI MKes.
Dia mengawali sambutannya dengan menjelaskan biografi singkat Buya Hamka kepada 250 penonton yang hadir. Bahwa Buya Hamka adalah seorang filsuf, penulis, sastrawan, aktivis Muhammadiyah, hingga politikus andal yang dengan jalan itu ia menyiarkan Islam.
Menurut Pendekar Tapak Suci ini, Buya Hamka sarat akan keteladanan yang patut dicontoh oleh generasi-generasi setelahnya. Tentang prinsip memegang kebenaran, mengukir karya, dan kebermanfaatan dalam hidup.
“Tetaplah berkarya dan jadi orang baik dalam kondisi apapun. Lihatlah! Meski Buya Hamka dipenjara, ia justru bisa menyelesaikan Tafsir Al-Azhar dan bersyukur atas peristiwa itu.” imbuhnya.
Melalui nobar film Buya Hamka ini, Ali Wahono berharap seluruh penonton yang hadir khususnya kader Muhammadiyah meneladani sosok Buya Hamka dalam berislam, bermuhammadiyah, berkarya, dan bermanfaat.
Film Buya Hamka di Mata Kader
Selain sosok Hamka yang luar biasa —menurut kader Muhammadiyah yang mengikuti nobar, Arin Al-Aziz—ada peran besar Siti Raham, istri Buya Hamka. Menurut dia, Siti Raham digambarkan menjadi sosok istri yang santun, sabar, tangguh, dan qurrata a’yun (menyejukan hati).
Dalam adegan film, Siti Raham yang diperankan Laudya Cynthia Bella begitu santun ketika bercakap dengan Buya Hamka, sabar ketika Hisyam meninggal, tangguh ketika Buya Hamka difitnah menjilat pasukan Jepang, dan selalu menghadirkan suasana qurrata a’yun dalam keluarganya.
Selain itu, Siti Raham juga memberikan petuah bijak kepada kedua anaknya untuk tidak berkelahi meski dengan alasan membela sang Ayah.
“Memang begini seharusnya seorang istri. Ia memiliki peran besar dalam mendidik putra-putrinya dan membersamai sang suami mendakwahkan Islam yang sebenar-benarnya.” tandasnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni