Siswa Smamsa Jadi Khatib Jumat, Ini yang Disampaikan, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Chilmiyati
PWMU.CO – Hikmah shalat untuk meningkatkan kualitas ketakwaan menjadi tema khutbah Jumat siswa SMA Muhammadiyah 4 Sidayu (Smamsi) Gresik Jawa Timur di Masjid Ad-Dakwah, Jumat (2/6/23).
Pembina Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Farid Muarraf SPd bersama guru dan karyawan mendampingi para siswa melaksanakan shalat Jumat. Adapun yang menjadi petugas shalat Jumat adalah: muadzin Fery Kurniawan (siswa kelas Fase E), imam: Moh dani Irfan (siswa kelas Fase E), dan khatib Muhammad Alim Muzakki (siswa kelas XI IPS).
Dalam khutbahnya, dia menyampaikan ada beberapa dalil-dalil yang menjelaskan hikmah shalat sebagai bentuk ketakwaan, di antaranya: pertama, untuk mengingat Allah pada hakikatnya, shalat mengajarkan kita sebuah komunikasi yang intens antara makhluk dengan sang Khalik, serta adanya penghambaan.
“Sepenuhnya terhadap Allah, zat yang mengatur segala yang ada di dalam semesta ini, karena shalat sebagai amalan utama untuk mendekatkan diri kepadanya.”
Allah berfirman dalam Surat Thoha ayat 14, “Sungguh, aku ini Allah, tidak ada Tuhan selain aku, maka sembahlah aku dan laksanakanlah salah untuk mengingatkan aku.”
Zakki menjelaskan tujuan shalat adalah agar setiap hambanya senantiasa selalu berdzikir kepada kepada Allah. Arti berdzikir di sini adalah selalu mengingat Allah dimanapun dan kapanpun. Ketika hati kita selalu mengingat Allah membuat jiwa kita menjadi tenang dan tentram.
Kedua, Shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar. Dan dirikanlah shalat. Sesunggunya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar. Allah memerintahkan hamba-nya untuk shalat. Shalat memiliki banyak manfaat. Di antaranya adalah seseorang akan terhalangi dari perbuatan keji dan munkar.
Keji dan Munkar
Zakki menjelaskan shalat mampu menghindarkan kita dari perbuatan keji dan munkar. Ini berarti jika shalat kita baik, benar dan khusuk, hal tersebut membuat nurani kita paham akan segala larangan yang diperintahkan untuk tidak dilakukan yang bisa disebut dengan kualitas ketaqwaan seseorang.
Ketiga, shalat dapat mengajarkan kerukunan sesama umat manusia. Shalat mengajarkan kerukunan sesama manusia. Hal ini terdapat pada pada bacaan salam sebagai doa keselamatan kepada sekitar kita, baik yang dikenal maupun tidak.
Hal ini sesuai dengan hadist Nabi yang berbunyi, Muslim yang baik adalah orang memberikan keamanan orang lain dari gangguan ucapan dan tangannya, serta orang yang hijrah adalah yang meninggalkan larangan-Nya.”
“Muslim yang taat menjalankan perintah agama selalu menjaga perkataan serta perilakunya agar tidak menyakiti orang lain, serta berusaha menjauhkan diri dari sikap yang tidak diridhai oleh Sang Maha Pencipta,” pesannya.
Keempat, shalat dapat mempersatukan umat Islam. Shalat mempersatukan umat Islam di seluruh dunia, terbukti orang yang salat pasti menghadap kiblat. Hal ini sebagai titik persamaan semua manusia meski berbeda ras, budaya, suku bangsa.
Sungguh ajaran Islam sangat mulia tidak hanya mengajarkan urusan spiritual saja, namun masalah kehidupan sehari-hari mulai masalah kebersihan sampai masalah persatuan di masyarakat. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Shalat berjamaah lebih utama dibandingkan shalat sendirian dengan dua puluh derajat.“
Kelima, shalat dapat kempertajam Kepekaan sosial. Pada hakikatnya ibadah shalat yang dilakukan umat Muslim tidaklah semata-mata hanya membangun hubungan dengan Allah SWT, melainkan lebih dari itu bisa membentuk jiwa kepekaan sosial.
Bagi imam, ketika menjadi seorang imam janganlah terlalu lama dan jangan dalam bacaan shalatnya. Ketika menjadi imam lalu membaca surat yang sangat panjang. Seorang imam harus mengerti kondisi setiap makmumnya.
Bisa jadi yang menjadi di antara yang menjadi makmum itu ada orangtua yang tidak kuat berdiri lama, ada yang sakit-sakitan, atau ada seorang pedagang, ada ibu-ibu yang mempunyai anak bayi, dan lainnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, bagi imam selain harus berilmu dan memiliki rasa takut kepada Allah SWT juga harus mengetahui kondisi makmumnya.
Berbeda jika shalat dilakukan sendiri. Semisal ketika shalat sunnah. Maka boleh untuk memperpanjang bacaan shalat seperti membaca Surat al-Baqarah dari awal hingga akhir atau pun lainnya. Marilah, ajaknya, kita senantiasa melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Sebagai komitmen taqwa kita kepada Allah SWT.
“Hal tersebut membuat nurani kita paham akan segala larangan yang diperintahkan untuk tidak dilakukan.”
Itulah bentuk kualitas ketaqwaan seseorang. Karena kualitas ketaqwaan seseorang akan selalu menjaga hati, lisan dan perbuatan dari niat menyakiti dan mendzalimi seseorang. Salah satu rukun Islam ialah perintah untuk menjalankan shalat. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.