Kebangkitan Nasional Olah Raga Indonesia; Oleh Prima Mari Kristanto
PWMU.CO – Pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2023 bangsa Indonesia mendapat kado istimewa dari Tim Nasional Sepakbola U-22 yang mempersembahkan medali emas dari arena SEA Games Kamboja. Setelah 32 tahun tanpa medali emas SEA Games, cabang olahraga sepakbola mempersembahkan emas dari kaki-kaki para pemuda brilian asuhan pelatih Indra Sjafri.
Puasa gelar selama 32 tahun yang dialami tim nasional sepak bola Indonesia hampir sama dengan puasa gelar yang dialami Liverpool di Liga Inggris. Sejak menjuarai Liga Inggris tahun 1990, Liverpool baru memperoleh kembali gelar tersebut pada tahun 2020 yang lalu. Kostum merah-merah tim nasional Indonesia dan permainan atraktifnya dalam SEA Games 2023 layak disejajarkan dengan “The Reds” Liverpool.
Sejak kehilangan medali emas sepakbola SEA Games tahun 1993, beragam usaha dilakukan untuk membangun prestasi sepak bola Indonesia. Proyek pembinaan pemain yunior dalam kompetisi Primavera di Italia tahun 1994 belum membuahkan hasil pada ajang SEA Games 1995. Dominasi tim nasional sepakbola Thailand di Asia Tenggara nyaris tidak terbendung, dengan sesekali kejutan dari tim nasional sepak bola Malaysia dan Vietnam. Dua SEA Games terakhir masing-masing tahun 2019, 2021 tim nasional sepak bola Vietnam demikian dominan dengan medali emas berturut-turut.
Mahasiswa Muhammadiyah
Keluarga besar Muhammadiyah khususnya Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya ikut bangga dengan emas cabang sepak bola SEA Games 2023. Rizky Ridho sang kapten tim nasional Indonesia dalam SEA Games 2023 merupakan mahasiswa di Kampus Sejuta Inovasi, slogan UM Surabaya. Medali emas cabang sepakbola meskipun “cuma” menambah satu keping perolehan medali emas terakhir untuk Indonesia nilainya demikian berharga. Finish di peringkat tiga dibawah Vietnam dan Thailand, tim sepakbola Indonesia sukses menenggelamkan dominasi Vietnam dan Thailand di cabang olah raga sepakbola.
Keberhasilan tim sepakbola SEA Games membuat sambutan masyarakat Indonesia pada tim SEA Games 2023 laksana menyambut sang juara umum. Selain kehilangan medali emas sepakbola dalam kurun waktu sangat lama, Indonesia juga telah lama kehilangan status sebagai juara umum SEA Games. Kontingen Indonesia terakhir menjadi juara umum dalam perhelatan SEA Games Jakarta tahun 2011, atau 12 tahun yang lalu.
Sejak mengikuti ajang SEA Games pada tahun 1977 kontingen Indonesia sangat perkasa sebagai langganan juara umum sampai dengan tahun 1997, kecuali tahun 1985 dan 1995 di Thailand. Kontingen Thailand hanya mampu mengungguli kontingen Indonesia jika menjadi tuan rumah SEA Games, selebihnya kontingen Indonesia selalu unggul jika SEA Games dilangsungkan di luar Thailand.
Krisis multidimensi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997-1998 ditengarai menjadi salah satu sebab turunnya prestasi olah raga Indonesia. Dibandingkan negara-negara Asia Tenggara antara lain Thailand, Malaysia, dan Vietnam, dampak krisis ekonomi demikian memukul pembinaan olah raga di Indonesia. Thailand, Malaysia ,dan Vietnam muncul sebagai pendobrak dominasi olah raga Indonesia yang sangat perkasa sebelum dilanda krisis ekonomi dan politik 1997-1998.
Tidak bisa dipungkiri jika kemapanan ekonomi politik suatu negara ikut membawa dampak kemajuan di segala bidang termasuk olah raga negara bersangkutan. Keperkasaan kontingan SEA Games Indonesia dalam kurun waktu tahun 1977 sampai 1997 (kecuali tahun 1985 dan 1995) dibarengi oleh kondisi ekonomi politik yang stabil dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang baik. Pada kurun waktu itu, cabang olahraga sepakbola dua kali mendapat medali emas yaitu pada tahun 1987 dan 1991.
Tanpa mengurangi rasa hormat atas capaian prestasi kontingan SEA Games 2023 Indonesia, perolehan medali sebagai peringkat ketiga terpaut sangat jauh dengan peringkat satu dan dua, Vietnam dan Thailand. Pada peringkat tiga, Indonesia memperoleh 87 emas, 81 perak, dan 109 perunggu. Kontingen Merah Putih berada di bawah Vietnam (136 emas, 105 perak, 114 perunggu) dan Thailand (108 emas, 96 emas, dan 108 perunggu).
Dengan jumlah penduduk terbesar di kawasan Asia Tenggara, potensi Indonesia untuk kembali menjadi juara umum SEA Games sangat besar disertai pembinaan lebih baik. Keberhasilan cabang sepakbola memperoleh medali emas bisa menjadi penyemangat pembinaan cabang-cabang olah raga lainnya untuk mendulang kemenangan demi kemenangan.
Harga Diri Bangsa
Prestasi olah raga sangat erat kaitannya dengan harga diri bangsa sebagai cermin bangsa yang unggul, sportif, fair, kuat, cepat juga terukur. Pepatah mensana in corpore sano, dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat berhubungan kuat dengan pembangunan kualitas sumber daya manusia. Kesehatan jasmani berpengaruh dengan kesehatan jiwa, ruhani, etos kerja, akal sehat dan sejenisnya.
Prestasi olahraga yang baik suatu negara diharapkan dapat menggairahkan semangat berolah raga masyarakat. Simbiosis mutualisme bisa terjadi dengan terbentuknya minat olah raga yang membentuk komunitas penggemar olahraga di kalangan masyarakat menjadi tempat lahirnya bakat-bakat prestasi olah raga.
Peran pemerintah diharapkan bisa meningkat dalam pembinaan olah raga agar bisa diikuti pihak swasta dan kelompok masyarakat lainnya termasuk lembaga pendidikan dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Insan-insan olah raga sebagai pemilik kecerdasan kinestetik bisa diberi penghargaan sepadan dengan para pemilik kecerdasan sains, teknik hingga linguistik, bahasa dan sastra. Tren para olahragawan yang peduli pendidikan hingga kemauan mengenyam pendidikan tinggi sebagai tren yang baik.
Dunia pendidikan bisa menjadi tempat lahirnya talenta-talenta bidang olah raga melalui kegiatan ekstra kurikuler yang diselenggarakan lembaga pendidikan. Bekal pendidikan yang baik pada para olahragawan menjadi bekal masa depan setelah pensiun sebagai olah ragawan aktif untuk berkiprah di dunia swasta, wiraswasta, kepelatihan atau pemerintahan.
Akhir kata, semangat, sportivitas dan kekompakan tim nasional sepakbola serta tim SEA Games pada umumnya yang membawa nama harum Indonesia harus bisa dijadikan teladan bagi banyak pihak memasuki tahun politik 2024. Beragam latar belakang pelatih, atlet sampai official dari Sabang sampai Merauke berlatar suku, agama, ras berbeda menyatu dalam semangat dan cita-cita bersama mengibarkan merah putih.
Mereka berlatih dan berjuang untuk bertanding, bersaing, saling mengalahkan tanpa saling bermusuhan. Tidak ada yang salah memasukkan semangat dan sportifitas olahraga dalam seluruh sendi kehidupan termasuk politik. Bukan hanya dunia olahraga yang butuh “mensana in corpore sano”, dunia politik lebih butuh tubuh-tubuh dan jiwa-jiwa yang sehat. Kebijakan-kebijakan sehat hanya bisa lahir dari tubuh dan jiwa sehat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa hingga memajukan kesejahteraan umum dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia. (*)
Kebangkitan Nasional Olah Raga Indonesia; Editor Mohammad Nurfatoni