PWMU.CO – Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menggelar Sarasehan Geger Ternak Wabah Virus PMK dan LSD Sapi Lato-Lato, serta Keabsahan Hewan Kurban, secara daring dan luring Ahad (28/5/2023).
Serasehan ini menghadrikan praktisi drh Yuriadi, Guru Besar Fakultas Peternakan UGM Ali Agus, dan Ketua Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Ruslan Fariadi.
Ketua MPM PP Muhammadiyah, M. Nurul Yamien mengatakan, situasi yang dialami oleh peternak saat ini multihazard karena wabah Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) belum selesai, sudah ada lagi virus Lumpy Skin Disease (LDS) atau Lato-Lato.
Maka gerakan ini dia harapkan sebagai langkah penyadaran dan pencerahan bagi para peternak di Indonesia. Dalam pandangannya, peternak di Indonesia kerap kali dihadapkan dengan persoalan di luar jangkauan dirinya, baik dari sisi regulasi sampai persoalan alami.
“Karena itu ada, maka sikap kita adalah bagaimana menghadapi masalah itu, dan memperkecil sedemikian rupa dampaknya pada kehidupan kita,” tegas Yamien.
Merebaknya virus yang menyerang hewan ternak, lanjutnya, bukan hanya berimbas pada kesehatan hewan, tetapi juga pada sosial-ekonominya. Lebih-lebih menjelang hari Raya Idul Adha, imbas wabah ini begitu terasa dirasakan oleh peternak-peternak kecil.
Tanda-Tanda Terserang Lato-Lato
Yuriadi menyampaikan, tanda-tanda hewan ternak sapi, kambing, maupun kerbau yang terserang virus LSD memiliki gejala munculnya benjolan di kulit, mulai dari level ringan sampai berat. Pada level yang berat, sampai terjadi penebalan kulit yang terinfeksi virus LSD.
“Itu kalau dilakukan pengulitan pada hewan kurban, terjadi kemerahan di daging bawah kulit, bukan hanya kemerahan sampai juga kebiruan. Bahkan juga ada yang sudah mengalami busuk karena sudah ada belatungnya,” ucapnya.
Dari tinjauan medis, hewan ternak yang terinfeksi virus LSD masih bisa dikonsumsi dagingnya setelah melalui proses pemasakan yang benar. Namun pada bagian-bagian daging yang telah rusak karena terinfeksi virus sudah tidak bisa dikonsumsi lagi.
Dari sisi sosial-ekonomi merebaknya virus PMK dan LSD ini akan menyebabkan kerugian bagi peternak. Untuk mencegah kerugian, Prof Ali Agus menyarankan supaya dilakukan pendekatan untuk penyembuhan ternak yaitu melalui medik veteriner dan perbaikan nutrisi.
Sementara itu, ditinjau dari pendekatan agama untuk persiapan hewan kurban, Ruslan Fariadi menyebutkan ada dua kriteria hewan kurban yaitu secara fisik dan umur yang cukup yaitu untuk unta berusia lima tahun, sapi dua tahun, dan kambing setahun.
Dalam pandangan Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah, setidaknya terdapat empat pantangan hewan kurban yaitu hewannya tidak buta, sakit, pincang, dan kurus kering. Merujuk Rasulullah SAW, Ruslan mengatakan jika penyakit hanya berupa bintik-bintik dan tidak menyebabkan hewan sakit parah maka itu diperbolehkan.
“Rasulullah itu fatanah, cerdas betul. Bahwa penyakit apapun yang kalau secara ahlinya mengatakan ‘ini berbahaya jika dikonsumsi’ maka sudah masuk kalimat bayyanah mardhuha (hewan yang sakit),” ungkapnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni