PWMU.CO – Muhammadiyah itu bergerak bottom up (dari bawah), bukan top down (dari atas). “Jadi sudah menjadi karakter Muhammadiyah bahwa untuk maju harus memiliki metal bonek (bondo nekat, atau tekat besar, Red). Di mana tidak hanya kemauan yang kuat, tapi keberanian yang hebat juga sangat dibutuhkan.”
Bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Dr dr Sukodiono MM mengatakan hal itu dalam peletakkan batu pertama pembangunan Komplek Pendidikan Muhammadiyah Rungkut Surabaya, di MI Muhammadiyah 27, Senin (1/5).
(Baca: Ustdaz yang Selalu Ajak Keluarga pada Pengajiannya Ini Anjurkan ‘Bonek’ dalam Pendirian AUM)
“Hari ini cita-cita bersama Muhammadiyah Rungkut bergerak,” pesan dr Suko—panggilan akrabnya. Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya ini juga memberikan bantuan berupa pinjaman dana untuk pembangunan tersebut.
“Insyaallah, kita akan membangun gedung lantai 3 yang akan diperuntukkan bagi PG, TK ABA 68, dan MI Muhammadiyah 27 Rungkut. Semoga kita bisa memberikan manfaat. Muhammadiyah berkemajuan adalah Muhammadiyah yang bermanfaat bagi bangsa dan negara,” kata H Faisal Haqqi, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Rungkut.
Manurut Faisal, menjelaskan dengan berbagai keterbatasan, PCM dan warga Muhammadiyah Rungkut bisa bahu membahu untuk bersinergi mewujudkan cita-cita bersama membangun komplek pendidikan ini. “Hari ini adalah yang hari yang bersejarah bagi perkembangan Muhammadiyah Rungkut Surabaya,” tuturnya.
Ketua Lembaga Seni, Budaya, dan Olahraga (LSBO) PWM Jatim Ir Sudarusman yang menjadi pembicara dalam acara itu berpesan bahwa Muhammadiyah itu tidak boleh terlalu struktural. “Tetapi harus kultural dalam pengembangan amal usahanya,” ujarnya.
Warga Muhammadiyah Rungkut sangat antusias menyambut gerakan mbonek ini; bonek yang positif. Selamat! (Ferry Yudi AS)