Muhammadiyah dan NU Harus Kompak Perangi 4 Penyakit Ini; Liputan Tineke Wulandari
PWMU.CO – Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik Dr H Syamsul Shodiq MPd menjelaskan empat ‘penyakit’ yang dihadapai bangsa saat ini.
Hal itu dia sampaikan saat membuka Musyawarah Cabang (Musycab) XI Muhammadiyah dan Aisyiyah di Aula SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, Jawa Timur, Ahad (21/5/2023).
Di awal sambutannya, dia merasa terkesan dengan apa yang disampaikan oleh oleh Camat Manyar Zainul Arifin SSTP yang mempunyai pemikiran bahwa Islam harus menjadi dasar. Karena Gresik adalah Kota Santri.
“Membumikan Islam berkemajuan di Gresik untuk mengembalikan Gresik sebagai Kota Santri tidak cukup dari Muhammadiyah atau dari NU saja. Tapi membutuhkan dukungan pihak lainnya,”.
“Mengutip apa yang disampaikan ketua PBNU KH Ahmad Hasyim Muzadi, Muhammadiyah dan NU itu bagaikan sepasang sandal yang jika dipakai harus dipakai semuanya. Kalau tidak dipakai maka tidak dipakai semuanya. Karena jika dipakai satu maka akan lucu,” ujar Syamsul Shodiq.
Menurutnya, membumikan Islam berkemajuan intinya adalah mempertahankan Gresik sebagai Kota Santri.
Empat Penyakit
Dia menyampaikan, pada tanggal 22 November 2022 Kemendikbudristek meluncurkan sebuah buku yang berjudul Indikator Dasar Capaian Pembelajaran (IDCP). Buku ini merupakan ide Kemendikbudristek di masa pandemi yang dimotivatori oleh UGM dan melibatkan beberapa Universitas Islam Negeri (UIN) yang memetakan di Indonesia terdapat empat penyakit.
Empat penyakit tersebut adalah intoleransi, perundungan atau pembullyan, pornografi dan pornoaksi, serta korupsi.
Menghadapi empat penyakit tersebut tidak cukup hanya tiga kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor. Ada tambahan dua kompetensi lagi: spiritual dan nilai-nilai kehidupan.
Syamsul menerangkan, intoleransi ada di sekitar kita. Contohnya jika kita tidak selektif pada pesan WhatsApp yang masuk maka kita akan tergolong intoleransi. “Karena ada penelitian bahasa media masa itu 80 persen tidak benar dan hanya 20 persen saja yang benar,” katanya.
Menyinggung soal perundungan, dia mengatakan: “Jika dulu yang mengalami bully adalah siswa SD tapi zaman sekarang presiden pun mengalami pembullyan,” kata Syamsul.
Dia mengatakan, Suara Surabaya FM 100 pernah melakukan penelitian, orang Indonesia dulu terkenal ramah dan murah senyum tapi sekarang orang Indonesia kasarnya luar biasa. “Hal ini menjadi tantangan dakwah kita,” ujarnya.
Ketiga, pornografi dan pornoaksi juga menjadi tantangan kita sedangkan yang keempat adalah korupsi.
Untuk memerangi empat penyakit tadi Muhammadiyah tidak bisa sendiri. Jika NU dan Muhammadiyah mau bertemu secara fisik itu menjadi awal yang bagus untuk memerangi empat penyakit tersebut. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni