Tujuh Keunggulan Wanfang Hospital Taiwan yang Belum Ada di RS Kita; Oleh dr Sholihul Absor MKes (seri kedua).
PWMU.CO – Pada hari kedua kunjungan ke Taiwan, Rabu (16/5/2023), rombongan Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur berkesempatan mengunjungi Taipei Municipal Wanfang Hospital. Sebuah rumah sakit (RS) swasta besar yang dikelola oleh Taipei Medical University.
Kunjungan ini merupakan bagian Indonesia Health Information Management Workshop, di Taiwan, yang berlangsung Senin-Jumat (15-19 Mei 2023). Acara ini hasil kerja sama antara MPKU PWM Jatim dengan Taipei Hospital Ministri of Health and Welfare dan Taiwan International Healthcare Training Center.
RS pendidikan kedokteran ini memiliki 700 bed dengan keunggulan perawatan kanker dan transplantasi organ. Kami sangat surprise karena kedatangan kami diterima secara formal oleh jajaran inti RS. Tidak kurang dari 12 orang yang menyambut kami. Mulai dari wakil direktur sampai kepala keperawatan.
Sementara kami dari MPKU PWM Jatim hanya tujuh orang. Yaitu Dr Mundakir SKep, NS MKep (Ketua), dr Sholihul Absor MKes (Wakil Ketua), dr Tomy Oeky Prasiska MARS (Sekretaris); Dr. Zainul Arifin MKes (Ketua Divisi Jaringan dan Pengembangan Strategis); Ismail Fahmi PhD (Penasihat MPKU PWM Jatim), dan Imanullah Ali Ubed ST (Koordinator Tim IT RSMA Jatim).
Kami diterima di ruang meeting yang keren. Ada mikrofon dan layar monitor di setiap meja peserta. Kalah deh ruang meeting kami di Surabaya. Alhamdulillah ketua kita, Dr Mundakir, sudah bisa hadir dan memberikan sambutan dengan wajah ceria, setelah sebelumnya hampir kena deportasi dan tak bisa hadir pada pertemuan di Taipei Hospital.
Di Wanfang Hospital kami menimba pengalaman tentang IT dari sudut pandang user di tempat tugasnya. Beberapa hal menarik kami jumpai di sini. Pertama, pengembangan fungsi IT tidak hanya di Nurse Station, tetapi juga sampai di kamar pasien.
Lembar monitor yang biasa kita lihat dicantolkan di bed pasien, di sini diganti fungsinya oleh monitor yang ditempelkan di dinding ruang perawatan. Selain bisa untuk melihat catatan pemeriksaan sebelumnya, juga bisa melihat data pendukung lain yang ditarik dari data base, sehingga tidak perlu lagi visite dengan membawa medical record.
Kedua, sama seperti saat kami di Taipei Hospital (Senin 15 Mei 2023), seluruh medical device (alat kesehatan) terhubung dengan central monitor di Nurse Station. Selain itu juga masing-masing perawat juga memegang HP yang bisa memonitor kondisi pasien yang dirawat.
Jika ada pasien yang gawat atau butuh bantuan, di HP tersebut akan muncul notifikasi. Bila perawat yang bertugas tidak merespon maka sistem akan mengumumkan lewat sound system agar segera membantu.
Ketiga, semua status pasien muncul di dashboard besar di ruang Nurse Station dengan tampilan yang menarik. Tidak hanya angka dan huruf tetapi juga grafik, warna, simbol penyakit, denah ruangan, gambar ynagg mencerminkan kondisi pasien.
Semua sangat lengkap. Saking lengkapnya, sampai ada tampilan letak pasien di denah dengan gambaran tingkat keparahan penyakit dan keterangan berapa banyak perawat yng dibutuhkan masing-masing pasien bila membutuhkan evakuasi. Secara tampilan dashbord RS ini lebih menarik daripada yang di Taipei Hospital.
Aspek Managemen
Hal menarik keempat, dan ini yang penting, pengembangan IT sangat mengutamakan user, dalam hal ini perawat, karena merekalah yang paling tahu kebutuhan informasinya.
Kepala Perawat Liu Doreses yang mendampingi kami yang merumuskan kebutuhannya dan diskusi intensif dengan developer. Sehingga terlihat sekali perawat yang menjelaskan pada kami sangat menguasai dan confident, serta kelihatan bangga. Ini yang ditangkap Mas Ismail Fahmi, sang IT advisor kita, sebagai sense of belonging yang menjadi jaminan IT akan berjalan dengan lancar.
Kelima, jika saya hubungkan dengan penjelasan oleh Director of Information Management Departemen Taipei Hospital Li Feng Wang, bahwa kebutuhan informasi dibagi menjadi tiga kelompok yang harus dibedakan.Mana yang necessary (wajib ada), need (keinginan yang sifatnya meningkatkan kinerja, dan want (tambahan yang dapat membuat nyaman dalam berkerja). Hal ini penting untuk memudahkan pengembang dalam bekerja. Tiga kebutuhan ini juga diberlakukan di Wanfang Hospital.
Keenam, kepemimpinan dan kepercayaan kepada anak buah menjadi sangat penting. Saya salut dengan Liu Doreses yang menyampaikan ke kita dichadapan anak buahnya bahwa yang mudalah yang mampu mengerjakan semua ini. Sedangkan dia hanya mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan—meskipun saya amati kepala perawat ini tidakklah pinter juga. Selama di ruangan, penjelasan teknis lebih banyak disampaikan oleh perawat-perawat yang muda.
Ketujuh, sebagai tambahan, mereka punya budaya yang bagus dalam hal efektivitas kerja, utamanya tepat waktu. Dua hari ini kami selalu masuk ruang meeting dengan posisi mereka sudah siap menerima tamu, lengkap dengan nama dan jabatan yang diletakkan di meja. Ada juga ucapan selamat datang dan banneruntuk menyambut kami. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni