PCIM-PCIA Malaysia Mendapat Pembekalan dari PP Muhammadiyah; Liputan Mundzirin Mukhtar
PWMU.CO – Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) dan Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiyah (PCIA) Malaysia periode 2023-2025 mengadakan pembekalan, Mini Auditorium, International Islamic University Malaysia, Gombak, Selangor
Acara yang digelar , Sabtu (3/6/2023) pukul 10.30-18.00 ini diikuti oleh segenap anggota PCIM dan PCIA
Ketua PCIM Malaysia Muhammad Ali Imron Lc MA mengatakan pembekalan dari Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah senantiasa diberikan sejak pelantikan pertama tahun 2007. Menurutnya, pembekalan ini penting sebagai bagian dari usaha untuk menyegarkan kembali arah kepemimpinan dalam PCIM dan PCIA Malaysia.
Dia berharap, selain dapat mencerahkan, acara ini juga dapat memberikan arahan kepada anggota PCIM dan PCIA yang baru, sehingga dapat berjalan seiring dengan PP Muhammadiyah dan PP Aisyiyah.
“Oleh karenanya, kehadiran tokoh dari PP Muhammadiyah dan Aisyiyah memang sangat diharapkan,” katanya.
Dia menambahkan sebagai ujung tombak dalam usaha internasionalisasi Muhammadiyah sekaligus perwakilan Muhammadiyah di luar negeri, PCIM-PCIA Malaysia telah memiliki 10 Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) dan 5 Pimpinan Ranting Istimewa Aisyiyah (PRIA). Dia berharap jumeau ini dapat terus bertambah.
Penasihat PCIM Malaysia, Assoc Prof Sonny Zulhuda, menegaskan setiap majelis dan Lembaga memiliki tugas vital masing-masing tetapi mesti berjalan bersama-sama, sehingga dapat berjalan jauh dan sukses.
Selain itu, dia juga berpesan agar warga Muhammadiyah Malaysia jangan sampai lupa untuk menjadikan Muhammadiyah sebagai salah satu identitas yang perlu di bawa ke mana-mana. “Menganggap Muhammadiyah sebagai keluarga dengan visi dan misi yang sama,” pesannya.
Ketua PP Muhammadiyah dr Agus Taufiqurrahman SpS MKes mengingatkan salah satu tujuan Muhammadiyah adalah menggembirakan orang dalam berislam, sehingga wajar jika bermuhammadiyah itu bergembira.
“Kakau bermuhammadiyah itu kok kelihatan kusut, tidak bergembira, berarti salah,” ungkapnya.
Agus mengatakan, adapun cara menggembirakan Islam di antaranya adalah dengan mengentaskan dari kemiskinan dengan memberi santunan, dari kebodohan, memberikan pendidikan.
“Intinya berislam dengan menggembirakan, tidak dipersulit. Dan itu mesti diwujudkan dengan cara bersyarikat yang diikat dengan rasa kekeluargaan,” tutur dia. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni