PWMU.CO– Rakernas (Rapat Kerja Nasional) Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah berlangsung di Surabaya, Selasa (2/5/2023).
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam sambutannya mengapresiasi jejaring Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang memiliki potensi besar untuk mencetuskan buah pikiran produktif dalam menyelesaikan PR (Pekerjaan Rumah) bangsa Indonesia.
“Setidaknya ada beberapa PR yang harus bersama-sama kita ikhtiarkan. Pertama tentang Indeks Daya Saing Global (Global Competitiveness Index) di mana Indonesia berada di peringkat ke-44. Sedangkan Singapura berada di peringkat 3 dan Malaysia peringkat ke 32, serta Thailand peringkat 33,” ujar Gubernur Khofifah.
Dalam Rakernas tersebut, sebanyak 450 peserta dari seluruh penjuru Indonesia mengikuti Rakernas yang digelar selama 2- 4 Mei 2023 dengan tuan rumah Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Rakersnas mengusung tema Mewujudkan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah yang Bertata Kelola Baik, Unggul, dan Holistik untuk Memajukan Indonesia dan Mencerahkan Semesta.
Kegiatan digelar di Hotel JW Marriott ini menjadi wadah untuk menyusun strategi penguatan tata kelola perguruan tinggi yang baik (good university governance) menuju Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah unggul.
Khofifah menyampaikan, Indeks Daya Saing Global ini mengukur efisiensi suatu negara dalam memanfaatkan faktor-faktor produksinya untuk memaksimalkan produktivitas faktor total dan mencapai pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Berdasarkan Indeks Daya Saing Global 2022, Indonesia masih berada di bawah Singapura, Malaysia, bahkan Thailand.
Khofifah juga memaparkan Indeks Inovasi Global Tahun 2022 (Global Innovation Index) di mana Indonesia juga berada di bawah Singapura dan Malaysia.
“Global Innovation Index 2022, Indonesia berada di peringkat ke 75. Sedangkan Singapura berada di peringkat 7 dan Malaysia di peringkat 35,” ujarnya.
Begitu pula dalam Global Talent Competitiveness Index 2022 rangking, Indonesia berada di peringkat ke 82, di bawah Filipina (80), Thailand (75), Vietnam (74), Malaysia (45), Brunei Darussalam (41), dan Singapura (2).
“Ini adalah PR kita sebagai bangsa. Perguruan Tinggi Muhammadiyah memiliki potensi besar untuk mencetuskan pikiran produktif yang bisa menjadi rekomedasi strategis dalam meningkatkan daya saing Indonesia. 171 Perguruan Tinggi di bawah naungan Muhamamdiyah, kemudian Perguruan Tinggi Swasta Islam lainnya, Perguruan Tinggi Swasta serta Perguruan Tinggi Negeri untuk bersama-sama mengikhtiarkan PR ini,” tandasnya.
“Terlebih Muhammadiyah telah memiliki Perguruan Tinggi di Malaysia dan akan membuka Perguruan Tinggi di Australia. Saya rasa ini merupakan potensi koneksitas yang besar dan sangat bermanfaat bagi peningkatan kualitas SDM bangsa Indonesia,” imbuhnya.
Ketua Umum PP Muslimat NU ini juga kembali menekankan pentingnya menjadi Game Changer. Menurutnya, dalam menghadapi ketidakpastian global ini, perlu menanamkan semangat untuk menjadi sosok pembawa perubahan atau game changer dalam diri kita. Pesan tersebut selalu ia sampaikan kepada semua elemen masyarakat. Tak hanya civitas akademika namun juga para ASN di lingkungan Pemprov Jatim.
Pesan Haedar Nashir
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan rasa terima kasihnya, atas bersedianya Gubernur Khofifah untuk menyampaikan pentingnya peran Perguruan Tinggi dalam meningkatkan dan membangun negeri ini.
“Saya rasa tidak perlu nunut, karena kami akan berseiring untuk meningkatkan dan membangun negeri kita tercinta,” katanya
Ia kemudian mengatakan dalam forum strategis ini adalah salah satu bagian dari pilar kemajuan bangsa.
“Seiring dinamika perubahan zaman, penting untuk kita bermuhasabah dan melakukan instrospeksi kedepan jika ingin lebih maju,” lanjutnya
Menurutnya, hal tersebutlah yang menjadi titik perenungan bangsa kita yang kaya, luas dan sejarah heroik, tapi pada saat yang sama Indonesia juga punya anak bangsa yang potensial untuk maju.
“Jika ada ketertinggalan dari bangsa lain, maka ini berarti ada langkah yang kurang progresif atau salah langkah dalam membangun potensi. Inilah pentingnya pembangunan secara kolektif dari lintas sektor strategis,” kata Haedar
Dari hal tersebutlah, dirinya menyampaikan peran penting dalam semangat Islam berkemajuan. “Mari kita konstektualisasikan teori Islam berkemajuan menjadi mindset kita. Jadi kita bisa tahu dan paham. Saya melihat, Muhammadiyah punya peluang untuk menjawab tantangan Islam pada dunia sekular,” ujarnya
Kemudian, ia menyampaikan pandangan Islam berkemajuan adalah berakar dari ayat-ayat al-Quran yang dikontekskan pada zaman. “Dengan tentunya tidak meninggalkan unsur humanisme. Ini akan menjadi gerakan yang mampu membangun peradaban ketika semuanya digabungkan,”jelasnya
Di sinilah menurutnya dibutuhkan sosok pemimpin yang memiliki kemampuan analisis data sehingga bisa melahirkan langkah progresif. “Mudah-mudahan ini bisa menjadi bahan diskusi dan inspirasi bagi kita semua,” pungkasnya.
Hadir di acara ini Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya Dr dr Sukadiono MM, Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Bambang Setiaji, Ketua PP Muhammadiyah Bidang Pendidikan, Kebudayaan, dan Olahraga Irwan Akib, Ketua PP Aisyiyah Dr Siti Noordjannah Djohantini MM MSi, beserta para civitas akademika Universitas Muhammadiyah dan Universitas Aisyiyah se Indonesia.
Penulis Faisol Taselan Editor Sugeng Purwanto