PWMU.CO– Pramurukti dan spa muslimah menjadi perbincangan Pimpinan Harian (PH) Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur saat bersilaturahmi Lebaran ke Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Grahadi, Kamis (11/5/2023).
Hadir di silaturahmi itu Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur Dra Rukmini MAp, Wakil Ketua Dra Faridah Muwafiq, Dra Siti Asmah MPd, Sekretaris Dr Nur Mukarromah SKM MKes, Wakil Sekretaris Asmawatie Rosyidah SH MPd, Bendahara Dra Noer Haidah.
Kemudian Ketua Majelis Tabligh dan Ketarjihan Dr Istikomah MAg, dan Ketua Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Sumiati SAg.
Gubernur Khofifah didampingi Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Pemprov Restu Novi Widiani.
Dalam perbincangan Sekretaris PWA Jatim Dr Nur Mukarromah SKM MKes menyampaikan program Aisyiyah Jatim telah mengadakan pelatihan pramurukti cara merawat lansia.
Ini upaya Aisyiyah Jatim memberdayakan lansia. “Termasuk bagaimana bisa mengurangi ibu-ibu yang pengangguran,” ungkapnya.
“Cuma kendalanya keberlanjutannya. Setelah dilatih, bagaimana hasil pelatihan bisa diterapkan langsung. Ini membutuhkan sertifikasi dan tempat,” terang Nurma, sapaan akrab Nur Mukarromah.
Menurutnya, penempatan tenaga pramurukti pascapelatihan ini yang harus disiapkan. “Supaya yang dilatih benar-benar berdaya, punya sertifikat, dan ada tempat maka Aisyiyah perlu bekerja sama dengan pemerintah,” imbuhnya.
Sebab, tidak mudah mencari peserta meskipun sudah punya trainernya. Kerja sama dengan pemerintah juga diperlukan untuk menyosialisasikan kepada masyarakat, Aisyiyah memiliki tenaga pramurukti.
Menanggapi salah satu program strategis Aisyiyah Jatim itu, Gubernur Khofifah menilai profesi caregiver (pendamping) untuk lansia alias pramurukti memang harus ada.
Dia sarankan Aisyiyah bekerja sama dengan para pramurukti yang bagus di Jepang. Dia bercerita ketika berkunjung ke Jepang dan bertemu orang-orang Indonesia yang berpengalaman menjadi pramurukti di sana.
Pelatihan Traditional Healing
Nurma juga mengungkap, Aisyiyah Jatim sudah melakukan training of trainer traditional healing. “Instrukturnya kita sudah punya yang bersertifikat. Ini sinergi beberapa majelis, ekonomi kesehatan, tabligh, kader, dan lainnya,” terangnya.
Salah satu bentuk traditional healing ialah spa, berupa perawatan wajah dan badan. Spa dapat meningkatkan personal hygiene melalui perawatan diri.
“Aisyiyah Jatim sudah punya trainernya sebab pernah bekerja sama dengan Kemenaker. Waktu itu pelatihan trainernya dibiayai selama satu bulan di Bandung. Kelanjutannya, Aisyiyah Jatim mendapat sumbangan alat-alat di Aisyiyah Training Center (ATC),” katanya.
Gubernur Khofifah merespon instruktur traditional healing bersertifikat dan menyasar muslimah. “Itu bagus kalau bisa dilanjutkan. Buat saja spa muslimah yang nantinya menjadi ikon karena lembaganya sudah bersertifikat,” tuturnya.
Khofifah langsung memerintahkan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur (DP3AK) Jawa Timur Restu Novi Widiani untuk menindaklanjuti.
“Tidak hanya sekali. Mestinya bisa berlanjut karena Aisyiyah punya Aisyiyah Training Center (ATC), salah satunya Balai Latihan Kerja (BLK) bekerja sama dengan Disnaker,” terang Nurma.
Program utama Majelis Kesehatan selain menyasar kesehatan komunitas juga meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui akreditasi rumah sakit (RS) dan klinik.
“Kita punya empat RS. Semuanya sudah terakreditasi. Tiga RS sudah akreditasi paripurna. Tinggal satu RS di Bangkalan yang persiapan akreditasi. Yang klinik, beberapa sudah kita persiapkan. Ini mohon supportnya dari Ibu Gubernur,” ujar. Nurma.
Cara meningkatkan derajat kesehatan memang menjadi fokus Majelis Kesehatan Aisyiyah Jawa Timur. Nurma mengenang, “Kita pernah mendapatkan penghargaan dari Ibu Gubernur untuk keberhasilan stunting, TB, penyakit tidak menular, termasuk di antaranya meningkatkan derajat kesehatan lansia melalui Griya Lansia dan pos pembinaan terpadu (Posbindu) lansia.” (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Sugeng Purwanto