Puisi Anwar Abbas Ajak Umat Kritis pada Penguasa; Liputan Fajar llhamil Wahyu, Kontributor PWMU.CO Gresik
PWMU.CO – Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik, Jawa Timur menyelenggarakan Tabligh Akbar Semarak Pramusycab Muhammadiyah dan Aisyiyah Kecamatan Gresik di Masjid Taqwa Perguruan Muhammadiyah Gresik, Ahad (28/05/2023).
Acara ini mengundang pembicara Ketua Pusat (PP) Muhammadiyah Dr H Anwar Abbas MM MAg, Tampak Masjid Taqwa dipenuhi warga Muhammadiyah se-Kecamatan. Mereka sangat antusias mendengarkan ceramah tokoh Muhammadiyah yang terkenal kritis terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah itu.
Dalam pidatonya Anwar Abbas mengatakan sebagai orang Muhammadiyah, kalau pemerintah itu benar tentu kita harus dukung, tapi kalau pemerintah itu salah jangan diam. “PCM Gresik harus tampil, bersuaralah!” ujarnya.
“Apalagi saya juga orang Muhammadiyah. Muhammadiyah itu selain gerakan Islam ia juga gerakan amar makruf nahi mungkar. Itulah yang membuat saya terpanggil dan merasa berkewajiban untuk mengingatkan rezim yang sedang berkuasa,” tandasnya.
Menurutnya hari ini mencari orang yang mau bicara tentang kebenaran seperti mencari rambut putih di kepala anak muda usia milenial.
Buya Anwar, sapaannya, lalu mengutip Imam Ghazali yang pernah berkata, “Masyarakat akan rusak kalau pemimpinnya rusak. Pemimpin akan rusak kalau ulama atau cerdik cendekia itu tidak berani lagi menyampaikan kebenaran kepada sang penguasa.”
Di sela pidatonya dia membacakan sebuah puisi untuk memotivasi peserta, berikut isi puisinya:
Negara Bangsa Pancasila dan Posisi Kita
Teruslah bersuara walau mereka yang berkuasa terus mencerca
dorongan kita dalam berbangsa dan bernegara sudah jelas yaitu Pancasila dan UUD 1945
kalau kebijakan dan aturan mereka buat sesuai dengannya tentu kita akan mendukungnya
tapi kalau bertentangan maka kita harus mengoreksi dan meluruskannya
Bagi kita, negara yang kita bela dan pertahankan itu sudah jelas maksud dan tujuannya
yaitu untuk menyuluh mencerdaskan dan menyejahterakan seluruh rakyatnya
sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila
di mana sila pertama dan yang utama dari kelimanya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa.
Untuk itu semua orang yang dipercaya mengurus negara ini harus tunduk dan patuh kepada konstitusi yang ada
yang menentangnya harus kita ikat kaki dan tangannya agar maksud dan tujuan yang mulia dari negara ini tetap terjaga dan terpelihara
serta terimplementasi dalam hidup dan kehidupan keseharian sejati kita
di dalam negara Indonesia yang sama-sama kita cinta
Di akhir pidato dia berpesan, “Saya ini terus terang sudah saatnya istirahat bicara. Saya ini sudah tua, tapi sulit saya saat ini mencari anak muda untuk menggantungkan harapan. Anak-anak muda yang vokal-vokal, yang cerdas-cerdas itu sudah ‘dicaplok’ oleh penguasa.”
Wiwit Dwi Wahyu salah satu peserta tabligh akbar mengungkapkan sangat bersemangat mengikuti tabligh akbar ini. “Sebab Anwar Abbas adalah salah satu idola saya. Saya mengikuti acara sampai selesai walau kawan-kawan saya ada yang membujuk untuk pergi sebelumnya,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni