Muhammadiyah Tak Akan Menganakemaskan atau Menganaktirikan Parpol Tertentu; Liputan M. Yazit Nurkhafidhi
PWMU.CO – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr dr Sukadiono MM mengemukakan lima doktrin bermuhammadiyah, termasuk dalam soal politik praktis.
Hal itu dia sampaikan pada acara pembukaan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur di Hotel Aston, Gresik, Ahad (4/6/2023).
Lima doktrin itu ialah: tauhid, menggerakkan pencerdasan, mobilisasi amal usaha, taawun alal birri wataqwa, dan menjauhi politik praktis. “Tetapi tidak bisa dinafikan, bahwa peran-peran politik itu sesungguhnya sangat dibutuhkan persyarikatan Muhammadiyah” tambahnya
Dia melanjutkan, secara organisatoris kita tidak akan menjadikan Muhammadiyah itu untuk terjun menjadi politik praktis, tetapi kita sebagai personal tetap diwajibkan untuk melakukan peran-peran politik yang tentunya melalui partai-partai politik yang sudah ada dan disahkan oleh negara.
Jadi, jelasnya, menjaga jarak yang sama dengan semua partai politik itu menjadi kebijakan dari pimpinan Persyarikatan. Tidak mungkin kita menganakemaskan satu partai politik kemudian menganaktirikan partai-partai politik yang lain.
“Kita lebih cenderung melihat secara personal, tidak melihat dia partainya apa tetapi kita melihat bagaimana peran dan kontribusinya terhadap Persyarikatan Muhammadiyah,” tegasnya.
“Selanjutnya kita menginventarasi calon-calon anggota legislatif di semua tingkatan yang tentu dilihat dari kredibilitas dan kontribusinya selama ini terhadap Persyariakatan Muhammadiyah baik melalui organisasi otonomnya, melalui majelis lembaganya, maupun pimpinan Persyarakitan,” terangnya
Jadi, lanjutnya, kalau kemudian kontribusi kepada Persyarikatan jelas ya itu kader yang kita dukung tanpa melihat kader itu berasal dari partai apa. Tetapi kita tidak kemudian mengatasnamakan Muhammadiyah untuk dukung-mendukung apalagi kaitannya dengan pemilihan presiden dan wakil presiden nanti. Tidak mungkin simbol-simbol Persyarikatan untuk mendukung salah satu calon presiden dan wakil presiden.
Suko, panggilan akrabnya, menyadari bahwa kepemimpinan yang sukses salah satu indikatornya adalah empowering. Jadi memberdayakan semua komponen yang ada di Persyarikatan Muhammadiyah baik itu organisasi otonomnya, entah itu unit pembantu pimpinan Persyarikatan, baik majelis maupun lembaga.
Dia sangat sepakat apa yang telah dilakukan oleh LHKP, karena pimpinan Persyarikatan ingin memberdayakan dan memberikan peran kepada lembaga majelis yang ada di Pimpinan Wilayah Muhammadiyah di Jawa Timur.
Navigator Politik
Rektor Muhammadiyah Surabaya itu senang dengan tema Rakerwil yaitu LHKP sebagai Navigator Politik Muhammadiyah dalam Pemilu 2024, karena ini ada kaitannya dengan politik dan kebijakan publik.
Dia menjelaskan bahwa navigator itu akan memberikan masukan atau bahan dan sudah tahu petanya tetapi eksekutor tetap ada pimpinan Persyarikatan. “Sehingga dengan peran LHKP sebagai navigator maka pimpinan Persyarikatan dalam hal ini PWM akan mendengarkan dan tidak mungkin LHKP sebagai navigator akan njumplungno pimpinan persyarikatan,” jelasnya
Selanjutnya dia menerangkan bahwa politik itu gampang-gampang susah karena politik itu adalah passion. Orang kalau tidak passion-nya di politik tidak akan bisa, oleh karena itu tidak bisa dipaksakan kalau passion-nya tidak di politik.
“Dan politik itu tidak boleh mangkel-mangkelan. Karena tidak ada lawan abadi dan tidak ada kawan abadi. Kalau berpolitik itu mangkel-mangkelan malah tidak akan jadi apa-apa,” ujarnya.
“Pimpinan persyarakitan akan mendukung kader-kader terbaik Muhammadiyah untuk berkiprah di dunia politik dari partai politik manapun dan tetap memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara serta Persyarikatan Muhammadiyah,” harapnya
Di akhir sambutannya dia menegaskan bahwa tidak ada merah, putih, hijau, biru, kuning. Yang penting bagaimana kontribusi secara personal terhadap Persyarikatan Muhammadiyah.
“Itu kader yang akan kita dukung, dan sekali lagi secara organisasi, Muhammadiyah jangan dibawa untuk dukung-mendukung kaitannya dengan pemilihan presiden yang akan datang,” pesannya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni