Musyda Muhammadiyah Trenggalek, Ini Pesan Ketua PDM, liputan kontributor PWMU.CO Kabupaten Trenggalek Rizka Ayu Fitrianingsih.
PWMU.CO – Membumikan Islam Berkemajuan Mencerdaskan Trenggalek menjadi tema Musyawarah Daerah (Musyda) Ke-11 Muhammadiyah Kabupaten Trenggalek yang digelar Jumat-Sabtu (19-20/5/2023).
Ditemui PWMU.CO Sabtu (29/4/2023), Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Trenggalek Drs Rohmat MM memaparkan isi makna dalam tema diusung, yang nantinya akan memberikan warna dan perubahan baru. Khususnya pada tombak kepemimpinan selanjutnya.
Menurutnya Rohmat, tema Musydacmemiliki kesederhanaan dan warna yang berbeda. Keunikan yang berbeda adalah pelaksanaan musyda seringkali dilaksanakan di sudut kota Trenggalek, dimana rata-rata masyarakat sudah sangat mengenal Muhammadiyah.
“Namun kali ini berbeda, pelaksanaan Musyda Ke-11 akan ditempatkan di sebuah desa yang sepi. Muhammadiyahnya kurang terekspos dan masih kurang terjamah. Seluruh pimpinan menginginkan agar masyarakat dapat mengenal lebih dekat dengan Muhammadiyah,” ujarnya.
Penempatan Musyda Ke-11 Muhammadiyah Trenggalek di kampus 3 Pondok Tahfidh MBS (Muhammadiyah Boarding School) Trenggalek. Tepatnya di Dusun Genengan Desa Wulan Kulon, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek.
“Tujuan lainnya adalah untuk mengenalkan lebih dekat Muhammadiyah di desa tersebut. Dekat dengan masyarakat, menyapa masyarakat agar nantinya masyarakat tahu dan lebih dekat dengan Muhammadiyah. Dan sebagai syiar dakwah bagi seluruh PDM Kabupaten Trenggalek,” tambahnya.
Ada hal spesial yang disiapkan di event ini. PDM bekerjasama dengan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA), dibantu oleh seluruh AMM dan ortom menyediakan agenda tambahan. Pentas seni yang ditampilkan oleh masing-masing lembaga Muhammadiyah Trenggalek untuk memeriahkan musyda.
“Ada pula bazar yang melibatkan AUM, UMKM agar dapat membuka lapangan rezeki dan keberkahan bagi mereka dalam musyda. Kami juga menyediakan bakso gratis sekitar 2.000 mangkok untuk dapat memeriahkan musyda,” ungkapnya.
Kupas Tema Musyda
Dia menjelaskan, ada tiga poin terkait tema Membumikan Islam Berkemajuan Mencerdaskan Trenggalek. Pertama, memperluas cakrawala penyebaran Muhammadiyah alias kaderisasi.
“Memperluas cakrawala penyebaran Muhammadiyah diambil dari kata dalam tema logo Islam Berkemajuan. Maksudnya, Islam berkemajuan di era sekarang adalah dengan menampilkan anak mudanya yang milenial. Cerdas dalam bidang IT ataupun kreatif, inovatif dalam segala aspek di jaman modern ini,” jelasnya.
“Anak muda ikut andil di berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh PDM, karena anak muda perlu diberdayakan dalam syiar dakwah. Agar nantinya dapat lahir pejuang-pejuang kader persyarikatan untuk Muhammadiyah, khususnya Muhammadiyah di Trenggalek,” imbuhnya.
Contohnya di kegiatan besar musyda, PDM menampilkan seluruh AMM untuk dapat memberikan kontribusinya secara langsung di penampilan musyda. Seperti IPM, IMM, NA, Pemuda, TS, HW dan seluruh ortom, dapat bahu membahu untuk mensukseskan Musyda Trenggalek.
“Maka dari itu Islam Berkemajuan dengan menampilkan anak muda sebagai ladang dakwah perkaderan sangatlah rekomended dan bagus. Dimulai dari kegiatan-kegiatan kecil dan besar seperti yang dicontohkan di Muhammadiyah,” terangnya.
“Untuk nantinya dapat melahirkan kader-kader yang multitalent yang lahir dan dimiliki dari rahim Muhammadiyah dan Aisyiyah, dalam memajukan Islam berkemajuan untuk umat dan bangsa,” imbuhnya.
Point kedua, lanjutnya, adalah menjaga aset-aset Persyarikatan Muhammadiyah. Dalam membumikan Islam Berkemajuan perlu dengan baik dan bijak menjaga aset-aset persyarikatan Muhammadiyah. Baik dalam menjaga lembaga maupun umatnya.
“Jagalah AUM-AUM kita dengan baik, agar tidak nyleweng keluar dari aturan yang sudah ditetapkan Muhammadiyah. Dan agar tidak ada campur tangan dari orang-orang di luar persyarikatan, yang menjadi benalu untuk persyarikatan itu sendiri,” pesannya.
“Selain itu dapat dengan baik menjaga aset-aset lainnya yang dimiliki oleh Muhammadiyah. Mulai aset yang dimiliki lembaga pendidikan, pondok pesantren dan yang lainnya,” tambahnya.
Jaga Akidah
Point ketiga, sambungnya, yaitu menjaga akidah jamaah Persyarikatan Muhammadiyah. Sesuai dengan ketentuan yang diinginkan dan diyakini oleh Muhammadiyah, kita ingin jamaah kita itu aman. Aman dalam berdakwah, seperti mengajak untuk dekat dan mengenal lebih dekat lagi muhammadiyah, dan mau ber-Muhamamdiyah didalamnya, itu salah satu yang kami harapkan,
“Jangan sampai kita beraktivitas dan mengikuti komunitas-komunitas dakwah lainnya, namun malah membuat kita tertarik keluar dari Muhammadiyah. Itu yang kurang tepat. Kita berusaha mengajak dan menjaga untuk dapat dekat dengan kita, bukan malah keluar. Boleh bebas, namun tetap tahu akidah,” tuturnya.
Maka harapan kami untuk pimpinan Muhammadiyah yang terpilih agar mampu menjaga warga dan jamaah agar akidahnya semakin kuat dan semakin krasan di lingkungan Muhammadiyah.
“Krasan di masjid-masjid Muhammadiyah, di sekolah-sekolah Muhammadiyah, madrasah-madrasah Muhammadiyah dan lembaga-lembaga Muhammadiyah lainnya. Termasuk juga pondok pesantren Muhammadiyah,” tegasnya.
“Seluruh pimpinan harus semakin yakin terhadap lembaga-lembaga itu, sebagai tempat untuk mengamanahkan segala bentuk perjuangan didalamnya. Maka dari itu perlu dan selalu diberikan pendidikan yang baik, akidah dan aturan yang baik pula tentunya,” ungkapnya.
Logo sesuai Lokasi Musyda
Rohmat mengungkapkan, makna logo Musyda dengan desain dan corak warna yang mencerahkan sudah sangat sinkron dan sesuai dengan tempat yang akan digunakan musyda.
“Awalnya desa tersebut merupakan perkebunan yang tidak terurus dan terlihat sepi. Kemudian disulap menjadi pondok yang begitu besar dan indah, cerah serta memancar terang. Sudah sangat cocok dengan desain yang ditampilkan,” ujarnya.
“Harapannya nanti mampu menjadi ladang dakwah dalam memajukan Islam berkemajuan. Mencetak kader-kader, generasi yang mencerdaskan untuk Muhammadiyah dan Kabupaten Trenggalek. Orang akan semakin mengenal dan dekat dengan Muhammadiyah, menghijau dan mencerah,” harapnya.
Di akhir periode, dia menyampaikan harapannya untuk para pimpinan Muhammadiyah kedepan dan untuk seluruh warga Muhammadiyah maupun simpatisannya.
“Mengurus Muhammadiyah itu tidak gampang. Ada kalanya kita akan merasa berjuang seorang diri, padahal anggotanya banyak. Dan itu hal yang wajar dalam sebuah perjuangan. Intinya di Muhammadiyah itu harus ada yang betul-betul berkhitmad,” tuturnya.
Pimpinan persyarikatan adalah kumpulan orang-orang sibuk yang rata-rata berada di pemerintahan. Di sisi lain karena faktor ruqul jihadnya yang kurang dimana disibukkan dengan berbagai urusan di persyarikatan, maka kita harus mampu memaklumi itu.
“Namun harus tetap ada satu atau dua orang yang siap berkhitmad sampai njegor, nyemplong, kembloh, jedindil. Kudu dilakoni nganti ikhlas,” tegasnya.
Maknanya kalau sudah tenggelam maka perjuangkan dengan semaksimal mungkin, jangan setengah-setengah. Maka dalam hal demikian, seorang pimpinan harus mampu memiliki komitmen dalam dirinya ketika sudah dipilih dan diberikan amanah dalam persyarikan Muhammadiyah.
“Jangan gumede ketika sudah menjadi pimpinan, harus selalu ditempatkan di depan, harus dihormati duluan dan lain sebagainya. Bukan seperti itu,” jelasnya.
Kita ini penerima amanah, amanah itu harus dijalankan. Kalau tidak dijalankan berarti khianat, berkhianat pada persyarikatannya sendiri. Iku ora apik.
“Sosok pemimpin dalam persyarikatan Muhammadiyah tidak seperti itu. Kembalilah seperti yang dicontohkan oleh pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan. Bagaimana cara-cara yang beliau lakukan, sehingga beliau mampu menjadi sosok dan tokoh pemimpin yang dijadikan sebagai teladan dan panutan,” ajaknya.
Pesan Khusus untuk AMM
Dia juga menitip pesan kepada Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM). Wahai anak-anak muda, wahai ortom-ortom muda, kalian semua adalah harapan Muhammadiyah di masa yang akan datang. Sudah saatnya kalian harus mulai berkiprah hari ini. Jadi jangan kalian tunda-tunda lagi.
“Jangan kau tunda urusanmu sampai besok pagi, selama kau bisa lakukan hari ini. Saya kira anak-anak muda Muhammadiyah Trenggalek sudah mampu melakukan hal-hal banyak dalam syiar dakwah. Jangan nunggu besok, haruslah sekarang,” pesannya.
“Saya punya istilah, besok itu belum tentu ada, yang ada sekarang. Kita ini punya sekarang, kalau besok belum tentu milik kita. Jadi jangan pernah tunda, jangan pernah ditunda-tunda, apapun itu selagi baik dan positif. Semangat!” ajaknya.
Musyda Ke-11 Muhammadiyah Trenggalek siap dilaksanakan. “Maka laksanakan dengan betul-betul tulus, agar nantinya mampu memberikan program dan menghasilkan. Hasil yang terbaik untuk Muhammadiyah di Kabupaten Trenggalek ke depannya dengan sebaik-baiknya,” pungkasnya. (*)
Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.