Bolehkah Membaca Hanya Satu Ayat setelah Al-Fatihah dalam Shalat Fardhu; Format Baru Fatwa-Fatwa Tarjih: Tanya Jawab Agama oleh Dr Zainuddin MZ Lc MA; Ketua Lajnah Majelis Tarjih dan Tajdid PWM Jatim dan Direktur Turats Nabawi, Pusat Studi Hadits.
PWMU.CO – Tanya: Bagaimanakah jika dalam shalat fardhu yang dibaca hanya satu ayat saja? Adakah contoh dari Rasulullah SAW?
Jawab: Mengenai membaca surat selain surat al-Fatihah sewaktu shalat, kebanyakan menyebutkan surat, bukan ayat. Seperti surat al-Baqarah, al-Jumu’ah, al-Munafiqun, dan lain-lain. Tetapi ada pula dengan menyebut ayat permulaan surat. Seperti alif lam mim tanzil (al-Sajdah) dan Hal ata alal insan (al-Dahr atau al-Insan) dan diberi keterangan kalimat seperti ini, keduanya dibaca penuh.
Dengan demikian Nabi SAW membaca satu surat, bukan satu ayat. Tetapi pernah juga Nabi SAW membaca idza zulzilatil ardlu pada rakaat pertama dan kedua sewaktu shalat Subuh.
Catatan
Agar dipahami terlebih dahulu, bahwa bacaan selain surat al-Fatihah itu hukumnya sunah, bukan wajib seperti membaca surat al-Fatihah. Jika ada orang yang shalat apapun—baik dalam shalat wajib maupun dalam shalat sunah—dan ia hanya mencukupi dengan bacaan surat al-Fatihah, maka shalatnya dinilai sah, walaupun kurang pada aspek kesempurnaannya.
Dengan demikian, menjawab pertanyaan, apakah boleh setelah membaca surat al-Fatihah hanya menambah satu ayat? Tentunya sangat diperbolehkan.
Pesan Nabi SAW kepada orang yang tidak bagus shalatnya “kemudian bacalah Al-Qur’an yang mudah bagimu”, cukup sebagai payung hukum, seseorang boleh membaca walaupun hanya dengan satu ayat.
Hadits Rifaah bin Rafi’
عَنْ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعٍ الزُّرَقِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: (دَخَلَ رَجُلٌ الْمَسْجِدَ وَرَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسٌ فِي نَاحِيَةِ الْمَسْجِدِ) (فَصَلَّى الرَّجُلُ فَأَخَفَّ صَلَاتَهُ) (ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَعَلَيْكَ السَّلَامُ، ارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ) (فَرَجَعَ يُصَلِّى كَمَا صَلَّى) (ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ: وَعَلَيْكَ السَّلَامُ، ارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ) (حَتَّى فَعَلَ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ, فَقَالَ الرَّجُلُ: وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ مَا أُحْسِنُ غَيْرَ هَذَا) (فَعَلِّمْنِي) (يَا رَسُولَ اللهِ) (فَقَالَ: إِنَّهُ لَا تَتِمُّ صَلَاةٌ لِأَحَدٍ مِنَ النَّاسِ حَتَّى) (يُسْبِغَ الْوُضُوءَ) (فَيَضَعَ الْوُضُوءَ مَوَاضِعَهُ) (كَمَا أَمَرَهُ اللهُ – عز وجل -, فَيَغْسِلَ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ، وَيَمْسَحَ بِرَأسِهِ وَرِجْلَيْهِ إِلَى الْكَعْبَيْنِ) (ثُمَّ تَشَهَّدْ وَأَقِمْ) (ثُمَّ قُمْ فَاسْتَقْبِلْ الْقِبْلَةَ, ثُمَّ كَبِّرْ) وَفِي رِوَايَةٍ: (ثُمَّ يَقُولُ: اللهُ أَكْبَرُ) (وَيَحْمَدُ اللهَ وَيُمَجِّدَهُ وَيُكَبِّرَهُ) (وَيُثْنِي عَلَيْهِ) (ثُمَّ اقْرَأ بِمَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنْ الْقُرْآنِ) وَفِي رِوَايَةٍ: (ثُمَّ اقْرَأ بِأُمِّ الْقُرْآنِ, ثُمَّ اقْرَأ بِمَا شِئْتَ) وَفِي رِوَايَةٍ: (فَإِنْ كَانَ مَعَكَ قُرْآنٌ فَاقْرَأ بِهِ، وَإِلَّا فَاحْمَدْ اللهَ وَكَبِّرْهُ وَهَلِّلْهُ) (ثُمَّ يَقُولُ: اللهُ أَكْبَرُ ثُمَّ يَرْكَعُ) (فَإِذَا رَكَعْتَ فَضَعْ رَاحَتَيْكَ عَلَى رُكْبَتَيْكَ, وَامْدُدْ ظَهْرَكَ) (حَتَّى تَطْمَئِنَّ مَفَاصِلُهُ) (وَتَسْتَرْخِيَ) (ثُمَّ يَقُولُ: سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ) (حَتَّى يَسْتَوِيَ قَائِمًا) (فَإِذَا رَفَعْتَ رَأسَكَ فَأَقِمْ صُلْبَكَ حَتَّى تَرْجِعَ الْعِظَامُ إِلَى مَفَاصِلِهَا) (ثُمَّ يَقُولُ: اللهُ أَكْبَرُ، ثُمَّ يَسْجُدُ) (فَيُمَكِّنَ جَبْهَتَهُ مِنَ الْأَرْضِ حَتَّى تَطْمَئِنَّ مَفَاصِلُهُ وَتَسْتَرْخِيَ) (ثُمَّ يَقُولُ: اللهُ أَكْبَرُ وَيَرْفَعُ رَأسَهُ حَتَّى يَسْتَوِيَ قَاعِدًا) (وَيُقِيمَ صُلْبَهُ) وَفِي رِوَايَةٍ: (فَإِذَا رَفَعْتَ رَأسَكَ فَاجْلِسْ عَلَى فَخِذِكَ الْيُسْرَى) (حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا) (ثُمَّ يَقُولُ: اللهُ أَكْبَرُ، ثُمَّ يَسْجُدُ حَتَّى تَطْمَئِنَّ مَفَاصِلُهُ سَاجِدًا، ثُمَّ يَرْفَعُ رَأسَهُ فَيُكَبِّرُ) (حَتَّى يَسْتَوِيَ قَائِمًا) (ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِي صَلَاتِكَ كُلِّهَا) (فَإِذَا جَلَسْتَ فِي وَسَطِ الصَّلَاةِ فَاطْمَئِنَّ وَافْتَرِشْ فَخِذَكَ الْيُسْرَى ثُمَّ تَشَهَّدْ) (ثُمَّ افْعَلْ كَذَلِكَ حَتَّى تَفْرُغَ مِنْ صَلَاتِكَ) (فَإِذَا فَعَلْتَ ذَلِكَ فَقَدْ تَمَّتْ صَلَاتُكَ وَإِنْ انْتَقَصْتَ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا انْتَقَصْتَ مِنْ صَلَاتِكَ) (قَالَ: وَكَانَ هَذَا أَهْوَنَ عَلَيْهِمْ مِنْ الْأَوَّلِ أَنَّهُ مَنْ انْتَقَصَ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا انْتَقَصَ مِنْ صَلَاتِهِ وَلَمْ تَذْهَبْ كُلُّهَا)
Rifa’ah bin Rafi’ al-Zuraqi ra berkata: (Seorang masuk masjid, dan Nabi sedang duduk disisi masjid) (lalu ia shalat dengan cepat) (lalu menghadap Nabi dan memberi salam) (Lalu ia memberi salam. Nabi pun menjawab salamnya dan bersabda: Shalatlah lagi, anda belum shalat) (Lalu ia mengulang shalat) (kemudian menghadap dan memberi salam lagi kepada Nabi) (Nabi menjawab salamnya dan bersabda: Shalatlah lagi, sungguh anda belum shalat. Yang sedemikian itu hingga ia lakukan tiga kali. Lalu orang itu berkata: Demi Dzat yang mengutus tuan dengan hak, aku tidak lebih baik dari ini) (maka ajarilah aku) (wahai Nabi).
(Nabi saw bersabda: Sesungguhnya tidak sempurna shalat seorang) sehingga ia menyempurnakan wudhu) (sebagaimana yang diperintahkan Allah, membasuh wajah dan tangan sampai ke siku, mengusap kepala dan membasuh kaki sampai ke mata kaki) (lalu membaca syahadat) (menghadap kiblat lalu takbir). Dalam riwayat lain: (kemudian berucap, allahu akbar) (lalu memuji dan membesarkan Allah). (Kemudian membaca yang mudah dari al-Qur’an) (Kemudian menghadaplah ke kiblat lalu takbir). Dalam riwayat lain (kemudian mengucapkan, Allahu akbar) (lalu memuji dan memuja Allah dan membesarkanNya) (kemudian membaca al-Qur’an yang mudah bagimu).
Dalam riwayat lain: (Jika anda memiliki bacaan al-Qur’an, silahkan membacanya). Dalam riwayat lain, bacalah al-Fatihah dan surat lain sesukamu). Dalam riwayat lain: (Jika anda memiliki bacaan al-Qur’an, silahkan membacanya. Jika tidak, maka bacalah tahmid, takbir dan tahlil) (Lalu takbir dan ruku’) (Ketika ruku’, letakkan telapak tangan pada lututmu dan ratakan punggungmu) (hingga tumakninah) (dan rilek) (Kemudian bacalah samiallahu li man hamidahu) (hingga anda berdiri tegak) (Jika anda bangkit, maka tegakkan tulang sulbimu, sehingga persendian kembali pada posisinya) (Lalu takbir dan sujud) (Letakkan dahimu pada bumi sampai tumakninah dan rilek) (Kemudian takbir dan duduk antara dua sujud) (hingga tegak tulang sulbimu).
Dalam riwayat lain: (Jika anda bangkit, duduklah pada pahamu yang kiri) (hingga tumakninah) (Lalu takbir dan sujud kedua hingga tumakninah) (Lalu bangkit dan takbir) (hingga duduk istirahat dengan tegak) (Lalu kerjalan untuk setiap rakaatmu seperti itu) (Jika anda duduk pada pertengahan shalat, maka duduklah iftiras, lalu bacalah tasyahud) (Lalu kerjakan seperti itu sampai tuntas shalatmu). (Jika anda lakukan dengan sempurna, maka sempurnalah nilai shalatmu, namun jika anda kurangi sedikit hal tersebut, maka anda telah mengurangi nilai shalatmu). (Katanya, hal itu lebih mudah bagi mereka. Yakni bagi yang menguranginya, maka berkurang kesempurnaan shalat, walaupun tidak hilang secara keseluruhan).
HR Bukhari: 724, 5897, 6090; Muslim: 397; Ibnu Hibban: 1787; Abu Dawud: 856, 857, 858, 859, 860, 861; Tirmidzi: 302, 303; Nasai: 884, 1053, 1136, 1313; Ibnu Majah: 1060; Ahmad: 19017.
Sesungguhnya tidaklah dibedakan antara pelaksanaan shalat fardhu dan shalat sunah. Pada kedua jenis shalat tersebut seseorang diperbolehkan walaupun hanya membaca satu ayat.
Ditemukan dalam melaksanakan shalat Iftitah, Pada rakaat pertama Rasulullah saw. hanya membaca surat Al-Baqarah, ayat 136, atau hanya membaca surat Ali Imran, ayat 84; Dan pada rakaat yang kedua, Rasulullah saw. hanya membaca surat Ali Imran, ayat 52, atau hanya membaca surat Ali Imran, ayat 64, atau hanya membaca surat Al-Baqarah, ayat 119.
Hadits Ibnu Abbas
وَعَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: كَانَ أَكْثَرُ مَا يُصَلِّي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّكْعَتَيْنِ اللَّتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ: قُولُوا آَمَنَّا بِاللهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ وَالْأُخْرَى: فَلَمَّا أَحَسَّ عِيسَى مِنْهُمُ الْكُفْرَ قَالَ مَنْ أَنْصَارِي إِلَى اللهِ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللهِ آَمَنَّا بِاللهِ وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ وَفِي رِوَايَةٍ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي رَكْعَتَيْ الْفَجْرِ: قُولُوا آَمَنَّا بِاللهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا, وَالَّتِي فِي آلِ عِمْرَانَ: قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
Ibnu Abbas ra telah berkata: Kebanyakan bacaan Nabi saw. sewaktu shalat dua rakaat sebelum Fajar adalah membaca firman-Nya: Katakanlah (hai orang-orang mukmin): Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishak, Ya’kub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa saja yang telah diberikan kepada Nabi-Nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya. (al-Baqarah: 136).
Dan pada rakaat yang kedua Nabi membaca firman-Nya: Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (bani lsrail) berkatalah dia: Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah? Para hawariyun (sahabat-sahabat yang setia) menjawab: Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri. (Ali Imran: 52).
Dalam riwayat lain, untuk rakaat yang pertama Nabi saw. membaca firman-Nya: Katakanlah (hai orang-orang mukmin): Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishak, Ya’kub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang telah diberikan kepada Nabi-Nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya. (al-Baqarah: 136).
Dan pada rakaat yang kedua Nabi saw. membaca firman-Nya: Katakanlah: Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita ada menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakan-lah kepada mereka: Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah). (Ali Imran: 64).
HR Muslim: 727; Abu Dawud: 1259; Nasai: 944; Ahmad: 2045.
Hadits Abu Hurairah
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي رَكْعَتَيْ الْفَجْرِ: قُلْ آمَنَّا بِاللهِ وَمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَالنَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ وَفِي الرَّكْعَةِ الْأُخْرَى بِهَذِهِ الْآية: رَبَّنَا آمَنَّا بِمَا أَنْزَلْتَ وَاتَّبَعْنَا الرَّسُولَ فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ أَوْ: إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَا تُسْأَلُ عَنْ أَصْحَابِ الْجَحِيمِ
Abu Hurairah ra. berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. ketika shalat dua rakaat sebelum shalat Fajar membaca firman-Nya: Katakanlah: Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya’kub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para Nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri (Ali Imran: 84).
Dan pada rakaat yang kedua Nabi saw. membaca firman-Nya: Wahai Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah) ( Ali Imran: 53). Atau Nabi membaca firman-Nya: Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita-berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan dimintai (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka. (al-Baqarah: 119). HR Abu Dawud: 1260; Baihaqi: 4656.
Bolehkah Membaca Hanya Satu Ayat setelah Al-Fatihah dalam Shalat Fardhu? Editor Mohammad Nurfatoni