Lamongan Medical Week, Pengobatan Massal di Desa Laladan. Liputan Rahma Ismayanti dan Muhammad Rahman Ramadani Kontributor PWMU.CO Lamongan
PWMU.CO – IDI Lamongan mengadakan pengobatan massal dan pengabdian masyarakat bagi warga Desa Laladan, Kecamatan Deket, Kabupaten Lamongan, Rabu (24/5/2023)
Acara ini merupakan bagian dari serangkaian kegiatan Lamongan Medical Week yang diadakan oleh IDI Lamongan dalam rangka memperingati Hari Bakti Dokter Indonesia yang Ke-115.
Pada acara ini, IDI Lamongan mengikutsertakan Puskesmas Deket, Dokter Spesialis RSUD Dr Soegiri Lamongan dan Dokter Muda FK Universitas Muhammadiyah Surabaya yang sedang menjalani pendidikan profesi dokter di Kabupaten Lamongan.
Acara dibuka dengan sambutan oleh Kepala Desa Laladan, Akhwan. Dia mengatakan, Desa Laladan tiap tahunnya memang sering menjadi destinasi kegiatan bakti sosial, namun pada kegiatan kali ini terdapat sesuatu yang berbeda.
“Karena desa kami dikunjungi langsung oleh dokter spesialis, sehingga warga menjadi begitu antusias untuk ikut serta setelah mendengar kabar ini,” ujar Akhwan.
Beberapa layanan spesialis yang dihadirkan pada pengobatan massal kali ini adalah pemeriksaan telinga, mata, tulang, dan syaraf. Sementara dokter spesialis yang hadir, yaitu: dr Zaki Mubarok Sp THT-KL, dr Hermadi Faried Sp M, dr Ahmad Hannan Amrullah SpOT, dan dr Nikmatul Choiriyah SpS.
Warga yang datang, melakukan pendaftaran terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan menjalani serangkaian pemeriksaan oleh gabungan tenaga kesehatan yang bertugas.
Setelah diperiksa, warga diarahkan ke dokter spesialis yang sudah disesuaikan dengan keluhan masing-masing untuk diberikan obat serta edukasi terkait keluhannya.
Warga Mengaku Sangat Terbantu
Rokani, salah satu warga desa Laladan yang menjadi peserta acara hari ini mengaku sangat terbantu dengan kegiatan pengobatan massal yang diadakan IDI Lamongan hari ini
“Selama ini saya berniat memeriksakan keluhan di lutut saya ke dokter spesialis, tapi karena pekerjaan sehari-hari yang memakan waktu dan kendaraan yang terbatas membuat saya mengurungkan niat. Alhamdulillah, akhirnya hari ini bisa periksa ke dokter spesialis dan mendapat obat gratis, terima kasih dok,” katanya.
Antusias warga dalam mengikuti acara ini terlihat begitu baik, sampai pada pukul 12.00 WIB tercatat jumlah peserta mencapai 186 orang.
Azalika Kansa Namira, salah satu dokter muda yang bertugas mengatakan, terdapat dua keluhan utama yang sebagian besar dikeluhkan oleh warga
“Yaitu nyeri lutut dan mata buram. Kedua keluhan ini kebanyakan telah dirasakan sudah menahun dan semakin memburuk tiap harinya,” ucap Azalika.
Menurutnya, nyeri lutut yang dirasakan warga sebagian besar disebabkan oleh penyakit Osteoarthritis, yaitu penyakit degeneratif (terjadi karena proses penuaan) yang ditandai dengan kerusakan kartilago atau tulang rawan sendi.
“Utamanya di sendi-sendi yang menjadi pusat tumpuan seperti sendi lutut dan panggul,” jelasnya.
Dokter muda Novia Rahmawati menambahkan, keluhan terbanyak lainnya yaitu mata buram yang disebabkan oleh katarak, ini juga merupakan penyakit degeneratif.
“Pada usia tua, kondisi lensa mata akan mengalami kekeruhan yang disebabkan oleh pembentukan protein yang dapat merubah struktur lensa,” paparnya.
Dokter Hannan Sp.OT berharap kegiatan ini dapat menjadi awal bagi masyarakat untuk lebih sadar akan penyakitnya dan bisa meningkatkan kualitas hidupnya.
“Dalam kegiatan pengobatan massal ini, yang tak kalah penting dari pemberian obat adalah bagaimana edukasi kita terhadap pasien dapat dipahami serta diterapkan dengan baik. Selain itu, beberapa warga juga memang dihimbau untuk dirujuk ke rumah sakit, karena membutuhkan penanganan lebih lanjut,” ucapnya. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni