Begini Budget Plan Jajan Tabungan dan Sedekah untuk Siswa SD, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Novita Zahiroh
PWMU.CO – Siswa SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik (SD Mugeb) Jawa Timur mengikuti kegiatan Orangtua Mengajar bertajuk Sukses Menabung dan Bersedekah sejak Dini, Kamis (25/5/2023).
Kegiatan yang diikuti oleh siswa kelas III ini dilaksanakan di aula SD Mugeb dengan menghadirkanSekar Dwi Anggraeni SE, orangtua Aira Java Quena siswa kelas III-Creativ.
Kepala SD Mugeb M Nor Qomari SSi, menyampaikan, kita hari ini akan belajar tentang sukses menabung dan sedekah sejak dini bersama dengan Bunda Aira.
“Tahukah kalian, orang sukses itu tidak akan meninggalkan dua hal tersebut,” ujar Ari panggilan akrabnya.
Lalu, dia bertanya, “Siapa yang ingin sukses?”
Seluruh siswa mengacungkan tangannya.
Dia menegaskan, jika kalian ingin sukses maka kalian harus rajin menabung dan bersedekah. “Seperti Nabi Sulaiman, Nabi Muhammad beliau rajin mengelolah uang dan bersedekah, karena sebagian harta kita adalah miliknya orang lain,” ujarnya.
Pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan juga gembar menabung dan bersedekah. Kita sekolah di Muhammadiyah tidak hanya taat beribadah secara rutin seperti shalat, mengaji saja. Kita juga harus beribadah kepada sesama manusia, hewan dan tumbuhan.
“Siapa yang ingin pergi keluar negeri?” tanyanya.
Dengan serempak anak menjawab, “Saya.”
Pada kesempatan ini, dia meminta anak-anak untuk membayangkan jika kalian nanti tidak menabung dan pergi keluar negeri. Di sana uangnya habis untuk beli makan otomatis kalian tidak bisa membeli tiket pulang.
“Maka dari itu anak-anak harus belajar menabung dan bersedekah sejak dini agar bisa mencapai tujuan yang akan kita capai,” ungkapnya.
Dia berpesan meskipun kita menabung kita tidak boleh pelit dan boros. “Kalau kalian diberi mama makan sederhana harus menerima yang penting makanannya sehat untuk kalian, tidak boleh pilih,” pesan dia.
Dia meminta pada anak-anak untuk mengangkat satu tangan kanan dan diletakkan di punggung temannya sambil mengucapkan kata-kata.
“Friend-friend hari ini kita akan belajar bersama bunda Anggi, tentang cara menabung dan bersedekah fokus ya, jangan rame, yang tenang ya. Itulah janji kalian,” ujarnya sambil menenangkan siswa.
Kegiatan Konsumsi
Di awal pertemuan, Anggi menjelaskan pada dasarnya makhluk hidup melakukan kegiatan konsumsi untuk bertahan hidup. Contoh kegiatan konsumsi yaiku membeli barang, makanan atau jasa.
“Saat kita membeli barang atau menggunakan jasa secara berlebihan tanpa pertimbangan yang matang, maka disebut dengan perilaku konsumtif,” katanya.
Dia mengingatkan, dampak buruk dari perilaku konsumtif adalah boros sehingga tidak memiliki tabungan. Jadi dengan menabung kita tidak akan menjadi manusia yang berperilaku konsumtif atau boros.
Ibu lulusan sarjana ekonomi, menerangkan manfaat dari menabung yaitu dengan menghargai uang. “Dengan menabung kita akan merasakan, saat mengumpulkan uang tidaklah mudah butuh kesabaran dan usaha yang keras,” terangnya.
Selanjutnya, disiplin menabung, dengan menabung kita akan rutin menyisihkan uang kita secara terus-menerus (konsisten) melatih hidup hemat sehingga tidak boros.
“Semakin rutin menabung maka kita terbiasa menyisihkan sebagian uang dan menahan diri untuk membeli barang yang tidak bermanfaat,” tegas dia.
Mandiri dan bertanggung jawab saat anak-anak menginginkan sesuatu, maka anak-anak akan berusaha menabung dan bersabar untuk mewujudkan impiannya tanpa bergantung kepada orangtua, tambahnya.
Menabung dan Bersedekah
Ibu yang menjabat sebagai Sekretaris Kepala Devisi di PT Bank Central Asia Tbk (Bank BCA) juga mengajarkan cara menabung. Pertama mengetahui pemasukan dan pengeluaran uang kita. Pemasukan adalah uang atau materi yang didapatkan dari orang tua atau keluarga.
“Pengeluaran adalah pembayaran yang dikeluarkan untuk membeli barang, menggunakan jasa, menabung dan sedekah untuk memperoleh keuntungan,” paparnya.
Pemasukan terdiri dari pemasukan rutin yaitu uang jajan yang rutin kalian terima tiap hari, pekan, atau bulan dari orangtua.
“Pemasukan tidak rutin yaitu uang yang diterima sewaktu-waktu dari orangtua atau keluarga sebagai bentuk hadiah,” ungkapnya.
Dari pemasukan yang kalian dapatkan, lanjutnya, kita harus menyisihkan 2.5 persen untuk bersedekah, sebagaimana dijelaskan pada Surat al-Baqarah Ayat 271.
“Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan,” imbuhnya.
Dia mengingatkan, jangan lupa untuk menyisihkan sedikit rezki kita untuk berbagi dengan sesama.
Kedua budget plan. Kata Anggi, kita butuh proses membuat rencana untuk pengeluaran jajan, tabungan dan sedekah. “Budget Plan untuk pemasukan rutin. Misalnya kita mendapatkan uang jajan sekolah dari orang tua sebanyak 5000,” ujarnya.
Maka, lanjutnya, kita harus dapat membaginya, 70 persen untuk jajan, 25 persen tabungan dan 5 persen sedekah. Sedangkan untuk budget plan pemasukan tidak rutin. Misalkan kita mendapatkan uang Rp 50.000 dari nenek, presentasenya kebalik 30 persen untuk jajan, 60 persen tabungan dan 5 persen sedekah.
Anggi mencontokan tabungan bisa berupa celengan atau ATM, setiap masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. “Jika kita menabung menggunakan celengan, memudahkan untuk menabung sewaktu-waktu dan dapat memasukkan nominal berapapun,” katanya.
Akan tetapi, sambungnya, celengan juga memiliki kekurangan uang mudah sobek dan resiko hilang sangat mudah. Sedangkan untuk tabungan pelajar, tidak ada resiko uang rusak dan sobek, sekaligus menghindari resiko hilang.
“Tetapi tidak bisa sewaktu-waktu nabung dan nominal 50.000,” ujarnya.
Anggi berpesan agar anak-anak lebih rajin menabung dan tidak lupa untuk bersedekah. Kegiatan tutup dengan sesi tanya jawab oleh siswa dan membagikan reward.
Ilmu menabung ini ternyata langsung dipraktikkan M Grissee Al Fahrizi, siswa III Smart. Ratna Rahayu, sang bunda, pun bersyukur Fahri langsung berencana menyisihkan uang tabungannya sebesar 500 ribu untuk syarikat Qurban di sekolah sebagaimana imbauan surat edaran dari sekolah tentang ajakan berkurban yang dia terima hari itu.
“Itu hasil tabungannya selama beberapa bulan terakhir,” ujarnya.
Untuk menggenapi nominal syarikat yang ditentukan, Fahri juga mengajak saudaranya untuk iuran dari tabungan mereka. “Sisanya baru kami tambahi,” ujar Bunda Ratna.
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.