Doa Aneh dalam Ceramah Ketua PDM Lamongan di PRM Pelangwot, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Nurkhan
PWMU.CO – Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Pelangwot Jawa Timur mengadakan Halalbihalal di Masjid Darul Fallah, Pelangwot, Laren, Lamongan, Jawa Timur, Selasa (16/5/2023).
Kegiatan ini diikuti warga dan ortom Muhammadiyah. Mulai dari Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, dan Tapak Suci.
Halalbihalal ini merupakan pembukaan agenda pengajian rutin yang di adakan oleh PRM Pelangwot. Sebagai pembicara dalam kegiatan ini adalah Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan Drs H Shodikin MPd.
Dia membuka tausiah dengan menceritakan Khalifah Umar dan sahabat yang lain ketika melaksanakan Thawaf. Khalifah Umar bin Khattab pernah melaksanakan haji bersama dengan sahabat yang lain.
“Ketika melaksanakan thawaf, ada salah seorang sahabat waktu membaca doa terasa aneh. Karena bacaan doa yang dia lantunkan berbeda dengan doa yang di baca sahabat pada umumnya.”
Doa yang dia lantunkan saat thawaf adalah Allahumma aj’alni minal khalil, Allahumma aj’alni minal khalil, Allahumma ajl’alni minal khalil. Kahlifah Umar bin Khattab terus memperhatikan sahabat tadi dan menunggunya sampai selesai Thawaf kemudian menyapanya dan bertanya.
“Hai sahabat saat kamu melaksanakan thawaf, doa yang kamu baca dalam thawaf terasa aneh karena bacaan doa tadi berbeda seperti apa yang di baca oleh para kebanyakan sahabat lain?” tanyanya.
“Karena saya ingin masuk dalam golongan orang yang bersyukur, sebab tidak semua orang bisa bersyukur dan golongan orang yang sedikit tersebut termasuk orang-orang yang bersyukur,” jawab sahabat tersebut.
Allah ta’ala berfirman dalam Surat Saba’ ayat 13, Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang mencapai derajat syakuur.
Selain ayat-ayat di atas, bukti manusia sangat sedikit yang bersyukur juga disebut dalam hadits Nabi Muhammad SAW. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Umat manusia itu ibarat seratus ekor unta. Hampir tidak kamu dapati di antara mereka yang layak untuk ditunggangi dalam perjalanan jauh” (HR Muslim).
Kewajiban Bersyukur
Shodikin menjelaskan, sebagai orang yang beriman sudah menjadi kewajiban bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan, minimal membiasakan diri membaca alhamdulillah.
“Makanya manusia itu, mulai bangun tidur atau pagi-pagi sudah diajarkan bersyukur kepada Allah, dengan cara membaca doa bangun tidur.”
Alhamdullillahilladzi ahyaana ba’da ma amatana wa ilaihin nusyur, artinya, Segala puji bagi Allah, yang telah membangunkan kami setelah menidurkan kami, dan kepada-Nya lah kami dibangkitkan.
Dia mengingatkan jamaah harga satu tabung kecil pada saat Covid-19 lebih dari 1 juta, apalagi ketika barang itu langkah sedangkan manusia ketika bernapas tidak dibebani biaya sedikitpun sama sekali.
“Saat itulah kita baru merasakan betapa banyak nikmat yang diberikan Allah, tapi manusia hanya berucap Alhamdulillah saja sangat sulit,” terangnya.
Selain nikmat yang sudah kita rasakan di dunia selama ini, ada lagi nikmat yang paling besar yaitu nikmat iman. Dengan iman, manusia menjalani kehidupan si dunia akan terjaga. Nikmat iman itulah yang akan membawa manusia menuju surga menghindari neraka.
Rasulullah Saw pernah menyesal dan menangis disebabkan pamannya Abu Thalib yang selalu menjaga dan membantunya dalam perjuangan meninggal belum belum beriman.
“Maka, sudah seharusnya menjaga dan merat Imannya. Untuk menjaga iman tersebut diantaranya sering berkumpul atau berteman dengan orang baik dan mengikuti kegiatan pengajian.” (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.