Perpaduan Senior Junior PDM Gresik Dipuji Prof Biyanto; Liputan Waviq Amiqoh
PWMU.CO – Perpaduan usia muda dan tua yang sangat sinergis di Pemimpin Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Prof Dr H Biyanto MAg pada pengukuhan anggota Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA), Unsur Pembantu Pimpinan (UPP) PDM Gresik, Badan Pembantu Pimpinan (BPP) PDA Gresik periode 2022-2027.
Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) Gresik, Sabtu (20/5/23).
“Pak Thoha Mahsun Ketua PDM Gresik kelahiran tahun 1974 telah memimpin PDM Gresik. Sebentar lagi mudah-mudahan menjadi bupati,” doanya, serentak peserta menjawab amin. Kita doakan dengan semangat yang muda kelahiran tahun 1974 bahkan masih ada yang lebih muda dari Pak Thoha dengan didampingi oleh para senior Pak In’am (Muhammad In’am), Pak Hilmi Aziz Hamim, dan yang lainnya,” ujarnya.
“Mudah-mudahan nanti bisa mengawal PDM Gresik ini serta perpaduan luar biasa ibu-ibu Aisyiyah dalam mengawal Aisyiyah Gresik ini sehingga Muhammadiyah-Aisyiyah Gresik ini bisa bersinergi,” harapnya.
Apabila kita kompak maka tidak ada tantangan yang kita pandang besar, semuanya akan bisa kita lalui. “Tapi kalau kita bercerai-berai, kelihatannya bersatu tapi didalamnya keropos, apabila itu yang terjadi maka organisasi kita akan lemah,” tegas dosen UIN Sunan Ampel Surabaya.
“Wakil ketua ngrasani (membicarakan hal buruk) ketuanya, ketua ngrasani wakilnya kelihatannya bersatu tapi sesungguhnya di dalam keropos. Itu tidak boleh terjadi di Muhammadiyah dan Aisyiyah,” ucapnya.
Konkretkan Program
Biyanto mengatakan, PDM dan PDA Gresik telah diamanahi oleh musyawirin dengan program-program yang telah dirumuskan bersama. Inilah kesempatan kita untuk mengkongkretkan program-program tersebut supaya Muhammadiyah di Kabupaten Gresik ini menjadi berkemajuan.
“Seorang pemimpin harus punya mimpi,” tandasnya.
Dia mencontohkan, “Muhammadiyah di Gresik punya sekolah unggulan yang merata di semua cabang.”
Ciri penting organisasi modern itu tertib berorganisasi, setelah selesai muktamar lanjut musyawarah wilayah (musywil), musyawarah daerah (musyda), musyawarah cabang (musycab), dan musyawarah ranting (musyran).
PWM Jawa Timur sejak periode sebelumnya memiliki semangat bergerak tanpa harus menunggu, terus bergerak. “Al-harakah al-Islamiah, gerakan Islam,” jelasnya.
Mari kita lakukan mapping dan diinisiasi untuk terus bergerak, hari ini Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) berapa, besok harus bergerak terus begitu kita lakukan.
“Hal terpenting kompak punya visi terus bergerak, tanpa harus menunggu,” ungkapnya.
Ini bisa diterjemahkan dengan terus melangkah tanpa menunggu kaya, terus melangkah tanpa harus menunggu kita punya uang. “Jika semangat itu diterjemahkan maka sepulang dari sini AUM kita akan terus bertambah dan kita semua bersyukur Muhammadiyah-Aisyiyah terus berkembang. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni