Mencerahkan Peradaban Bangsa dari Ranting Aisyiyah; Liputan Kontributor PWMU.CO dari Kabupaten Sidoarjo Nisrin Adelyna.
PWMU.CO – Sekretaris Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jatim Dr Nur Mukarromah SKM MKes mewakili Ketua PWA pada Seminar “Kepemimpinan Perempuan untuk Memajukan Peradaban Bangsa”, di Auditorium KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Ahad (28/5/23).
Seminar ini merupakan kegiatan pertama yang digelar oleh Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Sidoarjo tidak lama setelah terpilih meskipun belum ber-SK. “Ini adalah contoh yang baik, dimana Aisyiyah tidak ada demisioner kemudian PDA Sidoarjo mengawali program kerja tanpa SK dengan mengadakan seminar ini. Saya sangat mengapresiasi sekali,” terang Nurma, sapaan akrabnya.
Di usia Aisyiyah yang menginjak 106, Nurma mengajak kader Aisyiyah untuk selalu bersyukur terhadap kontribusi Aisyiyah dan berupaya secara istikamah memberikan yang terbaik.
Dimulai dari Ranting
Selain itu, Milad Aisyiyah menjadi momentum refleksi penting atas usaha yang dilakukan Aisyiyah selama ini. Sembari memperbaiki langkah menuju masa depan yang lebih baik.
Sehubungan dengan hal tersebut, seminar ini akan mengupas bagaimana kepemimpinan perempuan untuk bisa mencerahkan keberadaban bangsa. Dimulai dari diri sendiri atau di awali dari ranting.
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UMSurabaya ini membeberkan bahwa serangkaian milad ini bisa memberikan kesadaran peran strategis Aisyiyah dalam mendorong terciptanya peradaban umat. Milad juga diharapkan memberi semangat taawun merawat persatuan dan menebar kebaikan bagi sesama.
Bergeraknya ranting menjadi inspirasi pergerakan cabang. Bergeraknya cabang menjadi inspirasi bergeraknya daerah. Begitu seterusnya hingga pimpinan pusat.
Nurma melanjutkan, menjadi pimpinan Aisyiyah tidak hanya memerlukan energi dan keikhlasan yang luar biasa, akan tetapi juga membutuhkan kemampuan adaptif.
Dia memberikan contoh di tiap daerah memiliki local wisdom yang berbeda. Bahkan cabang dan ranting pun berbeda-beda. Sehingga dibutuhkan keluasan hati untuk bisa menjadi pemimpin di daerah.
Kolektif Kolegial dan Keikhlasan
Mengutip Ali Imran ayat 159, Nurma menjelaskan bahwa seorang pemimpin juga perlu memiliki sikap yang lemah lembut, rendah hati, sikap ramah, dan mengendalikan amarah.
Tantangan di luar sana begitu berat, seorang pemimpin harus bisa memaafkan dan memohonkan ampun orang-orang yang memusuhi kita. Bermusyawarah dalam urusan apapun. Lalu bertekad untuk melaksanakan hasil musyawarah. Setelah itu bertawakal kepada Allah.
Tiga kriteria pemimpin menurut Nurma yaitu berakhlak mulia, mempunyai komitmen, dan mempunyai kompetensi. Dari tiga kriteria itu dibutuhkan semangat, tanggung jawab, berintegrasi, memiliki solidaritas yang tinggi, dan peduli terhadap lingkungan.
Dalam pesannya, wanita berkacamata ini menyampaikan betapa beratnya menjadi seorang pemimpin. Beraisyiyah harus dilakukan secara kolektif kolegial disertai ikhlasan dan mengharap ridha Allah agar ke depannya roda kepemimpinan PDA Sidoarjo lebih ringan. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.