PWMU.CO – Sering terjadinya pembubaran pengajian oleh kelompok tertentu, membuat Ketua Dewan Pertimbangan MUI Prof Dr M Din Syamsuddin berkomentar. Menurutnya, di negara majemuk seperti Indonesia organisasi Islam itu bukan madzab tapi jalan dakwah.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah menyampaikan hal itu saat memberikan pengajian umum bertema “Kejayaan Umat adalah Kejayaan Bangsa” di Masjid Al Hikmah Universitas Negeri Malang (UM), Selasa (3/5).
(Baca: Din Syamsuddin: Jangan Coba-Coba untuk Keluarkan Faktor Kebesaran Islam dari Indonesia dan Ahok Dituntut Ringan, Ini Tanggapan Keras dari Din Syamsuddin)
“Ibaratnya persaingan Manchester United dengan Chelsea. Saya ini fans MU. Dipaksa-paksa untuk pindah menyukai Chelsea ya tidak bisa. Atau saya suka Barcelona kemudian dipaksa nyukai Madrid, tentu memberikan rasa tidak nyaman. Tapi ingat saya fanatik MU lho, bukan Manchester United tapi Muhammadiyah United,” kata Din disambut gerrr jamaah.
(Baca juga: Inilah Kumpulan Berita dan Pernyataan Din Syamsuddin dan Ini Kata Din Syamsuddin tentang Gerakan-Gerakan Keagamaan Transnasional)
Menyinggung gerakan transnasional, Din mengatakan bahwa istilah itu bikinan pihak tertentu untuk menyudutkan gerakan keagamaan. “Semua agama di Indonesia itu ya transnasional. Kalau untuk menempelkan stigma negatif maka seperti Ikhwanul Muslimin, HTI, Salafi, dan Jamaah Tabligh disebut aliran transnasional. Padahal belum tentu karena kebaikan, pahala, dan dosa itu urusan Allah yang akan dipertanggungjawabkan di alam barzah,” kata Din.
(Berita terbaru: Pesan dan Dukungan Din Syamsuddin untuk Aksi Simpatik 55, 5 Mei 2017)
Menyangkut isu khilafah dan NKRI yang lagi hangat, Guru Besar Ilmu Politik Islam UIN Syraif Hidayatullah Jakarata ini mengatakan bahwa Islam tidak terikat dengan peristilahan. “Karena yang paling penting adalah esensi kepemimpinan yang amanah yang harus dipegang umat Islam. sehingga fanatisme terhadap ‘khilafah’ secara sempit dan memperbesar mudharat kebangsaan akan mematikan makna yang sebenarnya,” ungkapnya. (Uzlifah)