Aisyiyah Harus semakin Dinamis Menghadapi Tantangan Dakwah; Liputan Dwi Anjarwati
PWMU.CO – Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Bojonegoro Dra Siti Nurhayati memberikan sambutan pada pembukaan Musyawarah Daerah (Musyda) Ke-10 Aisyiyah Bojonegoro.
Acara bertema tema “Perempuan Berkemajuan Mencerahkan Peradaban Bangsa” ini bertempat di Aula Taqwa Jalan Teuku Umar No. 48 Bojonegoro, Ahad (28/05/2023).
Menurut Siti Nurhayati tema ini sangat penting dan menggambarkan arah pandangan Aisyiyah dalam perjuangan yang sungguh-sungguh memajukan perempuan, mengukir peradaban bangsa yang mencerahkan.
Bagi Aisyiyah di abad kedua ini, tema tersebut tidak terlepas dari perjuangan atau kiprah yang telah dilakukan selama satu abad yang merupakan modal sosial sejarah dan pengalaman yang sangat penting karena ‘Aisyiyah mampu menjalankan peran strategis dan praksis bagi kemajuan bangsa.
“Spirit dakwah amar makruf nahi mungkar dan tajdid teraktualisasikan dalam usaha-usaha ‘Aisyiyah untuk membangun peradaban bangsa melalui semua aspek kehidupan,” terangnya
Orientasi dakwah dan tajdid yang multiaspek tersebut disebarkan melalui pembinaan keagamaan yang meneguhkan dan memajukan serta berbagai usaha yang bersifat pembaharuan dan pemajuan kehidupan umat dan bangsa yang kemanfaatannya dirasakan oleh masyarakat luas termasuk hadirnya amal usaha ‘Aisyiyah di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, hukum di berbagai aspek lainnya.
Dinamisasi Kepemimpinan
Siti Nurhayati menjelaskan, Aisyiyah—sebagai organisasi perempuan berkemajuan dalam mengawali perjalanan sejarah perjuangan abad kedua ini—dituntut semakin dinamis dalam memberikan jawaban atau solusi permasalahan keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal yang berbasis pada nilai Islam yang rahmatan lil amanin.
“Oleh karenanya penting memperkuat kepemimpinan gerakan Aisyiyah semakin dinamis. Kepemimpinan yang menggerakkan dan mampu melakukan perubahan ke arah yang lebih maju. Model kepemimpinan yang dikembangkan yakni kepemimpinan transformatif, kepemimpinan untuk perubahan yang mampu memobilisasi seluruh potensi, mengagendakan perubahan dan memproyeksikan masa depan menuju kemajuan dan keunggulan,” terangnya.
Menurut Siti Nurhayati, kiprah Aisyiyah dalam memajukan kaum perempuan Indonesia dapat dilihat dari sejarah awal berdirinya Aisyiyah yang salah satu maksud dan tujuannya agar para perempuan mendapatkan hak-hak untuk maju sebagaimana laki-laki yang dilandaskan pada ajaran Islam dan mengemban tugas sebagai hamba dan khalifah di muka bumi sebagaimana firman Allah dalam al-Baqarah ayat 30.
Aisyiyah sebagai gerakan Islam. Kata dia, memiliki pandangan tentang perempuan berkemajuan yang mengamban risalah kenabian sebagaimana yang selama ini digerakkan ‘Aisyiyah dalam mengemban misi dakwah rahmatan lil alamin.
Pandangan Aisyiyah tentang perempuan berkemajuan adalah alam pikiran dan kondisi kehidupan perempuan yang maju dalam segala aspek kehidupan tanpa mengalami hambatan dan diskriminasi baik secara struktural maupun kultural sejalan dengan ajaran Islam.
Perempuan berkemajuan dalam pandangan Islam adalah kehidupan perempuan yang memiliki derajat dan perlakuan yang sama mulia dengan laki-laki tanpa diskriminasi yang ukuran kemuliaan terletak pada ketaqwaan, iman, dan amal shalih sebagai tertuang dalam firman Allah al-hujurat ayat 13 dan an-Nahl ayat 97.
Tantangan
Seiring dengan perkembangan zaman, dakwah dan gerakan Aisyiyah menghadapi tantangan yang semakin kompleks dalam kehidupan kemasyarakatan, keumatan, kebangsan, serta kemanusiaan universal.
Maka dari itu, kata Siti Nurhayati, sangat penting bagi Aisyiyah untuk mereflesikan posisi dan perannya sebagai gerakan Muslim berkemajuan dengan menyiapkan pemikiran-pemikiran dan agenda strategis organisasi. “Dengan memperkokoh dan memperluas radius kiprah yang makin dinamis dan progresif yang diperankan oleh seluruh warga, kader dan pimpinan ‘isyiyah,” ujarnya.
Musyda Ke-10 Aisyiyah Bojonegoro ini kami harapkan dapat membawa semangat dan mengukir perjalanan Aisyiyah sebagai gerakan perempuan berkemajuan untuk memperkuat peran dan posisi Aisyiyah dalam memajukan kehidupan umat, bangsa dan kemanusiaan semesta.
“Mari kita maknai dan isi Musyda ini dengan mengedepankan kesungguhan, pengkhidmatan, komitmen, keikhlasan, kebersamaan dengan pikiran dan ide-ide cemerlang serta etika permusyawaratan yang terpuji sehingga menghasilkan keputusan Musyda yang bermanfaat bagi kemajuan umat dan bangsa,” ujarnya. (()
Editor Mohammad Nurfatoni