Gerakan Perempuan Mengaji PCA Wringinanom Bahas Penyakit Sombong, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Kusmiani
PWMU.CO – Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Wringinanom Gresik Jawa Timur mengadakan Gerakan Perempuan Mengaji (GPM), Ahad (21/4/2023).
Bertempat di Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) tepatnya Masjid Al Ihsan Lebanisuko, GPM ini menghadirkan Ketua Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Tulangan Sidoarjo Ahmad Al Farizi SPd.
Di depan ibu-ibu Aisyiyah yang berasal dari 8 ranting ini, dia mengupas Surat al-Furqon ayat 63. Dia memimpin membaca surat tersebut kemudian ditirukan sampai 5 ayat.
Wakasek Bidang Humas SMA Muhammadiyah 3 Tulangan Sidaorjo ini mengartikan perkata menggunakan bahasa jawa, yang dilanjutkan membaca arti keseluruhan dengan bahasa Indonesia.
“Adapun hamba-hamba Tuhan Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang hina) mereka mengucapkan salam,” ujarnya.
Pemuda lulusan Pondok Pesantren Al-Fattah tahun 2009 ini menjelaskan inti dari ayat tersebut bahwasanya yang termasuk hamba Allah yang maha pengasih itu ada dua. Pertama rendah hati.
“Orang yang rendah hati diartikan adalah orang yang tidak memperlihatkan bahwa dirinya kaya dan bukan pula orang kaya baru (OKB) yang memamerkan kekayaan.”
Wong sing isok rumongso, duduk wong sing rumongso isok (orang yang bisa merasa/intropeksi, bukan orang yang merasa paling bisa), bukan pula orang yang tergabung dalam kumpulan Perkemi (Persatuan Kemeruh Indonesia).
Anggota Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo ini menerangkan kebalikan rendah hati adalah sombong, orang yang sombong itu menolak kebenaran.
“Sombong termasuk salah satu penyakit hati. Iri, dengki, riya juga bagiannya,” katanya.
Dia menirukan lirik lagu H Rhoma Irama yang berjudul Taqwa,
Yang miskin jangan bersedih dan jangan sesali diri
yang kaya janganlah bangga jangan membusungkan dada
Sontak disahut jamaah dengan tolelet.
“Karena waktu ngaji tafsir al-Quran di pondok dulu Kiai H Muhtarom sering menyelipi dengan lagu-lagu, akhirnya santrinya ini menirukan,” ujarnya.
Dia menyitir hadits Nabi Riwayat Muslim dari Abu Hurairah RadiAllahuanhum. Dia berkata, Rasulullah SAW pernah bersabda,“Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu.
Pemuda kelahiran Desa Kemnantren Kecamatan Tulangan ini mengisahkan dalam hadits Nabi, ada salah satu sahabat bertanya pada Rasulullah tentang pakaian yang dikenakan. Apakah termasuk sombong? Rasulullah pun menjawab: “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan.”
“Berangkat ngaji seperti ini karena Allah, bukan karena ustadznya ganteng, bukan karena ingin bertemu teman. Itu merupakan salah satu sikap menerima kebenaran,” ujarnya.
Dia menjelaskan, kedua sikap orang bodoh. Jika ada orang bodoh atau tidak pandai, mencacinya, Allah memerintahkan untuk membalasnya dengan ucapan salam.
Dia menceritakan kisah Abu bakar di depan Rasulullah ketika dicaci dan dihina kaum kafir. Maka Rasulullah pun tersenyum. Ketika Abu Bakar membalas hinaan, Rasulullah pun pergi dengan muka cemberut. Bertanyalah Abu Bakar mengapa sikap Rasulullah demikian?
“Malaikat mendoakan kebaikan ketika orang dicaci. Dan setan pun tersenyum ketika orang yang dicaci membalas dengan cacian,” tandasnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.