PWMU.CO – Suguhan pemandangan pantai yang indah dengan lingkungan yang asri mempu mengurangi kepenatan rombongan safari dakwah dari Muhammadiyah Jawa Timur. Sebab, perjalanan menuju medan dakwah, ke kompleks Perguruan Muhammadiyah Jalan Jatayu 18 C Buleleng, Bali terbilang cukup melelahkan. Karena jarak yang ditempuh cukup jauh.
Setelah menyebrang ke pulau Bali, rombongan berfikiran bahwa lokasi Pengajian Ahad Pagi sudah dekat. Hanya sejauh 26 kilometer lagi. Ternyata, setelah sampai di kilometer 26, tiba-tiba telephon seluler Nadjib Hamid berdering. Dikabarkan bahwa perjalanan masih jauh. Yakni, masih 58 kilometer lagi. Sontak semua rombongan pun tertawa. ”Dinikmati saja perjalanannya. Ya sepanjang jalan ini lah rekreasinya,” ujar Wakil Ketua PWM Jawa Timur menghibur rombangan.
(Baca: Banyak Masyarakat Jadi Korban Ketidakadilan karena Kepemilikan Tanah Tak Dibatasi)
Akhirnya, rombangan pun sampai di Seririt. Di sana, rombongan telah ditunggu oleh Ustad Ubaidillah, sang pemandu jalan. Karena lokasi pengajian masih berjarak sekitar 2 kilometer lagi. Dengan keramahannya, Ubaid mengantar rombangan sampai ke lokasi. Sebelumnya, alumni Persis Bangil ini membawa rombongan untuk bersilaturrahmi dengan Bu Lela, keluarga Muhammadiyah asli Buleleng, Bali. Di rumah Bu Lela, rombongan Muhammadiyah Jatim pun disuguhi sarapan nasi kuning khas Bali. Sambutan khusus ini merupakan bentuk penghormatan. Karena datang saudara muslim dari Jawa.
Keramahan dan semangat mengembangkan dakwah ini menggambarkan bahwa sebagai minoritas tidak membuat dakwah kendur. Bahkan, semakin berlipat ganda. ”Inilah Indahnya persaudaraan sesama muslim. Bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah,” kenang Uzlifah, salah seorang peserta safari dakwah Muhammadiyah Jatim. (aan)