PWMU.CO– Arti amanah menjadi pimpinan dikupas Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu’ti dalam sambutan di acara Pengukuhan Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Pasuruan Periode 2022-2027.
Acara sekaligus Silaturrahim Syawal 1444 H berlangsung di Gedung Gradika Praja Kota Pasuruan, Sabtu (6/5/2023).
Abdul Mu’ti mengutip surat an-Nisa’ ayat 58 menjelaskan arti amanah. Ayat itu berbunyi: Sungguh Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.
”Pimpinan Muhammadiyah dan Aisyiyah merupakan amanah yang di dalam al-Quran disebutkan beberapa kali hendaknya mampu diemban dengan sebaik mungkin,” ujarnya.
Dia menjelaskan amanah berarti pertama, responsibility. Amanah adalah tanggung jawab yang harus kita pertanggungjawabkan di dunia dan akhirat secara konstituen dan keagamaan.
Kedua, profesionalisme, disebut juga kompetensi, ahli. Dia menjelaskan, ahli dalam al-Quran bisa berarti empat hal yaitu satu, orang yang memiliki kompetensi. Serahkan suatu pekerjaan pada orang yang ahli seperti yang diriwayatkan pada sebuah hadits: apabila suatu pekerjaan tidak diserahkan pada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya.
Dua, ahli adalah kerabat. Orang yang memiliki hubungan famili dengan kita. Tiga, ahli adalah orang yang memiliki visi dan misi serta ideologi dan akidah yang smaa dengan kita. Empat, ahli adalah orang tinggal dalam suatu tempat atau disebut penduduk dalam suatu tempat.
”Amanah yang berkaitan dangan kompetensi atau kemampuan kita untuk _deliver our responsibility- atau melaksanakan tanggung jawab,” katanya.
Ciri ketiga, transparan, artinya sesuatu yang kita lakukan secara transparan atau akuntabilitas, bila kita dalam mengemban amanah itu secara transparan makan akan timbul rasa aman, tenang, tidak ada kecurigaan.
Keempat, beban. Amanah merupakan suatu beban yang sangat berat untuk kita tanggung. Orang-orang Muhammadiyah tergolong serius dalam mempertanggungjawabkan amanah. Dalam segala hal selalu mengikuti prinsip yang menjadi salah satu sistem yang dikembangkan oleh Muhammadiyah sejak lama.
Kemudia Abdul Mu’ti mengulas tentang silaturahmi bulan Syawal ini dapat berarti 3R, yaitu refreshing. ”Setelah menjalani puasa selama sebulan penuh di bulan Ramadhan, kita seperti telah melakukan refreshing yaitu membersihkan jiwa dan rohani kita menjadi manusia yang lebih fresh. Bersih dari segala dosa.
Recreation. Setelah diri kita bersih kemudian kita mengisi dengan amal-amal yang lebih baik. Bulan Syawal dapat diartikan sebagai peningkatan, kita harus menjadi orang yang lebih kreatif dan produktif. ”Be more productive and creative,” ujarnya.
Reunion. Bersatu kembali dalam silaturahmi membangun kebersamaan. Berbeda-beda itu hal biasa dan berbeda-beda itu sunatullah.
”Dengan reunion ini kita bersatu, saling bertaawun, bagaimana kita saling bekerja sama, membangun rumah kita Indonesia sebagai bagian dari bagaimana kita menjadikan Indonesia sebagai tempat yang thayyibatun warrabun ghafur,” tandasnya.
Terakhir Abdul Mu’ti melontarkan sebuah parikan. ”Manuk gelatik cucuke biru, bar dilantik ojo turu,” selorohnya disambut gelak tawa dan tepuk tangan yang riuh dari hadirin.
Penulis Bakhtiarin Perihatin Bakhri Editor Sugeng Purwanto