AMM Trenggalek Gelar FGD, IMM Sampaikan Usulan Ini, liputan kontributor PWMU.CO Trenggalek Berta Meilevarespati.
PWMU.CO – Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Trenggalek Jawa Timur menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Aula Pondok Tahfidh MBS Pogalan Trenggalek, Ahad (14/5/2023).
Kegiatan yang mengangkat tema Menggagas Masa Depan Muhammadiyah Trenggalek ini dihadiri oleh 45 peserta. FGD anggota AMM Trenggalek dihadiri Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA), Ortom, AUM dan simpatisan Muhammadiyah Trenggalek. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari acara Musyda Ke-11 Muhammadiyah Trenggalek.
Ketua Panitia Musyda Muhammadiyah Trenggalek Mujiarto menyampaikan, tujuan kegiatan ini untuk menuangkan gagasan tentang Muhammadiyah ke depan yang akan dibawa ke acara Musyda Muhammadiyah Trenggalek. “Selain itu juga untuk memperkenalkan orang-orang yang direkomendasikan dari setiap cabang,” ujarnya.
Diskusi ini dimoderatori oleh Yulfa Mardliana. Semua ikut andil dalam menuangkan ide dan permasalahan untuk dipecahkan bersama di dalam Musyda. Begitu juga dengan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Mereka sebagai tonggak perkaderan juga ikut andil menyampaikan gagasannya. Mereka mengeluhkan sistem perkaderan Muhammadiyah Trenggalek.
Perwakilan IMM Candra Dwi Aprida menyampaikan beberapa hal terkait kepemimpinan dan perkaderan. Menurutnya, setelah Rasulullah wafat, ada empat khalifah yang memimpin umat Islam.
“Mereka mempunyai karakter kepemimpinan yang berbeda-beda. Abu Bakar Ash-Shiddiq seseorang yang sabar dan bijaksana. Umar bin Khattab tegas dan kuat, Utsman bin Affan yang dermawan, dan Ali bin Abi Thalib sorang pemuda yang cerdas dan berani,” ujarnya.
“Maka kami berharap Pimpinan Daerah Muhammadiyah Trenggalek yang akan datang memiliki sifat-sifat kekhalifahan tersebut,” imbuhnya.
Lanjutkan Estafet Perjuangan Kepemimpinan
Dia mengungkapkan, banyak dari pimpinan Muhammadiyah yang bertanya program kerja IMM Trenggalek. Namun belum sampai bertanya tentang adakah permasalahan di organisasi.
“Padahal kita membutuhkan hal-hal itu dari sosok orangtua. Karena kita telah menganggap beliau-beliau adalah ayah yang memberikan nasihat-nasihat organisasi. Mereka yang memiliki banyak pengalaman bisa memberikan solusi-solusi dari permasalahan di organisasi kita,” ungkapnya.
Menurutnya hal yang penting adalah terkait dengan perkaderan. Kader merupakan suatu hal yang penting dalam organisasi, karena kader akan melanjutkan estafet perjuangan kepemimpinan. Kader merupakan fondasi sebuah organisasi.
“IMM Trenggalek mempunyai harapan besar terhadap Muhammadiyah ke depannya. Yang pertama, mendesain perkaderan Muhammadiyah Trenggalek berupa pembinaan formal, informal, struktural, dan kultural terhadap kader Muhammadiyah,” jelasnya.
“Kedua, mendayagunakan keluarga untuk perkaderan. Apabila ayahanda Muhammadiyah mempunyai anak mohon untuk dikader agar siap melanjutkan estafet perkaderan Muhammadiyah,” harapnya. (*)
Co-Editor Sugiran Editor Sugeng Purwanto