Delapan Isu Strategis Keumatan dan Kemanusiaan yang Diusung Aisyiyah Manyar. Liputan kontributor PWMU.CO Gresik Anis Shofatun
PWMU.CO – Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Manyar mengusung delapan isu strategis keumatan dan kemanusiaan. Hal ini disampaikan oleh Dra Khoiriyah pada Rapat Pleno II Musyawarah Cabang (Musycab) Ke-11 Aisyiyah Manyar, Gresik, Ahad (21/5/2023).
Pada kegiatan yang dilaksanakan di ruang kelas V ICP SD Muhammadiyah Manyar Gresikitu, Wakil Ketua PCA Manyar itu menyampaikan isu strategis yang diangkat ini dapat menjadi bahan utama yang butuh direspon Aisyiyah untuk menyusun program ke depan.
Pada sidang yang diikuti oleh 35 musyawirin ini, Khairiyah menyampaikan delapan isu strategis yang dapat dijadikan rujukan dalam program PCA Manyar periode 2022-2027.
Pertama, perkembangan Kecamatan Manyar menjadi pusat industri sehingga memiliki potensi agama dan etnis yang berbeda termasuk potensi konflik maka Aisyiyah mengambil peran sebagai pelopor kerukunan dan persatuan.
“Aisyiyah berpandangan moderat dan tidak ekstrem dalam beragama, maka sikap menghormati dan berfastabiqul khairat harus terus digalakkan”, tuturnya.
Dakwah Digital
Kedua, optimalisasi pemanfaatan digital untuk dakwah berkemajuan. Hal ini perlu direspon karena memberikan manfaat dalam kemudahan berdakwah dan perluasan paham, gagasan dan nilai-nilai perempuan berkemajuan.
“Kita sudah bisa merasakan bagaimana bagaimana peran teknologi bagi kehidupan ini, tapi juga dampaknya luar biasa bagi segal lini. Maka perlu direspon oleh Aisyiyah,” ucapnya.
“Media sosial ini menjadi tantangan tersendiri, bagaimana memberikan ruang yang aman di dunia digital bagi keluarga dan anak-anak kita”, ucapnya.
“Meskipun saya sendiri agak gaptek, tapi kita akan terus belajar terkait keterampilan teknologi ini,” ujarnya.
Ketiga, Indonesia ini dalam kondisi darurat literasi. Hal ini memiliki dampak terhadap kompetensi sumber daya dan kader persyarikatan yang berwawasan luas dan unggul. Sehingga menurutnya isu penguatan SDM melalui budaya literasi ini penting.
“Diharapkan ke depan Aisyiyah bergerak di bidang literasi, tidak mudah percaya hoax dan lebih literat mengelola informasi,” harapnya.
Keempat, ketahanan keluarga. Peran ibu Aisyiyah sangat strategis dalam menyemai benih yang unggul, berkarakter tangguh, bertakwa menuju khairu ummah. “Aisyiyah Manyar dapat menjadi tulang punggung dalam ketahanan sosial kemasyarakatan,” katanya.
“Terlebih Manyar ini nanti akan semakin kompleks kehidupan sosialnya mengingat saat ini adanya arus mobilisasi ketenagakerjaan yang cukup besar,” lanjutnya.
Cegah Kekerasan pada Anak
Kelima, pencegahan kekerasan pada anak, pernikahan diri dan stunting. Dia mengaku miris melihat data Kementerian PPPA (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) selama tahun 2022. Jumlah korban kekerasan seksual sebanyak 9.588, korban kekerasan psikis dan fisik anak sebanyak 4162 dan 3746. “Bahkan trend kenaikan di Kabupaten Gresik sebanyak 32 kasus,” ujarnya.
Khoiriyah menegaskan, hal lain yang menjadi konsen Aisyiyah juga terkait stunting. Masalah nasional ini menjadi perhatian khusus sehingga program ini selanjutnya perlu terus menjadi kepedulian pimpinan Aisyiyah baru dan ditingkatkan.
Keenam, pemberdayaan perempuan. Isu-isu tentang perempuan terus mengemuka. Mengingat perempuan dan anak tergolong kaum yang rentan. “Maka topik ini penting untuk terus disuarakan,” ujarnya.
Kalau perempuan hanya mengandalkan peran laki-laki sepertinya belum cukup, salah satunya terkait ekonomi dan masalah lainnya. Maka Aisyiyah harus proaktif terhadap isu perempuan termasuk membantu dalam pengaduan.
Selain itu transformasi perwujudan persamaan derajat antara laki dan perempuan. Aisyiyah memiliki peran partisipasi yang besar dalam pemberdayaan perempuan dari berbagi lini kehidupan mulai bidang ekonomi, ketenagakerjaan, digital, kesehatan, lingkungan hidup, energi dan pendidikan.
Menurutnya, Aisyiyah perlu menjadi mitra pemerintah dalam pemberdayaan dan perlindungan perempuan. Sehingga Aisyiyah dapat berpartisipasi aktif dalam perpecahan masalah kehidupan.
Ketujuh, pengendalian napza (narkoba, psikotropika, dan zat adiktif). Khoiriyah mengatakan narkotika dan zat lainnya ini sangat merusak kesehatan dan mental juga menghancurkan masa depan generasi bangsa. Aisyiyah dapat terjun langsung dan mengambil peran dalam masyarakat dalam mengedukasi dan memberikan informasi tentang permasalahan napza ini.
Terakhir, adaptasi dan mitigasi perubahan Iklim. Efek dari pusat industrialisasi di Kecamatan Manyar berdampak pada perubahan iklim ini sangat tinggi
“Mengingat emosi karbon dari industri sehingga terjadinya global warming. Maka masalah lingkungan di kecamatan Manyar ini sudah sangat terasa. Hal ini butuh direspon oleh Aisyiyah,” arahnya.
“Sehingga Aisyiyah dapat melakukan program mitigasi perubahan iklim ini seperti melakukan penghijauan atau membawa tas sendiri saat belanja,” imbuhnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni