PWMU.CO– Smamita nobar (nonton bareng) film Buya Hamka di CGV Marvell City Jalan Ngagel Surabaya, Senin (29/5/2023).
Nobar SMA Muhammadiyah 1 Taman Sidoarjo diikuti oleh seluruh siswa kelas X dan XI. Sebanyak 450 siswa dan guru menuju Marvel City Surabaya.
Sebelum Smamita nobar, siswa mengerjakan satu mata pelajaran sejarah Indonesia pada ujian penilaian akhir tahun (PAT). Tepat pukul 08.30 WIB berangkat menuju Marvel City.
Pukul 09.00 siswa Smamita tiba di tujuan dan memasuki studio sesuai tiketnya. Ada tiga studio yang disediakan oleh CGV. Sebelum pemutaran film Buya Hamka ada sambutan dari Kepala SMA Muhammadiyah 1 Taman Edwin Yogi Laayrananta,M.I.Kom kemudian pemutaran film dimulai pukul 10.00 WIB.
Nobar ini merupakan bagian dari program Ismuba. Kegiatan ini bertujuan sebagai ujian penilaian akhir tahin (PAT ) semester genap untuk mata pelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.
Film ini menarik bagi siswa Muhamamdiyah karena mengangkat kisah hidup dari tokoh ulama sekaligus sastrawan Buya Hamka, Dia sastrawan yang telah melahirkan beberapa karya seperti Di Bawah Lindungan Kakbah dan Tenggelamnya Kapal van Der Wijk serta Tafsir Al Azhar. Buya Hamka juga pernah menjabat sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Dalam film tersebut menceritakan kehidupan Hamka saat menjadi pengurus Muhammadiyah di Makassar hingga berhasil memajukan organisasi. Ia juga mulai menulis sastra koran dan ceritanya disukai pembaca sampai akhirnya pindah ke Medan dan diangkat menjadi pemimpin redaksi majalah Pedoman Masyarakat.
Hingga keluarga Hamka mulai terguncang ketika anaknya meninggal karena sakit. Kemudian usahanya dalam pendekatan kepada Jepang malah dianggap sebagai penjilat sampai diminta mundur sebagai pengurus Muhammadiyah.
Risky Dwi Nurhidayah Putri, siswa kelas X IPA 3, menyampaikan,”Filmnya seru, nggak sabar nunggu volume berikutnya dan banyak sekali pelajaran hidup yang bisa kita ambil dari kisah ini.”
Miftahol Jannah, MPd, ketua pelaksana dan koordinator Ismuba, mengatakan, kegiatan nobar film ini sangat bermamfaat buat anak-anak sebagai wadah belajar di luar kelas. ”Jadi belajar itu esensinya bisa di mana saja, kapan saja dan di mana saja,” ujarnya.
Setelah Smamita nobar, siswa mengerjakan soal ujian dalam bentuk google form yang berkaitan dengan film di atas.
Penulis Erna Mufidah Editor Sugeng Purwanto