Setelah Peringati Hardiknas, Siswa SD Muri Kebomas Halalbihalal sambil Lesehan, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Erna Hamidah
PWMU.CO – Siswa dan guru SD Muhammadiyah 1 Giri (SD Muri) Kebomas Gresik, Jawa Timur memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Selasa (2/4/2023).
Sebelumnya, Waka kesiswaan Umamah SAg berkoordinasi dengan wali kelas (walas) untuk menginformasikan ke grup wali siswa, pada Selasa (2/5/2023) masuk pertama. Saat masuk pertama, siswa membawa jajan 1 toples dari rumah untuk dibawa ke sekolah.
“Setiap walas menginfokan di grup masing-masing kelas. Saat masuk, siswa mengikuti kegiatan seremoni pagi dan memperingati Hardiknas,” katanya.
Saat seremoni, sebanyak 260 yang terdiri dari guru dan siswa berkumpul di lapangan sekolah pukul 07.00 WIB. Mereka berbaris rapi sesuai tempat. Petugas seremoni adalah siswa kelas V yang dipilih wali kelas.
Peringati Hardiknas
Dalam amanahnya, Qomariyah SPd menyampaikan tanggal 2 Mei bertepatan dengan hari ulang tahun lahirnya tokoh pendidikan KI Hajar Dewantara lahir.
“Beliau dari keluarga kaya. Selama kolonialisme Belanda, dia dikenal berani menentang kebijakan pendidikan Hindia Belanda pada masa itu.”
Dia menuturkan, pendidikan hanya memperbolehkan anak-anak kelahiran Belanda atau orang kaya yang bisa mengeyam pendidikan di sekolah.
“Dalam peringatan Hardiknas ini, siswa SD Muri hendaknya banyak membaca buku, baik offline maupun online. Selain itu, berlatih menulis karya tulisan yang bermanfaat untuk dibaca orang lain,” ungkapnya.
Jajan Lebaran
Umamah menyampaikan, usai seremoni pagi, dilakukan Halal bi Halal bersama seluruh guru, karyawan, dan siswa kelas I-VI di lapangan.
“Setelah beridul Fitri, siswa masuk ke kelas masing-masing untuk melakukan acara Halalbihalal dengan teman sekelasnya.”
Siswa dan guru kelas duduk lesehan menata toples jajan lebaran yang dibawa dari rumah untuk dinikmati bersama di kelas masing-masing,
Bagi siswa kelas I mungkin baru merasakan tahun ini, yang sudah kelas II-VI sudah pernah melakukan kebiasaan setelah halal bihalal di kelas menikmati jajan yang dibawa siswa.
“Pembiasaan untuk saling memaafkan tidak hanya di bulan Syawal, tetapi dalam keseharian. Jika kita bersalah harusnya langsung minta maaf dan saling memaafkan sesama,” ujarnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.