6 Strategi Kawal Generasi Milenial Bijak Bermedsos di Halaqah Ummahat SD Mugeb Gresik, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Fatma Hajar Islamiyah
PWMU.CO – Tim Bidang Pembiasaan dan Pembinaan Karakter SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik berkolaborasi dengan Ikatan Wali Murid (Ikwam) SD Mugeb menggelar Halaqah Ummahat, Jumat (26/05/23).
Kajian perdana yang menghadirkan motivator nasional Ir Misbahul Huda MBA yang membahas strategi mengawal generasi milenial ini dilaksanakan di Masjid Al-Khoory KH Faqih Usman Kampus Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG).
Dalam pertemuan pagi itu, Misbahul Huda mengajak 203 wali siswa SD Mugeb yang hadir untuk mendasarkan pola pendidikan anak pada nilai spiritual. Karena mengasah ketahanan jiwa dan pengendalian spiritual seseorang harus dimulai sejak dini sehingga melekat pada diri mereka.
“Nilai spiritual harus menjadi yang utama diajarkan, karena spiritual itu bekal jangka panjang bagi anak dan relevan dengan dinamika kehidupan,” tegasnya.
Dia menyebutkan enam strategi dalam mengawal generasi milenial agar bijak bermain sosial media. Enam hal tersebut ia rangkum dalam sinergi pendidikan di era digital, di antaranya, pertama The Spirit of Ihsan.
“Mendidik anak untuk terbiasa dengan sifat ihsan. Senantiasa tergerak untuk bermanfaat bagi sesama. Kekuatan ihsan akan menjadikan anak sebagai pribadi dengan social skill yang adaptif dan dapat diterima oleh lingkungan di mana dia berada. Sehingga dia akan menjadi pribadi yang tangguh dan memiliki prinsip yang kuat dalam kondisi kehidupan yang terus berubah.”
Kedua, bijak berteknologi. Mencegah sama sekali anak untuk berinteraksi dengan teknologi di masa ini adalah hal yang mustahil. Tetapi mengajarkan kebijaksanaan dalam menggunakannya akan membantu anak untuk mendapatkan kemudahan-keudahan yang ditawarkan oleh teknologi saat ini.
Ketiga, temukan passion. Kenali dan temukan passion anak. Pertama, amati apa yang ia sering bicarakan. Kedua, perhatikan kesukaannya. Ketiga, lihatlah apa yang kerap dibeli. Keempat, ketahui apa yang sedang menjadi hal terdekatnya.
“Lebih jauh apa yang secara ekspresif anak-anak ungkapkan itu dekat dengan passion mereka. Maka diskusikan hal tersebut dan bantu ia mengeksplorasi passion yang dimiliki.”
Keempat, kreativitas tanpa batas. Mencoba itu selaras dengan jiwa anak. Maka orangtua dapat mengajak mereka melihat dari prespektif yang bermanfaat tentang apa yang ingin mereka coba. Bantu ia untuk mengasah kreativitasnya.
Kelima, orangtua lebih baik. Menurut Misbahul Huda, tantangan pendidikan anak jaman sekarang seperti deret ukur (deret yang perubahan sukunya berdasar perkalian bilangan tertentu) sedangkan kesiapan orangtua seperti deret hitung (perubahan sukunya berurutan atau tetap).
“Artinya kesiapan orangtua perlu dipercepat sehingga tidak tertinggal oleh tantangan yang sudah berkali-kali lipat. Agar gap antara tantangan dan kesiapan tidak terlalu jauh atau minimal setara.”
Keenam, sinergi sekolah dan keluarga. Poin keenam perlu menjadi perhatian bersama. Orangtua sebagai keluarga dan sekolah harus sama-sama terbuka tentang kondisi anak. Tidak perlu saling menutupi kekurangan, karena kekurangan seharusnya diminimalisir bukan untuk disembunyikan.
“Maka, orangtua dan guru harus berhati lapang untuk saling berdiskusi dan bersinergi dalam mendampingi tumbuh kembang anak.”
Enam hal tersebut mari diikhtiarkan bersama. Ayo, ajaknya, kita temukan dan lejitkan anak kita pada prestasi masing-masing. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.