PWMU.CO – Pernyataan Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Hary Tanoe yang mengatakan semua warga keturunan Tionghoa akan memilih calon presiden (capres) yang didukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat tanggapan Din Syamsuddin.
Usai menghadap Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (15/5), Hary Tanoe mengatakan masyarakat Tionghoa selama ini mendukung semua kebijakan Jokowi. Mereka juga akan mendukung keputusan Jokowi tentang capres di Pilpres 2024.
Menurut Din Syamsuddin pernyataan Hary Tanoe tersebut adalah bentuk politik identitas yang nyata karena mengedepankan identitas etnik.
“Sebenarnya sah dan baik-baik saja tapi tidak dalam bentuk monopolistik dan manipulatif,” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2005-2010 dan 2010-2015 itu dalam keterangan tertulis yang diterima PWMU.CO, Jumat (19/5/2023) siang.
Din mengatakan, jika benar semua warga keturunan Tionghoa memilih capres dukungan Presiden Jokowi maka hal itu membenarkan dugaan adanya kelompok oligarki dari etnik Tionghoa berada di balik Presiden Jokowi.
Hal itu juga menunjukkan pernyataan tersebut membela kepentingan politik ekonomi tertentu dan menghalangi kelompok lain yang ditentang oleh Presiden Joko Widodo.
“Kalau tidak benar—karena ada pihak dari etnik Tionghoa, seperti Jusuf Hamka, yang mempertanyakannya—maka pernyataan Hary Tanoe dapat dikatakan bersifat manipulatif yakni memanipulasi kenyataan yang sebenarnya,” kata Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahun 2014-2015 itu.
Din Syamsuddin menegaskan, pada sisi lain pernyataan demikian bertendensi memecah belah bangsa atas dasar ras dan etnik. “Maka di mana posisi Perindo yang dipimpinnya. Jangan-jangan partai itu hanyalah politik kamuflase,” kata dia. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni