Sekretaris PDM Lamongan Ini Menangis saat Mengisi Kajian di Bojonegoro. Liputan Gondo Waloyo, Kontributor PWMU.CO Lamongan
PWMU.CO – Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan Jawa Timur, Dr Piet Hizbullah Khaider MA, mengisi undangan ceramah Ahad pagi di Masjid at-Taqwa Jalan Teuku Umar Bojonegoro, Ahad (28/5/2023).
Kegiatan rutin tiap Ahad pagi ini dihadiri ribuan jamaah dari warga sekitar Kota Bojonegoro, bahkan dari Sumberrejo dan Padangan. Seluruh jamaah memadati ruang masjid lantai dua, hingga peserta juga meluap sampai tangga.
Leny Marlena dan Fristida Yusfiatanti, warga Badug Sumuragung Sumberejo mengaku rutin mengikuti kajian Ahad Pagi ini. “Alhamdulillah usai dibuka kembali pasca Covid, kita selalu hadir disini,” aku Leny dan Fristida yang kakak beradik ini.
Ketua panitia kegiatan Ahad Pagi, Drs H Husin Ahmadi, merasa bangga dengan antusias warga Muhammadiyah Bojonegoro terhadap kajian yang diadakan sejak Tahun 1999 ini.
“Pengajian Ahad Pagi Masyarakat Madani ini, alhamdulillah tetap rutin diadakan kecuali saat ada Covid. Selama 2 tahun terhenti di Tahun 2020-2022,” jelas Dewan Pembina Ma’had MBS Bojonegoro ini.
Ustadz Piet Hizbullah, dalam ceramahnya mengajak jamaah pengajian untuk setia terhadap kebaikan. Kebaikan yang bermakna kebermanfaatan telah disinggung dalam QS Al Hajj ayat 77.
“Ayat ini dilandaskan pada hadist nabi yang berbunyi khairun naas anfuuhum linnas (HR Ibnu Hibban,” papar Ustadz Piet yang juga Ketua STIQSI Lamongan ini.
Kisah Kiai Dahlan Berobat di PKO
Tentang kebermanfaatan, Ust Piet Hizbullah lalu menceritakan kisah KH Ahmad Dahlan yang berobat di PKO. Kiai Dahlan ngotot tetap mau bayar, meskipun sudah dicover pembayarannya oleh direktur PKO saat itu.
“KH Ahmad Dahlan merasa PKO ini milik umat, tidak sepatutnya dia digratisi, meskipun Ahmad Dahlan adalah pendirinya,” cerita Piet sambil menahan isak tangis.
Jamaah yang hadir di pengajian Ahad pagi itu pun dibuat tak berkutik, saat melihat Ustadz Piet suaranya terdengar serak lagi parau saat memberi cerita keteladanan.
Ketua Umum DPP IMM tahun 2001-2003 mengaku sering menangis saat cerita keteladanan nabi Muhammad dan tokoh Muhammadiyah.
“Kisah-kisah inspiratif memang penting diceritakan, untuk diambil hikmahnya, dan kita akan merasa bahwa perjuangan kita ini belum apa-apa,” paparnya.
Ustadz Piet menyerukan kebermanfaatan harus dilandasi ketundukan kita kepada Allah, karena nabi Muhammad sangat menghormati orang yang bermanfaat dengan dasar kapatuhan dan keikhlasan, meskipun kepada marbot Masjid atau tukang sapu.
Alfan Yanuar, jamaah asal Kuncen Padangan merasa terbawa perasaan (baper) dan ingin turut menangis saat dikisahkan cerita KH Ahmad Dahlan.
“Aku meh kudu nangis, nek cerita sangat menyentuh perasaan. Saya selalu ingin menangis, jika diceritakan tentang yang menyentuh perasaan,” ujarnya. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni