Seminar Pendidikan Semarakkan Musyda Trenggalek

Seminar pendidikan
Pemaparan materi oleh Dr Arba’iyah Yusuf MA (Berta Meilevarespati/PWMU.CO)

PWMU.CO– Seminar Pendidikan bertema Menjadi Pendidik yang Menginspirasi, Menggerakkan, dan Teladan semarakkan Musyda ke-11 Muhammadiyah Trenggalek.

Acara diselenggarakan di halaman Pondok Tahfidhul Quran MBS Trenggalek Kampus 3 Pogalan, Sabtu (20/05/2023).

Seminar pendidikan menghadirkan Dr Arba’iyah Yusuf MA, Wakil Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadyah. Seminar ini dimoderatori oleh Rizka Ayu Fitrianingsih.

Peserta seminar berasal dari peserta Musyda ke-11 Muhammadiyah Trenggalek, kepala PAUD, TK, BA Aisyiyah, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA Muhammadiyah dan Pondok Pesantren Muhammadiyah se-Kabupaten Trenggalek.

Arba’iyah Yusuf MA menyampaikan, syarat mutlak pendidikan Muhammadiyah di antaranya provider (sekolah/ guru), konten, aktivitas provider, reciever (murid), dan relation activity between provider and reciever.

Menurut dia, syarat-syarat dan akhlak menjadi pendidik perspektif KH Ahmad Dahlan ada sembilan yaitu:

1. Memiliki wawasan keilmuan yang luas (aspek kognitif yang cukup)

2. Memiliki sifat bijak (pengendalian diri)

3. Berpikiran tajam, cerdas dalam berwawasan

4. Memiliki sifat berani dalam hal menyatakan yang benar bila itu benar

5. Berpikiran merdeka, tidak terikat oleh paham pemikiran apapun

6. Toleran, lemah lembut, ramah, dan cinta sesama

7. Bersikap tenang dalam menghadapi persoalan dan berpikiran jernih

8. Harus jelas dan fasih dalam berbicara, sehingga mudah dipahami dan diterima

9. Mampu memberikan argumentasi atas alasan-alasan terhadap semua yang disampaikan

Lalu Arbaiyah bertanya retoris siapakah guru itu? Dalam bahasa Jawa guru itu digugu lan ditiru. Artinya jadi teladan dan panutan.

1.  Guru adalah Mudarris.

Mudarris berasal dari kata darosa-yadrusu-darsun artinya mata pelajaran.  Jadi harus ada ilmu, harus ada mata pelajaran, harus ada konten. Sekarang pelajaran berbasis literasi dan numerasi. Pada pendidikan Abad 21 ini terdiri dari 3 hal penguatan karakter, literasi, dan penguatan kompetensi.

2. Guru adalah Muallim.

Muallim berasal dari kata ngallama-yungallimu-ngilman artinya ilmu. Maka dari itu guru harus ada ilmu.

3. Guru adalah Muaddib

Muaddib artinya membangun peradaban peserta didik

4. Guru adalah Murobbi.

Guru adalah pendidik. Dia punya cinta kasih, mengerti, bijaksana, dan mengasuh peserta didik.

5. Guru adalah Muzakki

”Muzakki artinya mensucikan, menghaluskan. Jadi, guru adalah makhluk yang luar biasa, mensucikan dan menghaluskan hati peserta didik,” ujarnya.

Dia menjelaskan, mengutip pesan KH Ahmad Dahlan, hidup-hidupilah Muhammadiyah dan jangan mencari hidup di Muhammadiyah, maka dalam menghidupi Muhammadiyah jadilah guru yang menginspirasi.

Cara menginspirasi yaitu dengan pembelajaran berbasis festival. Jangan ragu mengadakan festival di sekolah, bisa berbentuk kompetisi. Misalkan, guru bahasa Indonesia mengadakan lomba menulis dan membaca puisi. Maka anak akan belajar menulis dan membaca puisi. Maka outputnya itulah yang harus dipastikan.

”Menjadi guru Muhammadiyah itu harus menginspirasi, menggerakkan, menjadi teladan, dan panutan,” tandasnya.

Guru Muhammadiyah harus yakin dan sadar esensi pendidikan Muhmmadiyah. Di antaranya pendidikan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah, gerakan ilmu dan moral, memiliki tujuan, bentuk pembayaran, mengembangkan semua potensi (hati, akal, panca indra), dan menegaskan bahwa sumber rezeki adalah Allah swt.

Terakhir dia menyampaikan pesan dari KH Ahmad Dahlan,”Dadiyo kiai sing kemajuan, lan ojo kesel-kesel anggonmu nyambut gawe kanggo Muhammadiyah.”

Artinya, jadilah kiai yang berkemajuan, dan jangan lelah dalam bekerja untuk Muhammadiyah.

Penulis Berta Meilevarespati Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version